Jumat, 15 Juni 2018

Manuskrip/mushaf Alquran


Manuskrip / mushaf alquran tertua salinan dari zaman kalifah usmani yaitu mushaf samarkand dan mushaf topkapi yang ditulis dikulit binatang itu aksara kufik bahasa suku kufa di irak jadi bukan aksara arab / bahasa arab.
Jikalau memang nabi muhammad adalah asli orang arab dan berbahasa arab, yang mendapatkan wahyu dari jibril dalam bahasa arab, mengapa naskah alquran pertama itu ditulis pakai bahasa kufik yah ??
mushaf tertua dengan aksara kufik di teliti oleh martin lings dan yasin safadi thn 1976 ( bisa cari rujukan sendiri)
Kalo kita telusuri berdasarkan sejarah yah ada 2 versi pasti yang pertama dari pihak islam dengan sirah nabawiyah vs perbandingan peneliti lainya ,
Versi islam sendiri yaitu 120-150 thn setelah wafat nya nabi. Dan sirah nabawiyah baru hadir satu abad setelah wafatnya nabi, ditulis oleh ibnu ishaq (707-773). Penelitian Gerard puin
Manuskrip sanaa berdasarkan tes karbon 14 yang berdasarkan dari kwartal pertama abad ke 8 sekitar thn 715.
Inilah penelaah kisah-kisah dalam Quran, Sunnah Nabi dan Sirah berasal dari abad ke 2 literatur Yahudi:
– Cerita Kain  & Qabil dalam dalam Surah 5.31-32 dipinjam dari Targum Jonathan ben Uzziah dan Mishnah Sanhedrin 4.5
– Cerita Ibrahim, berhala dan penghancuran mereka dalam Surat 21.51-71 adalah dari Misdrash Rabbah ;
– cerita tentang Sulaiman dalam Surat 27.17-44, tentang burung yang dapat berbicara dan Ratu Sheba yang     mengangkat gaunnya karena menyangka lantai mengkilap sebagai air, diambil dari Targum kedua cerita Esther.
– Bahkan cerita Gunung Sinai diangkat dan mengambang diatas kepala rakyat Yahudi sebagai ancaman kalau menolak hukum Yahwe (Surah 7.171) berasal dari The Abodah Sarah,  dan seterusnya.
Dalam Surat 17.1 terdapat laporan tentang perjalanan Muhamad dari Mekkah ke al Aqsa. Dalam tradisi berikutnya, ayat ini menunjuk kepada Muhamad menaiki langit ke-7, setelah sebuah perjalanan malam (mi’raj) dari Mekah ke Yerusalem dengan menunggangi Buraq, kuda bersayap. Ini berasal dari berbagai sumber : Testamen Ibraham (~200), Rahasia Enoch (chap.1.4-10 and 2.1), dan buku Persia tua berjudul Arta-I Viraj Namak.
Quran mengisahkan bahwa Muhamad memutuskan hubungan degnan kaum Yahudi pada tahun 624 dan memindahkan arah Kiblat (Surat 2.144 and 149-150) dari Yerusalem ke Mekah.
Ternyata yg disebut Taurat di dalam Al Quran adalah semua kitab-kitab suci orang Yahudi kecuali Zabur. Tadinya saya kira pengertian Taurat di dalam Al Quran sama seperti pengertian orang Kristen yaitu kitab-kitab yg dianggap ditulis oleh Musa saja. Ternyata tidak. Ternyata semua isi kitab suci Yahudi disebut Taurat oleh Al Quran kecuali Zabur yg disebut tersendiri. Padahal Zabur juga bagian dari kitab suci Yahudi.
Kenapa Zabur dibedakan dan disebut tersendiri? Karena isinya memang beda. Zabur isinya bait-bait lagu. Untuk dinyanyikan. Dan memang digubah oleh Daud walaupun tidak semuanya.
Dan ternyata yg dimaksud Injil oleh Al Quran adalah semua isi kitab suci Kristen. Tadinya saya mengira Injil yg dimaksud Al Quran sama pengertiannya dengan Injil seperti dimengerti oleh orang Kristen yaitu empat kitab yg memuat kisah Yesus saja. Ternyata tidak begitu. Ternyata pengertian Injil yg dimaksudkan oleh Al Quran adalah semua isi kitab suci Kristen. Yg berarti juga termasuk surat-surat yg ditulis oleh Petrus, Paulus dan Yahya. Termasuk kitab Wahyu yg berada di bagian paling akhir dalam kitab suci Kristen.
