Kamis, 05 April 2018

masa kritis pada abad ke-21

Schadenfreude terjadi karena rasa harga diri (self-esteem) yang rendah. Seringkali orang melakukan itu untuk memboosting rasa harga dirinya.
Sayangnya banyak orang2 yg menjadikan itu hanya sebagai jargon pendongkrak self-esteem padahal senyatanya sedang kehausan.
Inilah alasan mengapa orang mengejar kesuksesan, mendewakan uang, tahta, kuasa, wanita. Semua dalam rangka untuk membooster harga-dirinya. Masyarakat yang sakit turut menciptakan mentalitas ini. Senyatanya yang dituhankan adalah materi dan kesuksesan, tapi mana mau mengakui bahwa bukan Tuhan yang sebenarnya mereka muliakan???
Tapi karena ilusi ego yang sangat licik, maka sungguh sulit untuk menyadari kenyataan sederhana seperti ini.
Ddefinisinya: perasaan puas / gembira bila melihat orang lain dalam kesusahan, kondisi yg tidak menguntungkan, atau berada dalam posisi lebih rendah darinya. Kata lain yang hampir mirip adalah Gloating, yaitu : bernyaman dalam kesuksesan dirinya di atas ketidak beruntungan orang lain.  Merasakan diri sebagai 'baik' atau 'pahlawan' sementara kenyataannya banyak orang semakin kesusahan karena 'pertolongan'nya.
Mungkin anda baru pertama kali ini mendengar istilah ini. Tapi hal inilah yang membuat orang baik melakukan kekerasan / kejahatan tanpa disadarinya. Sistim cultural, pendidikan dan pandangan kehidupan yang dangkal (tidak realistis) menyebabkan orang berlomba-lomba menjadi baik secara superficial (kulit permukaan), dan untuk menuju perasaan harga diri (self-esteem) nya tersebut, ia merepresi agresifitasnya yang kemudian muncul secara subliminal dalam tindakan-tindakan “politically correct” atau "religiously correct" yang menikam dan merusak pihak lain.
Ini hanya mungkin terjadi apabila manusia mengalami pendangakalan jiwa sehingga antara apa yang ada dalam kesadarannya (consciousnessnya) berbeda berbeda, terpecah bahkan bertolak-belakang dengan apa yang ada pada bawah sadarnya (sub-consciousness). Peran agama-agama politis dalam proses pendangkalan ini tidak dapat dipungkiri. Hal inilah yang menyebabkan kekerasan demi kekerasan selama abad terakhir ini. Dimana manusia berusaha memperbaiki system kehidupannya melalui budaya, system politis dan sains/teknologi, tetapi selalu hanya sedalam apa yang tampak / kasat mata belaka. Apa yang tidak tampak (tersembunyi di dalam) tetap busuk , agresif dan jahat.
Usaha-usaha menutupi kebusukan, keagresifan dan kejahatan itu dengan bungkusan yang baik dan indah, itulah per definisi adalah motif dari penciptaan Simulacra. Dimana tujuan akhirnya adalah penguasaan penuh dan eksploitasi bagi manusia satu di atas yang lainnya melalui system yang “dipermuliakan” sedemikian rupa untuk dipuja-puja, sehingga yang melanggarnya dianggap secara social maupun politis layak untuk dihakimi dan dihukum. Segala sesuatu yang real di’bunuh’ untuk digantikan dengan jargon-jargon indah atas nama moral/akhlak, ketertiban, keadilan, efisiensi, efektifitas, disiplin, hukum bahkan atas nama Tuhan! Inilah yang menjadi penyebab kanker kehidupan dunia yang mencapai masa kritis pada abad ke-21 ini. Manusia tidak bisa menghindar lagi, atau punah melalui suatu cara yang sangat mengerikan.
Bila kitab-kitab kuno agama menuliskan deskripsi akhir jaman, inilah persoalannya. Hanya saja mereka menyebut kejahatan itu dengan istilah ‘iblis’ atau ‘syaiton’ padahal sebenarnya adalah bawah-sadar manusia yang egois dan semakin membusuk dalam segala kepalsuannya. Tidak heran bila lingkup efeknya meluas dan mendalam ke segala aspek kehidupan. Lihat saja dari persoalan ketimpangan system moneter hingga persoalan LGBT yg meruak akhir-akhir ini. Semua persoalan dan ‘penyakit sosial’ itu bukan muncul tiba-tiba dari langit, tetapi merupakan akibat dari proses pembusukan kesadaran manusia selama ribuan tahun : diluar terlihat baik, tapi jahat di dalamnya;
dari luar tampak mengulurkan pertolongan, tapi menghisap diam-diam;
tangan kanan membelai-belai, tapi tangan kiri menikam dari belakang;
Lidah ular bercabang dua; madu tapi racun.
Inilah yang selama berabad-abad dicoba untuk diutarakan kepada public oleh tokoh-tokoh seperti J.Krishnamurti, Ki Ageng Surya Mataram, dsb. Mereka pada dasarnya menggugat kemajuan peradaban yg dialami manusia : bahwa dibalik apa yang disebut perbaikan / kemajuan sebetulnya secara psikologis kejiwaan manusia tetap biadab, agresif, manipulative, eksploitative, dsb. Tidak lain adalah dikarenakan Schadenfreude / Gloating seperti disinggung diatas : manusia berlomba-lomba berbuat ‘kebaikan’ dengan cara menindas yang lainnya; berebut berbuat ‘pahala’ dengan cara saling menjatuhkan. Karena melalui 'kebaikan' ia mendapat keuntungan status dalam persaingan sosial; tapi bagaimana kalau sistem sosial itu adalah sistem sosial yang korup (manipulatif)?
