Minggu, 23 September 2018

RENUNGAN SEDEKAH


 Sedekah semuanya baik, namun antara satu dengan yang lain berbeda keutamaan dan nilainya, tergantung niat, kondisi orang yang bersedekah dan kepentingan proyek atau sasaran sedekah. Di dalam Al-Qur'an, terdapat ayat yang menjelaskan urutan sedekah yang paling utama.
Agar ibadah sedekah kita semakin lebih terpacu dan bersemangat meraih ridha Illahi.
Ketika akan mengeluarkan sedekah, mungkin terlintas pikiran, "Sedekah kemana yang tepat?"
Ini hal yang wajar, karena ada saja hal yang menggoda untuk tidak mengeluarkan sedekah. Misalnya ketika melihat seorang pengemis yang masih muda, lantas kita tidak jadi mengeluarkan sedekah, dengan anggapan dia masih muda dan sanggup bekerja, tanpa kita mengetahui keadaan sebenarnya pemuda pengemis tersebut. Mungkin saja dia terpaksa karena sulit cari kerja dan terdesak biaya hidup.
Alloh sudah menjanjikan bahwa sedekah pasti akan berbalas hingga 700 kali lipat, meskipun kenyataannya bahkan sampai ribuan kali lipat. Alloh tak mungkin ingkar janji, hanya saja dalam implementasinya ada yang seketika, bertahap, atau ditunda. Banyak kisah tentang orang yang mendapatkan balasan berlipat dari sedekah pada anak yatim. Karena itu banyak pula yang memfokuskan bersedekah pada anak yatim. Tetapi ada juga orang yang tidak mendapatkan balasan apa-apa walaupun dia sudah bersedekah pada anak yatim dan berusaha bersedekah dengan hati yang ikhlas, dengan hati yang positif. Akhirnya untuk menghibur diri, dia hanya berkata, "Mungkin rezekiku ditunda, dan akan dibalas pada saat yang tepat."
Mungkin itu benar, tapi mungkin juga karena prosedur sedekahnya kurang tepat. Karena sedekah pun sebenarnya ada urutannya.
Urutan tersebut disebutkan dalam Quran, tepatnya dalam surat Al Baqarah ayat 215 yang artinya:
“Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan.” dan apa saja kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya. “
Berdasarkan ayat tersebut, urutan saluran sedekah adalah:
1. Orang tua
2. Kerabat
3. Anak yatim
4. Orang Miskin
5. Orang yang dalam perjalanan
Saya kutip terjemahan Al-Baqarah 215 ini dari situs http://www.alsofwah.or.id/?pilih=lihatquran&id=113
Khususnya untuk perihal sedekah pada orang tua.
Maksudnya, mereka bertanya kepadamu tentang nafkah, dan ini mencakup pertanyaan tentang apa yang diinfakkan dan siapa yang akan diberikan infak. Allah menjawab mereka tentang hal itu maka firmanNya, "Apa saja harta yang kamu nafkahkan", artinya, harta yang sedikit atau banyak maka orang yang paling utama menerima harta itu dan yang paling berhak untuk didahulukan serta paling besar hak mereka atasmu adalah kedua orang tua yang diwajibkan atasmu berbakti kepadanya dan haram bagimu dari durhaka kepadanya. Di antara cara berbakti paling agung kepada mereka adalah memberi nafkah kepada keduanya dan di antara kedurhakaan yang paling besar adalah meninggalkan nafkah bagi keduanya. Karena itu, memberi nafkah kepada keduanya adalah wajib atas seorang anak yang berada dalam kondisi lapang. Setelah kedua orang tua adalah sanak keluarga menurut tingkatannya, yang terdekat lalu yang lebih dekat menurut kedekatannya dan kebutuhannya. Karena memberi nafkah kepada mereka adalah sebuah sedekah dan silaturrahim.
Terlepas dari orang tua kita mampu atau tidak mampu, kita wajib mendahulukan mereka ketika bersedekah, karena sedekah tidak selalu harus dengan harta.
Ada kisah tentang orang yang pemurah, selalu bersedekah pada siapapun yang membutuhkan pertolongannya, tapi ketika dia terjerat hutang, sedekah tidak menolongnya. Ketika ditanya apakah dia suka memberikan uang pada orang tuanya, ternyata jawabannya "tidak pernah".
Jadi bagi yang sedekahnya belum pernah berbalas, atau hutangnya belum lunas-lunas, atau yang merasa rezekinya terus seret, tanyakanlah pada diri sendiri, apakah kita suka memberi pada orang tua sendiri? Ataukah lebih murah hati pada teman daripada orang tua sendiri? Atau merasa orang tua kita tidak membutuhkan apa-apa lagi karena merasa mereka sudah hidup berkecukupan?
Pastikan orang tua kita tidak kekurangan, barulah kita perluas ruang lingkup sedekah kita pada prioritas berikutnya.
Semoga catatan ini menjadi sebuah referensi sahabat - sahabatku yang gemar bersedekah...
Dan semoga Allah memuliakan mereka dengan balasan yg jauh lebih baik menurut Allah...Amiin!!!

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...