Kaitan Al Quran sangat erat dengan Taurat, Zabur dan Injil. Dengan isi kitab suci orang Yahudi dan orang Kristen yg sudah lengkap tersusun seperti bentuk dan isinya yg sekarang sejak abad ke-4 Masehi. Taurat Zabur dan Injil sudah jadi dan tidak pernah direvisi ketika Islam muncul pada abad ke-7 Masehi. Kitab suci tidak direvisi atau diperbaiki. Yg direvisi adalah terjemahannya.
Dalam bahasa Indonesia ada terjemahan kitab suci orang Yahudi dan orang Kristen yg disebut kitab TZI atau Taurat Zabur Injil. Terjemahan tahun 1912. Pakai istilah-istilah yg berbeda dibandingkan terjemahan yg lebih baru. Di tahun 1912 disebut Taurat Zabur Injil. Dalam terjemahan yg lebih baru disebut Alkitab. Istilah Isa Al Masih digunakan dalam terjemahan tahun 1912. Dalam terjemahan lebih baru digunakan istilah Yesus Kristus.
Penafsiran Al Quran akan beda jauh sekali kalau anda juga menggunakan Taurat Zabur Injil seperti anjuran Al Quran sendiri.  Walhasil kita tidak akan bisa lagi bilang Al Quran menyempurnakan Taurat Zabur Injil. Tetapi meringkas. Rujukan kepada Taurat Zabur Injil merupakan sebagian besar daripada isi kitab Al Quran. Rujukannya berupa penggalan-penggalan ayat saja. Yg lengkapnya termuat di dalam Taurat Zabur Injil.
Kitab Taurat Zabur Injil tebal sekali. Ditulis oleh puluhan orang dalam rentang waktu sekitar 1700 tahun. Kalau dijejerkan dan dibandingkan tebalnya, mungkin Al Quran cuma 10% atau sepersepuluh dari ketebalan kitab Taurat Zabur Injil.
Saya baru tahu dan percaya bahwa kitab Taurat Zabur Injil memang digunakan oleh komunitas Muslim yg pertama. Sampai dengan masa Sayyidina Ali di Bakka. Ingat, ini Bakka yg sekarang dikenal sebagai Petra di Yordania. Bukan kota Makka yg letaknya jauh lebih ke Selatan dan bukan tempat munculnya Islam. Tapi dianggap begitu sekarang. Islam muncul di Bakka, Yordania. Dan bukan di Makka yg sekarang menjadi wilayah Saudi Arabia.
Beda jauh isi pengajaran Islam kalau anda mengabaikan Hadist yg ditulis sekian ratus tahun belakangan. Beda jauh pemahaman spiritualnya kalau anda cuma menggunakan Al Quran dan kitab-kitab pendahulunya yaitu Taurat Zabur Injil. Dan pemahaman itulah yg rahmatan lil alamin. Yg tertutup rapat gara-gara hoax tentang kitab Taurat Zabur Injil yg disebarkan oleh kelompok kepentingan tertentu.  Seolah Islam menyempurnakan agama Yahudi dan Kristen. Seolah Taurat Zabur Injil dipalsukan. Seolah Islam harus menguasai dunia.
Bukan begitu ajaran Islam yg asli. Islam bukan antagonistis terhadap orang Yahudi dan Kristen. Melainkan rekonsiliatif. Mencari jalan tengah antara Yahudi dan Kristen. Walaupun jelas Islam lebih dekat ke Kristen sejak awal. Bahkan mungkin pernah dianggap sebagai salah satu sekte Kristen. Agama yg mengakui Isa Al Masih cuma Kristen dan Islam. Orang Yahudi tidak mengakui. Intuisi saya bilang Islam yg asli cuma sampai pada masa hidupnya Sayyidina Ali di Bakka. Ketika Islam dan Kristen masih bisa beribadah bersama. Dengan cara yg sama, doa-doa yg sama.