Oleh karena itu sudah sangat jelas, mengapa agama-agama politis itu begitu menentang kedalaman spiritual, penyelidikan batin dan hal-hal yang berbau meditative. Karena melalui penyibakan hal-hal yang disembunyikan di dalam batin manusia itu akan dapat ditemukan berbagai macam kebusukan yang merupakan akar dari semua ‘kebajikan’ yang menindas umat manusia selama ribuan tahun.
Mengapa bisa demikian?
Tidak lain tidak bukan karena manusia dididik hanya melalui dogma-dogma dan serangkaian permainan antara iming-iming (harapan) dan ancaman (penakut-nakutan). Dalam agama-agama tertentu, neurosis (kecemasan) manusia terhadap kehidupan dan kematian tidaklah diselesaikan, tetapi justru dipakai untuk memperalat dan mengikat umatnya sendiri. Tentu saja neurosis itu tidak ditampakan di permukaan karena tidak menguntungkan secara marketing, tetapi neurosis yang terepresi ke dalam bawah sadar itu menjadi sebuah daya besar yang sungguh jahat merembes keluar melalui ‘kebaikan-kebaikan’ dan segala macam alasan yang politically-correct atau religiously-correct.
Kalau diatas sudah saya katakan bahwa Schadenfreude / Gloating ini adalah merasakan diri sebagai 'baik' atau 'pahlawan' sementara kenyataannya banyak orang semakin kesusahan, sebenarnya inilah esensi dari apa yang disebut NWO (New World Order), yaitu : melalui lengan2 gurita kekuasaannya kaum elite penguasa dunia hendak "mengatur" dunia untuk menuju "ketertiban" versi dirinya dengan menggunakan segala macam perangkat sistem, keorganisasian maupun teknologi sehingga 'mengatur' dan 'mengawasi' setiap langkah gerak-gerik manusia dalam sistem komputerisasi-biometric. Ini namanya adalah pembunuhan hak asasi dan kebebasan manusia.
Perhatikan bahwa Tuhan memberikan ruang gerak yang lapang kepada manusia untuk berproses dan memahami hidup melalui kesalahan-kesalahannya; tetapi rupanya manusia ingin 'playing GOD' dimana tidak memberi ruang kepada sesamanya untuk mengeksplorasi kehidupan menurut panggilan hidupnya sendiri.
Bukankah disini mereka hendak mengikat tangan dan kaki manusia melalui sistem/hukum. Sekalipun dengan technological-tyranny mungkin hasilnya adalah ketertiban secara fisik yg tampak dikulit permukaan, tetapi apakah cara ini akan mendewasakan dan memerdekakan jiwa manusia?
Oleh karena itu saudara……kalau ada yang mengatakan bahwa ini adalah akhir jaman, saya percaya bahwa memang ini adalah akhir dari sebuah jaman. Mudah-mudahan tidak sampai kebablasan bumi ini hancur lebur karena ulah manusia sendiri, tetapi berakhirnya kekerasan di dalam bawah sadarnya. Inilah yang –semenjak dulu – saya artikan sebagai kedatangan Messiah/imam mahdi. Yang mana bukanlah sesuatu yang secara karikatural digambarkan sebagai tokoh hero yang turun dari langit, melainkan turunnya Kesadaran (Awareness) untuk mentransformasi bawah-sadar-yang-jahat itu menjadi baik sejati. Tentu untuk menuju kesana, tidak bisa tidak manusia harus mulai menyelidiki batinnya. Dan itu artinya adalah melalui pengembangan suatu sikap kontemplatif / meditative.
Menurut saya, kedatangan Sang Juru Selamat / Messiah / Imam Mahdi, dsb pada dasarnya adalah suatu harapan manusia akan kedatangan suatu Kesadaran Baru yang mampu mengalahkan kejahatan yang selama ini bekerja menjungkir-balikan dunia secara subversif (tersembunyi) dalam bawah-sadar manusia. Manusia akan menemukan kedatanganNya bila mencari dan melihat ke dalam ruang batinnya sendiri yang terdalam.
Dan apabila setiap insan manusia berhasil menyambutNya di dalam ruang batinnya yang terdalam, maka sebetulnya manusia akan kembali menjadi satu tubuh. Karena Dia ada dimana-mana. Dia adalah akar / pokok anggur itu. Dengan demikian, maka dunia akan menjadi tertib tanpa harus diternakkan oleh suatu sistem monolateral yang tiran. Itulah yang disebut Higher Order (ketertiban luhur) atau New Jerusalem dimana dikatakan oleh Nabi Yesaya dimana singa akan berbaring bersama anak domba dst (ada yg tahu apa arti Jeru-salem. Jerusalem bermakna Wholeness / eksistensi yang utuh. Bukan nama kota fisik di atas bumi ini, tapi " kota" rohaniah yang datang dari "atas" kesadaran).
Rahayu!