Dunia ini panggung sandiwara

TIDAK ADA INTI DIRI YG KEKAL

Siapakah aku?
Orang sering kali terjebak dengan ilusi personalitas, kemudian mengatakan 'aku' adalah badanku, diriku, atau bahkan roh-ku. Semua itu disebabkan oleh ilusi agregasi, ilusi kontinyuitas, dan akhirnya ilusi personalitas yang disebabkan oleh karena kegelapan batin (batin yang tertutup hijab).

- Ilusi Agregasi : merasa satu eksistensi yang wungkul, padahal terdiri dari bagian yang terpisah-pisah (baca TS "Compounded Phenomena")
- Ilusi kontinyuitas : merasa bahwa 'aku' 1 hari/ bulan / tahun yang lalu adalah sama dengan 'aku' yang sekarang, pun yg akan datang.
- Ilusi personalitas : merasa ada 'aku' yang inherently existing (mengada karena suatu inti diri yang kekal).

Pada lanjutnya, batin yang tertutup kegelapan itu merasa berdiri sendiri terpisah dengan dunia luarnya, terpisah, hendak mengalahkannya / melawannya, dan tak lama kemudian kemudian merasa cemas akan status eksisensinya (ingin 'aku' kekal abadi). Itu menimbulkan gejolak ketidakpuasan, kegelisahan dan penderitaan. Kecemasan terhadap kemusnahan 'aku'-nya yang jadi titik berangkat segala imajinasi penilaiannya terhadap dunia (conceptual obscuration) : "milik-ku", "kepunyaan-ku", "tanah-ku", "suku-ku", "identitas-ku", bahkan "tuhan-ku", dst. Semua problem berawal dari situ. Termasuk ketika menciptakan fantasi-fantasi untuk digenggam erat2 untuk menutupi krisis yg senantiasa ada di dalam dirinya itu. Jadi semua fantasi2 indah itu termasuk fantasi surga (dan kerumitannya yg muncul akibat itu) adalah produk dari mind-obscuration (kekotoran batin) sekalipun dari  jenis yg lebih halus / sublime.

Pengertian ini adalah Dharma. Dalam Buddha Dharma disebut dengan istilah Anatta. Yang seringkali memunculkan obscurasi filosofis akibat dipertentangkan dengan konsept Atman (Atta) dalam Sanatana Dharma (Hindu), yg sebenarnya juga mengatakan ketidak-nyataan dari Jiva. Sementara Atman adalah suatu strata pengertian akibat cara pembedahan (penjelentrehan) yang berbeda.

Demikianlah asal muasal dari semua rangkaian gejolak nestapa kehidupan anak manusia dikarenakan sesuatu yang semenjak awalnya sebetulnya tiada. Hidup mengakumulasi ilusi yang kemudian harus buyar ketika mati.
Dengan kata lain menjadi menderita karena ilusi dari suatu hal yang sebetulnya Purely Simple.

>Yantoe Janmo Java : Fantasi delusi smakin bebal smakin buta mata batinnya.....

>Danz Suchamda : Nah, mengertilah sekarang mengapa semakin menggilai surga menjadi semakin jahat (tapi tertutupi topeng kebaikan).
Mungkin kita tidak merasakannya karena berpikiran-kecil (small mindedness) alias horison-wawasan hanya pada skala individu atau komunitas, tetapi manakala horison-wawasan diperluas ke skala internasional atau global (hal2 yg tidak pernah ada mampir dalam benak pemikiran orang2 yg small-minded),...baru terlihatlah kejahatannya hangluwih-luwihi (berlebih-lebih).

Eyang Semar mengatakan :
Sejatine ora ono opo2
Sing ono dudu
Sing dudu dikiro iyo
Sing wanter atine / imane [jebul mergo] ilang kewanterane.

Rahayu!