Rabu, 04 April 2018

Melihat sorga

Melihat sorga terbuka
sesungguhnya, ada seekor kuda putih
Ia yang menungganginya bernama "Yang Setia dan Yang Benar
Ia menghakimi dan berperang dengan adil.
Mata-Nya bagaikan nyala api
Di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota
Ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorangpun, kecuali Ia sendiri.
Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan nama-Nya ialah: "Firman Alloh
Semua pasukan yang di sorga mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan halus yang putih bersih.
Dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang tajam yang akan memukul segala bangsa.
Ia akan menggembalakan mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan anggur, yaitu kegeraman murka Alloh Yang Mahakuasa.
Pada jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, Raja segala raja dan Tuan di atas segala tuan."
Lalu aku melihat seorang malaikat berdiri di dalam matahari, ia berseru dengan suara nyaring kepada semua burung yang terbang di tengah langit, "Marilah ke sini dan berkumpullah untuk turut dalam perjamuan Allah, perjamuan yang besar,

-------********--------

Senin, 02 April 2018

Sebuah pertengkaran cinta

Berdiskusi masalah pernikahan dengan beberapa sahabat, iseng-iseng menanyakan sesuatu pertanyaan imajiner yang dulu pernah ditanyakan oleh seseorang kepada saya,
" Kalau kita diberi kesempatan mengulang kehidupan dari awal, apakah kita akan tetap memilih untuk menikah dengan pasangan kita yang sekarang?" 

Semua sahabat terdiam beberapa saat sambil tersenyum-senyum tak jelas. Mungkin pertanyaan itu telah menggelitik hati mereka, atau mungkin membuat mereka bingung untuk menjawabnya. Suasana pun menjadi henting sesaat, tiba-tiba salah satu dari mereka menjawab dengan tegas, "Tidak!"....
Teman-teman lain menyambutnya dengan gelak tawa yang keras. "Hahahah........
Entah menertawakan kepolosannya atau jangan-jangan, malah membenarkan jawaban itu.
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Apalagi kalau sedang diperhadapkan dengan lika-liku pernikahan yang mungkin tidak seindah yang dibayangkan ketika masih pacaran dulu.
Tidak ada yang berani mengatakan bahwa perjalanan berumahtangga pastilah 100% mulus. Rasanya tidak ada pasangan yang tidak pernah mengalami pertengkaran dalam kehidupannya. Kata orang tua zaman dulu,  “Pertengkaran adalah bumbu dari pernikahan”, memang ada benarnya. Tapi ibarat sebuah masakan, kalau bumbunya terlalu banyak maka rasanya pun juga jadi tidak enak, betul!!??...
Kita tidak dapat menghindari pertengkaran dengan pasangan kita. Kecil maupun besar, singkat maupun panjang, saling berbantahan atau diam-diaman, tetap saja namanya pertengkaran pasti akan melelahkan, menyedihkan hati, bahkan melukai perasaan. Yang pasti, mengganggu pikiran dan hubungan. 

Dalam kehidupan:
1. Aku bukanlah manusia sempurna, tapi aku ingin berusaha setiap hari makin sempurna
Justru karena kita bukan manusia yang sempurna, kita membutuhkan pasangan hidup yang akan membantu menyempurnakan hidup kita. Itulah mengapa Sang Pencipta memberikan tugas mulia kepada manusia untuk membentuk keluarga. Bermula dari pernikahan, seorang laki-laki dan seorang perempuan - keduanya tidak sempurna, disatukan menjadi suami dan istri, sehingga dapat saling menolong, saling mengisi dan saling melengkapi di dunia ini.
Namun demikian, sebagai manusia kadang kita lupa bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna, sehingga kita juga seringkali menuntut orang lain bersikap dan bertindak sempurna. Demikian juga dalam relasi kita dengan pasangan, sebuah kesalahan kecil saja mungkin sudah dapat membuat kita kesal dan marah. Padahal pasangan kita bukan manusia yang sempurna, yang sudah pasti bisa melakukan kesalahan.
Ketidaksempurnaan ini kadang menimbulkan satu pemikiran lain dalam menyikapi
Maafkan diri kita dan pasangan kita untuk semua kesalahpahaman yang pernah terjadi. Pertengkaran dalam pernikahan memang tidak akan mungkin dapat kita hindari. Kita dan pasangan kita adalah manusia yang tidak sempurna, kita dan pasangan kita adalah pribadi yang berbeda, dan kita punya banyak keinginan dan harapan untuk pasangan kita. Namun dari pengalaman saya, pertengkaran dapat diubah menjadi kesempatan yang indah untuk lebih mengenal siapa diri kita dan siapa pasangan kita , dan saling pengertian dengan pasangan kita, akan semakin memperkuat pernikahan kita.

Sabtu, 31 Maret 2018

MALAM MINGGU UTUK MU

Malam minggu libur akhir pekan. Ya.... memang waktu yang pas buat bersenang-senang. Memanfaatkan waktu luang untuk sekedar bepergian melepas penat setelah enam hari bergulat dengan pekerjaan.
Banyak orang memaknai malam Minggu sesuai pribadi dan kebiasaan masing-masing. Ada yang bergembira menyambutnya dan beberapa malah sedih dibuatnya.
Katanya si penyanyi dangdut“malam Minggu malam yang panjang malam yang asyik buat pacaran….”.yap teruskan sendiri.
Malam Minggu boleh dibilang malamnya berpacaran. Untuk sebagian besar orang terlebih muda-mudi yang baru memadu cinta.
Apel
“Apel” bukan nama buah looohhh... . Apel adalah ritual mendatangi rumah pacar. Sebuah perjalanan seru untuk bertemu pujaan hati. Persiapan harus matang, dandanan terbaru disiapkan parfum harum ditebarkan. Serasa artis dadakan. Kadang banyak tantangan terlebih jika si pacar punya bapak atau kakak laki-laki yang galak.lll...Ihhh serem. Jantung rasanya deg degan padahal baru nyampe pagar depan.
Tiba-tiba sebuah sms melayang sudah. “Ayo…masuk papa ga’ ada di rumah”…… perasaan waswas sedikit reda,  "Itu yang diharapkan.
Hmmmm… tapi ingat buat yang lagi pacaran.  ingat pesan nenek “tapi awas jangan duduk berduaan nenek bilang itu berbahaya hey……... Sebuah pepatah mengatakan…cowok cewek berduaan yang ketiga adalah setan. Awas kena godaan ntar akibatnya bisa berantakan. Ingat!!!!!!Jangan coba-coba nanti ketagihan.
Hahahhaha itu adalah makna malam Minggu sepasang muda-mudi. Bagaimana dengan yang lain???

Banyak orang menghabiskan waktu akhir pekan di rumah. Ini waktunya untuk keluarga. Ketika hari kerja mungkin jarang sekali bisa duduk untuk makan malam bersama, nonton tivi bareng bahkan jalan-jalan ke taman sekeluarga di pagi hari. Pada umumnya kita selalu disibukkan dengan pekerjaan . Malam minggu masa tepat untuk kembali merapat. Menjalin silaturahmi antar anggota keluarga, orangtua dan anak, kakak dan adik serta istri dan suami. Biasanya orang-orang mengadakan tamasya keluarga di hari minggu.
Buat para jomblowan dan jomblowati malam Minggu terkadang menjadi sebuah tamparan keras yang menyadarkan kenapa masih sendiri saja.... :"Bagi yang optimis ini waktunya cari gebetan. Ngeceng di mall atau kafe demi utuk dapet in kenalan.
. Bagi yang pesimis ini adalah waktu meratapi nasib. Nonton dvd sendirian sambil membayangkan film percintaan yang ditonton. Berharap mengalami hal serupa di kehidupannya tentu.
Orang yang cuek, acuh tak acuh menanggapi malam Minggu. Untuk mereka semua hari adalah sama. Ga’ ada bedanya.
Dan buat para pekerja shift yang dapat jatah masuk malam. Malam seperti ini adalah malam perjuangan. Perjuangan melawan rasa iri yang mendalam. Iri kenapa orang lain yang bisa berakhir pekan. Ini adalah tuntutan pekerjaan mau atau tidak mau harus dijalankan.
Apapun kondisi kamu saat ini, yang pasti ini adalah moment penting untuk mendapatkan semangat baru esok hari.
Boleh bersenang-senang, jalan-jalan, kumpul bareng kawan atau sekedar duduk di emperan. Tapi ingat jangan berlebihan masih ada hari esok yang harus kita jalani. Gunakan dengan bijak waktu ini karena setiap detik tak akan pernah kembali.
Sekian trimakasih udah mau ngebaca tulisan ini.
Selamat menikmati malam minggu salam dari Bakul getuk ya...