Sumber video yg diterjemahkan oleh rekan kita sdr.Wisnu Kiyoshu :
https://www.facebook.com/asukulucu/videos/692756064449606/

Rabu, 13 Juni 2018

Ketupat hari raya


Ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari
anyaman daun kelapa muda (janur), atau kadang-kadang dari daun palma yang lain. Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Lebaran sampai 5 hari berikutnya ketika umat Islam merayakan berakhirnya bulan puasa .
Makanan khas yang menggunakan ketupat, antara lain kupat tahu (Sunda ), katupat kandangan (Banjar ), Grabag ( kabupaten Magelang), kupat glabet ( Kota Tegal ), coto makassar (dari Makassar , ketupat dinamakan
katupa ), lotek, serta gado-gado yang dapat dihidangkan dengan ketupat atau lontong . Ketupat juga dapat dihidangkan untuk menyertai satai , meskipun lontong lebih umum.
Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di
Malaysia , Brunei , dan Singapura . Di Filipina juga dijumpai bugnoy yang mirip ketupat namun dengan pola anyaman berbeda.
Ada dua bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut 7 (lebih umum) dan jajaran genjang bersudut 6. Masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda. Untuk membuat ketupat perlu dipilih janur yang berkualitas yaitu yang panjang dan lebar, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua .
Di antara beberapa kalangan di Pulau Jawa , ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat . Ada masyarakat yang memegang tradisi untuk membuat ketupat di hari selamat kupatan (wanita hamil 4bulanan),  ketupat juga disajikan sewaktu lebaran hingga lima hari (Jawa, sepasar ) sesudahnya. Bahkan ada beberapa daerah di Pulau Jawa yang hanya menyajikan ketupat di hari ketujuh sesudah lebaran saja atau biasa disebut dengan Hari Raya Ketupat.
Di pulau Bali , ketupat (di sana disebut tipat ) sering dipersembahkan sebagai sesajian
upacara . Selain untuk sesaji, di Bali ketupat dijual keliling untuk makanan tambahan yang setaraf dengan bakso, terutama penjual makanan ini banyak dijumpai di Pantai Kuta dengan didorong keliling di sana.
Tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa
ku = ngaku (mengakui) dan pat = lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa yang pada waktu itu masih banyak yang meyakini kesakralan kupat. Asilmilasi budaya dan keyakinan ini akhirnya mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islami ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.