Selasa, 27 Maret 2018

MENCARI TUHAN


Kualitas hidup seseorang bisa dilihat dari cara bagaimana Ia memandang Tuhannya
Bila engkau memusuhi Tuhan, maka engkau akan merasakan bahwa seluruh dunia bahkan semua fenomena memusuhi dirimu.
Bila engkau memandang Tuhan, Raja tiran, diktator, maka engkau akan merasakan kesesakan, bertambahnya kecemasan ketakutan bahkan persepsi mengalami hukuman-hukuman sepanjang hidup dan setelah mati.
Bila engkau memandang Tuhanmu sebagai seorang Bapak engkau akan merasakan curahan kasih sayang daripadaNya, perlindungan dan curahan kehidupan.
Bila Tuhanmu sahabatmu, engkau akan merasakan setia menyertai kemanapun engkau berada, untuk tidak pernah merasa takut, tegar dan teguh dalam kebenaran dan kebajikan. Ia akan senantiasa berkomunikasi denganmu, bahkan bercanda ria untuk melihat humor dalam setiap tragedi kehidupan.
Bila Tuhanmu Gurumu, engkau akan merasakan pengajarannya setiap saat, pencurahan wisdom dan cahaya budhi dalam memahami tiap peristiwa yang membuatmu bertumbuh secara rohani.
Bila engkau memandang Tuhan hakimmu, engkau tidak pernah mau memandang perkataan manusia sebagai final kebenaran akhir. Engkau terbuka terhadap tiap pengajaranNya secara langsung, sekalipun sekitarmu menentangmu, karena engkau hanya mengakui bahwa Tuhanlah hakimmu satu-satunya.
Bila engkau memandang Tuhan kekasihmu, maka engkau akan senantiasa merasakan getaran Cinta dan rindu yang dahsyat. Maka engkau akan mengasihi setiap bentuk kehidupan, tiada tempat bagi kebencian di hati dan pikiranmu.
Ia adalah cermin dari keresahanmu, kecemasanmu, neurosismu, ketakutanmu tapi juga sekaligus harapan, terang pencerahan Budi
Bila cermin hatimu buram, maka Tuhanmu pun buram, dan engkau merosot dalam pusaran bawah.
Bila cermin hatimu bening, maka Tuhanmu akan mengangkatmu ke atas.
Cermin itu tergambar dalam dunia luarmu, sesama manusia yang lain.
Mereka tersenyum mencintai anda, berarti Tuhan pun mencintai anda.
Tuhan mengasihi sesamamu manusia tanpa membedakan suku, kelas, golongan, bahkan kepada hewan-hewan maupun seluruh alam semesta. Itu yg dinamakan Nguripi Sejatining Urip, Memayu Hayuning Bawono.
Rahayu!

Senin, 26 Maret 2018

KENDALIKAN AKU KAU KUTELAN

  

  Salam waras sahabat Bakul getuk, apa kabar semua sehat?... Ngomongin soal napsu keinginan ataupun Ego si penjajah diri yang kadang membawa kita berbuat dosa.
      Nafsu itu pintunya dosa yang melekat di dalam jiwa ... Selama manusia hidup nafsu itu akan selalu ada dan tak bisa di binasakan hanya bisa di kendalikan dan menurut sahabat saya itu pemahaman keliru alias kemakan pandangan plokotow yang menjadikan dunia jadi ribet.
Tapi pada prinsipnya: Tidak ada yang salah dengan nafsu atau keinginan.
Keinginan juga anugerah dari Tuhan agar manusia dapat bertahan hidup (survival).
* Hanya saja desire itu sifatnya selalu Will to Receive
(keinginan menerima hanya utk kepuasan dirinya sendiri / alias egois). Untuk itu harus bisa ditransformasikan menjadi Will to Bestow (keinginan untuk memberi / melimpahkan).
problemnya bukan pada keinginan , tapi pada ego!
Nafsu itu netral.
Kekurangan bermasalah, kebanyakan juga jadi masalah. Lebih tepatnya harus pas.
Sementara ego tidak pernah bisa membawa ke titik pas. Hanya Tuhan Semesta Alamlah yang bisa membawa ke titik pas. Contohnya para hewan dan tanaman itu selalu pas musim2nya walaupun mereka tidak mampu berpikir layaknya manusia canggih
Keinginan untuk mengendalikan nafsu Mutmainah yang tetap Over jadi tidak baik. Malah menjadi semakin kuat juga semakin canggih untuk berkamuflase (ngumpetin diri, stealth mode on)....maka jangan heran bila akhirnya BANYAK ORANG MUNAFIK
Nafsu di umpamakan ular. Jangan sampai salah pegang kalau tidak ingin celaka
Coba kalau tiba-tiba ada ular, mendekat ke anak kita. Secara naluri tentu akan pegang ekornya, biar aman. Tapi itu salah dan fatal. Harusnya
Hold snake at the wrong side!
Peganglah di kepalanya
Maka jangan heran bila yang paling banyak tereak sayareat  yang paling mesuman.
Sebab apa-apa semuanya mau diurusin pake  egonya sendiri ,dan pada akhirnya pikiran yang mbulet itu seperti ular yang melilit, semakin berusaha mengkendalikan, semakin kencanglah/kuat lilitannya.
Solusinya lemparkanlah ke udara,...maka gulungannya akan mengudar dengan sendirinya (alamiah).
Ibarat merebus air dalam panci yg sedikitpun tidak diberikan lobang utk mengontrol tekanan uap panas....pada tekanan titik didih tertentu akhirnya itu juga...dhuuaarrr...
©××××××××××  Jangan heran angka perkosaan meningkat!
Mall-mall, wc umum, kos2an pelajar mahasiswi jadi kamar short-time!
Dimana-mana penyakit/ masalah itu dilokalilsir...kok malah disebar!
Dilokalisir agar mudah ditangani. Malah disebar agar bisa lepas tangan.
Apa mafaatnya? kajaba mung tujuan politik licik : nutupi aib (sikon kenyataan umatnya)!
©××××××××× Berarti kata "lokalisasi" jg sudah jd korban plokothow ...?
©××××××××× Lha sak ngertimu opo?
Orang yang ngumpetin masalah tapi minta bayaran setinggi penyelesai masalah,...kira-kira pantas gak dipekerjakan?
Padahal harusnya kalian tahu prinsip ini :
Mengetahui adanya masalah yang belum diselesaikan..adalah lebih baik dari pada....tidak mengetahui adanya masalah yang tersembunyi.
Mau pakai prinsip burung onta apa? Yang penting kuburin kepala dalam pasir supaya masalah tak terlihat?
©××××××××. So'al itu saya sudah curiga dari dulu. Mesum asal terselubung masysrakat cuex, tp begitu dengar kata lokalisasi langsung panik...
 
©××××××××××× Memang itu kok tujuannya!
1. Menutupi kenyataan sehingga bisa promosi "kesucian" syareat dengan aman.
2. Bikin bom waktu. Ntar kalau sudah jadi masalah sosial, yg disalahin Pantja Silanya (karena kejadiannya di masa Pantja Sila jadi landasan).
©×××××××× Taktik 'Straw Man' dimainkan...andhus tenan..
©××××××××××: Lha setan kan memang seahli-ahlinya berbuat tipu daya?
Tuhan??....Lha Dia Maha Kuasa ,...ngapain lagi pakai tipu daya? Kun fayakun jadi.
©××××××××××××: Setan seahli - ahlinya pembuat makar..
©××××××× :  Lha dari dulu sudah aku ingatkan.
Siapa yang produksi janda paling banyak?
Sistemnya gimana kok bisa gampang kawin cerai, bahkan nikah kontrak?
Siapa yg nganjuran nikah dini daripada zina?
Siapa yang mengerosi makna cinta sebatas hubungan kelamin antar beda jenis kelamin?
Akibatnya apa?
Hasilnya bagaimana?
Trus yang paling sewot teriak2 ekses dari sistemnya ya siapa?
Siapa yang dituduh dijadikan kambing hitam?```````````````
Rahayu!