Selasa, 12 Juni 2018

Mudik tradisi lebaran


Modernisasi telah memunculkan daerah-daerah perkotaan yang membuka peluang usaha dan lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat pedesaan. Daerah perkotaan tidak ubahnya menjadi gula bagi semut-semut bernama masyarakat pedesaan yang secara sadar melakukan urbanisasi dengan tujuan untuk mencari penghidupan bagi diri dan keluarganya. Kondisi semacam ini banyak dijumpai di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.
Fenomena yang lazim dijumpai sebagai akibat dari urbanisasi warga masyarakat pedesaan di Indonesia adalah adanya tradisi mudik yang terjadi pada waktu-waktu tertentu, terutama saat menjelang lebaran (Idul Fitri). Mudik adalah istilah yang biasa dipakai untuk menyebut saat kepulangan kaum urban dari daerah perkotaan ke kampung halaman masing-masing. Fenomana seperti ini dapat dilihat dalam bentuk kegiatan pulang kampung baik yang dilakukan oleh perseorangan maupun berama-sama (rombongan). Oleh karena itu tidak aneh apabila saat-saat menjelang lebaran, Natal dan Tahun Baru maupun Idul Adha banyak dijumpai arus mudik secara berbondong-bondong dari kota-kota besar ke daerah-daerah pedesaan.
Dari beberapa hari besar seperti tersebut di atas, hari raya yang telah menjadi ajang mudik paling fenomenal adalah saat menjelang hari lebaran. Kondisi demikian dapat dimaklumi mengingat sebagian besar masyarakat Indonesia memeluk agama Islam. Namun demikian pada akhirnya mudik menjelang lebaran tidak saja berlaku bagi umat Islam, melainkan juga bagi umat agama lain. Siapapun—tidak terbatas umat Islam—merasa berhak melakukan kegiatan mudik menjelang hari lebaran. Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut dalam tulisan ini diajukan permasalahan, “Mengapa tradisi mudik masih terus berlangsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia?”
Kehidupan masyarakat Indonesia pada awalnya adalah kehidupan tradisional-agraris yang sangat mengutamakan kebersamaan antar anggota masyarakat di dalamnya. Selaras dengan perkembangan jaman, kehidupan tradisional-agraris ini lambat laum berubah ke arah modernisasi yang pada banyak hal telah menempatkan pola-pola modern-teknologis sebagai mainstream dalam kehidupan individu maupun kelompoknya. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya penetrasi kebudayaan Barat dalam kebudayaan nusantara melalui kancah cultural encounter (pertemuan budaya).
Dengan adanya modernisasi, bagian-bagian tertentu dari kehidupan masyarakat nusantara yang bersifat tradisional, pada akhirnya digantikan dengan pola-pola modern yang cenderung lebih liberal dan individualisme. Oleh karena itu kehidupan masyarakat yang pada awalnya lebih berpola komunal, pada tahap selanjutnya terkikis oleh kepentingan-kepentingan materi dengan cara melakukan upaya ngupaya arta (mencari harta/uang) ke daerah-daerah perkotaan yang mau tidak mau harus merelakan berpisah dengan anggota keluarganya di desa asal tempat tinggal mereka. Masyarakat pedesaan yang pada awalnya rela hidup dalam keserba tidak adaan dan kesederhanaan pada akhirnya tidak lagi dianggap sepadan dengan keinginan-keinginan hidup lebih baik dan berkecukupan dari sisi harta benda.
Kehidupan tradisi mereka bukan dijalani dalam waktu yang pendek. Ciri hidup komunal pada masyarakat Indonesia tidak begitu saja hilang terkikis oleh urbanisasi. Kepergian kaum urban ke kota-kota tujuan dengan meninggalkan keluarga dan kerabatnya pada akhirnya harus mereka tebus dengan saat-saat pulang kampung. Mereka mencari saat-saat penting untuk melakukan pulang kampung. Dalam tradisi Islam, Idul Fitri adalah hari yang memiliki makna penting bagi seluruh umat untuk dalam kebersamaaan, saling memaafkan dan kembali ke fitrah-Nya. Hal inilah yang menjadi alasan utama bagi kaum muslim urban menjadikan hari lebaran sebagai saat untuk berkumpul kembali dengan keluarganya dalam keadaan keserbaadaan dan kebahagiaan.
Saat-saat berkumpulnya warga urban telah menjadi peristiwa yang paradok dengan kecenderungan umum yang terjadi sebelum adanya urbanisasi yang menempatkan masyarakat pedesaan sebagai masyarakat miskin harta dan miskin pengalaman. Mereka kini dapat berkumpul dalam keadaan yang lebih baik karena memiliki uang dan harta yang lebih dibanding sebelum bekerja di kota.
Beberapa hal penting dari fenomena mudik antara lain:
(1) kaum urban bertemu dengan anggota keluarganya,
(2) kaum urban kembali ke kampung halaman membawa hasil kerja berupa uang dan barang keperluan sehar-hari bagi kehidupan keluarganya,
(3) terjadinya hubungan tali silaturahmi antara kaum urban dengan keluarga yang berada di kampung halamannya,
(4) terjadinya arus masuknya finansial dari daerah perkotaan ke daerah pedesaan.
Selain hal-hal penting sebagaimana tersebut di atas, fenomena mudik sebenarnya juga menyimpan dampak negatif, antara lain:
(1) Pola hidup konsumerisme yang lazim berlaku dalam kehidupan masyarakat perkotaan,
(2) Menimbulkan perilaku mengada-ada yang dilakukan demi menjaga gengsi sebagai orang yang berhasil dalam mencari penghidupan di kota
(3) Masuknya nilai-nilai masyarakat industri yang dijiwai oleh semangat liberalisme dan individualisme yang bermuara pada mengikisnya sifat kegotong-royongan masyarakat pedesaan.

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...