Semedhi


MEDITASI BUKAN BERARTI SEKEDAR TEKNIK
Meditasi adalah suatu keadaan menjaga kesadaran dan perhatian secara terus menerus dalam setiap aktivitas kehidupan. Jadi, yang disebut meditasi bukan sekedar persoalan teknik, entah itu teknik meditasi duduk ataupun berjalan. Kita sebut meditasi dalam pengertian sebuah teknik ini sebagai "Sitting Session" (Sesi Duduk). Dan meditasi di dalam kehidupan sehari-hari ini kita istilahkan sebagai "Post-Meditation" (Setelah-meditasi). Sementara itu, untuk mengembangkan sikap dan gaya hidup yang kondusif dengan kesadaran, maka kita perlu memahami beberapa pengertian Dharma. Caranya antara lain dengan mengembangkan  pengertian, aspirasi dan juga motivasi. Hal-hal ini kita sebut dengan "Preliminary Training" (Pelatihan Awal).

SITTING SESSION
Teknik meditasi secara khusus pada garis besarnya dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Meditasi Samatha (Placement Meditation / Single-pointed Meditation)
2. Meditasi Pandangan Terang (Meditasi Pengenalan Diri / Insight Meditation / Clear Seeing Meditation / Vipassana. Istilah dari Ki Ageng Suryomentaram : Nyawang Karep. Kejawen : Sholat Do'im).

Inti dari teknik pengembangan Kesadaran itu terdapat pada Meditasi Pandangan Terang (Insight Meditation). Tetapi karena batin sifatnya juga seperti otot, yaitu kekuatan otot kita dapat ditingkatkan melalui penggemblengan / training latihan otot, maka untuk menguatkan aspek-aspek batin seseorang biasanya mendahuluinya dengan melatih Meditasi Samatha.

MEDITASI SAMATHA
Pada intinya disini adalah untuk mengembangkan relaksasi dan fokus perhatian / kemampuan berkonsentrasi / fokus pada satu hal dalam suatu saat. Obyek meditasinya hanya satu dan bersifat tetap (terus menerus sampai akhir sitting session).

Ada berbagai macam teknik Meditasi Samatha. Dalam tradisi Shravakayana dapat dikenal 40 macam Meditasi Samatha. Belum lagi teknik2 dalam Mahayana dan Vajrayana, plus variasi dalam tiap2 sektenya. Plus bila anda ingin meninjau teknik2 meditasi Hindu berdasar Veda, Advaita Vedanta, Yoga dan Tantra, apalagi bila kita menggali dari metode2 tradisional yang ada pada Nusantara / Jawa,  maka akan jadi bervolume-volume buku. Terlalu njelimet kalau diterangkan semuanya disini, karena tujuan tulisan ini bukan untuk membedah secara detail, tapi untuk memberikan kata pengantar saja. Cukup basic2nya dulu saja, sementara bila sudah mahir, maka jenis2 meditasi yg lain dapat dicoba dan akan dengan cepat membuahkan experience (pengalaman) karena batin sudah lebih tergembleng (dasarnya sudah terbentuk).

Di antara sekian banyak teknik meditasi yang berbasiskan Samatha maka saya referensikan satu teknik saja yang paling umum dan paling aman untuk dapat dilatih sendiri di rumah masing-masing, yaitu : Meditasi Perhatian pada Nafas (Anapanasati).

Caranya mudah :
Duduk bersila (bebas). Yang penting punggung tegak dan rileks tidak bergerak. Pejamkan mata. Arahkan perhatian pada bagian antara bibir atas dan lubang hidung. Disitu perhatikan aliran keluar masuknya nafas. Sadari sensasi setiap nafas yang keluar dan masuk. Fokus perhatian disitu selama mungkin, sesuai kemampuan. Jangan memaksakan diri. Kalau sampai tertidur berarti over dosis. Step by step dari sebentar ditingkatkan sampai  standar pelatihan Meditasi Samatha 2 jam per sitting session.

MEDITASI PANDANGAN TERANG (Insight Meditation / SHALAT DO'IM / Nyawang Karep )
Intinya adalah untuk mengembangkan perhatian (mindfulness; sati). Perhatian yang penuh dan intens akan mengembangkan Kesadaran (Awareness). Tahap pelatihan pengembangan kesadaran ini secara tradisional meliputi 5 aspek konstruk diri : badan/ fisik (rupa), pikiran (manas), perasaan (vedana), persepsi (sanna) dan matan-kesadaran (consciousness; chitta).

Meditasi Pandangan Terang ini adalah mengamati-menyadari secara pasif obyek kesadaran yang muncul. Disini obyek meditasinya tidak tentu tetapi berubah-ubah mengikuti apa yang muncul dalam ruang kesadaran kita, disebut Momentary-concentration (khanika samadhi). Dan disitulah kita secara perhatian penuh menyadari / mencatatnya di dalam batin. Hal ini dilakukan secara bertahap pada fisik, pikiran, perasaan, persepsi, dan pada akhirnya pada fenomena dharma.
Satu persatu pada aspek diri tersebut sampai mencapai suatu titik kemampanan / penguasaan keahlian yang tertentu, yaitu sampai anda mengenali sifat-sifat dari batin itu sendiri.

Inti dari teknik meditasi ini adalah : mengamati / menyadari secara PASIF tanpa berusaha mengubah, mengikuti, memikirkan,  menerima, atau menolak apa yang muncul di dalam ruang batin. Cukup catat di dalam batin. Misalkan mendengar suara, catat dalam batin "mendengar...mendengar....mendengar..."; apabila muncul suatu gerak keinginan di dalam batin , catat "ingin..ingin..ingin.."; walau bila kemudian hilang rasa keinginan itu dan tidak ada apa-apa...maka alihkan perhatikan ke naik-turunnya perut mengikuti nafas; itu pun biasanya tidak lama (kecuali anda tersedot ke meditasi Samatha), ...sejenak kemudian kalau muncul emosi apa pun (misal : marah) catat "perasaan...perasaan...perasaan...", demikian juga pada waktu merasa takut, catat secara sama karena kategorinya sama "perasaan...perasaan..perasaan.." dst. Jadi, yang dicatat adalah bukan nama partikular fenomenanya, tetapi KATEGORI fenomenanya. Seringkali bagi pemula sering terhanyut dengan obyek yang muncul dalam ruang kesadarannya. Alih-alih menyadarinya secara pasif jadi turut mengikuti atau menganalisanya, ini namanya melamun. Pada saat melamun tidak sadar melamun, tetapi bila muncul detik2 kesadaran, maka segera tarik kembali perhatian ke posisi semula TANPA menghakimi, merasa kesal atau merasa "kok saya gagal terus". Semua itu adalah pikiran-pikiran yang cukup dicatat saja, "mikir...mikir...mikir..", dst dst.

Demikian pula, semakin intens berlatih dan batin anda menjadi peka, maka kadang-kadang muncul berbagai macam variasi fenomena diluar kebiasaan. Tidak usah takut. Tidak ada apa-apa, semua hanya proyeksi pikiran sendiri. Semisal muncul suatu "kehadiran" di samping anda yg membuat anda takut, cukup catat "merasa...merasa...merasa...." Disini diuji kemampuan anda untuk gentur dalam konsentrasi-bergerak (momentary concentration / khanika samadhi). Tapi bila anda tidak kuat, ya buka mata saja...biasanya tidak ada apa-apa. Biasanya. :D

Latihan MPT ini dapat dilakukan pada sesi duduk, sembari berjalan atau kalau sudah mahir dalam aktivitas sehari-hari. Tapi untuk pemula, saya sarankan tidak dilakukan sembari melakukan kegiatan lain terutama yang membahayakan (misal : menyetir, mengoperasikan mesin, dsb). Karena batin pemula seringkali terjatuh dalam lamunan walau mengira dirinya sedang sadar. Sementara kalau secara praktis dalam kegiatan2 ringan yg tidak membahayakan seperti misalnya : menyapu, mencuci-piring atau dalam mengerjakan suatu pekerjaan tangan, anda dapat melakukannya dengan lambat-lambat dan penuh perhatian kepada apa yang sedang dikerjakannya. Rasakan secara penuh sensasi-sensainya, sentuhan dengan tekstur yang sedang dikerjakan, perhatikan detail dari bentuk2 dan warnanya, perhatikan perubahan2nya, dsb. Itulah yang disebut PERHATIAN (mindfullness / sati / eling). Lawan kata dari perhatian adalah LALAI atau kondisi LUPA (alpa, ora eling, meleng, mlinger).

Saya rasa sebegitu saja dulu penjelasannya, agar tidak menjadi terbeban terlalu banyak teori. Dan saya tidak perlu memberi anda anda iming-iming apa pun atas buah2 dari latihan meditasi ini...bermanfaat untuk ini untuk itu,...nanti bisa begini bisa begitu. Tidak!  Kalau memang mau ya lakukan, kalau tidak ya tidak usah. Soal apa hasilnya, nanti rasakan sendiri aja. Karena ini adalah pelatihan kesadaran, maka pemberian iming-iming justru akan menghalangi proses kesadaran. Masing-masing insan sudah memiliki panggilan jiwanya masing-masing sesuai dengan kematangan buah karma baiknya masing-masing. Kalau memang bukan panggilan jiwanya, dikasih iming-iming, ya bisa praktek sementara waktu, tapi ujung2nya malah tersesat (oleh fantasi dan keinginannya sendiri yg belum murni). Disitulah letak perlunya Preliminary Training yang akan kita bahas lain waktu.

Rahayu!

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...