Rabu, 06 Maret 2019

Pertimbangan keluar dari komunitas



Ketika memutuskan bergabung dengan sebuah komunitas, tentu kita sudah menyadari bahwa akan berada ditengah-tengah berbagai karakter manusia. Ada yang karakternya cocok dengan kita, tidak sedikit yang bertolak belakang.
Bertahan dalam sebuah komunitas, tentu ada alasan tertentu bagi setiap orang. Ada yang merasa bahwa dalam komunitas tersebut sesuai dengan yang diinginkan, bisa saling berbagi ilmu, rasa empati yang tinggi antar sesama anggota, bahkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Hal ini bisa terjadi dalam sebuah komunitas secara
offline maupun online .
Komunitas yang dibuat secara offline memungkinkan bagi semua anggota untuk mengadakan pertemuan secara rutin dan bisa bertemu muka, sedangkan komunitas yang dibuat secara online , meskipun kecil kemungkinan, bisa saja terjadi pertemuan secara nyata. Semua tergantung dari kesepakatan antar anggota bila ingin mengadakan perjumpaan, atau istilah yang biasa digunakan yaitu kopi darat (kopdar).
Banyak media yang bisa digunakan saat membentuk sebuah komunitas secara online, misalnya melalui whatsapp, line, ataupun telegram. Melalui obrolan-obrolan secara online (chat) melalui media tersebut, maka akan terjadi interaksi antar anggota. Ditengah perjalanan selama menjadi bagian dari komunitas, tidak jarang ada beberapa hal yang membuat ketidaknyamanan, sehingga membuat salah satu atau beberapa anggota memutuskan untuk keluar dari komunitas atau grup.
Ada beberapa alasan bagi seseorang saat memutuskan untuk tidak lagi bergabung dalam suatu komunitas, misalnya :

• Tidak bisa membagi waktu dengan baik
Bergabung dalam suatu komunitas atau grup secara online, tentu membuat kita berurusan dengan segala hal didalamnya. Terkadang urusan di dunia maya ini, banyak menyita waktu, bahkan mengganggu urusan di dunia nyata. Bila ada tanda-tanda bahwa kita tidak bisa membagi waktu dengan baik, sebaiknya memang keluar saja dari grup atau komunitas.

• Obrolan kurang bermanfaat
Terkadang obrolan dalam grup secara online membuat kita merasa tidak nyaman, karena bahan yang diobrolkan sudah ‘keluar’ dari jalur dan tujuan grup diadakan. Istilahnya, terlalu banyak out of topic (oot) yang terjadi bahkan tidak ada topik yang dibahas /di diskusikan.

• Kurang komunikatif
Sebuah grup atau komunitas yang baik, tentu ada interaksi yang baik antar sesama anggota. Namun bila komunikasi berjalan tidak lancar, hanya beberapa orang saja yang aktif, sedangkan yang lain hanya sebagai silent reader , tentu saja hal ini akan membosankan untuk berbagai pihak.

• Kurang adanya toleransi
Toleransi tidak hanya diperlukan di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Obrolan yang tidak perlu, hingga terjadi hampir 24 jam penuh, yang isinya hanya itu - itu saja.
Jadi kurang ngeeh.....

Berkomunitas memang hak bagi setiap orang. Namun bila keberadaannya sudah tidak sesuai dengan tujuan awal dan membuat seseorang tidak lagi merasa nyaman, tidak lagi merasa mendapat ilmu dan manfaat, maka bila ada anggota yang memilih untuk mundur dan keluar, hal ini juga tidak bisa disalahkan.
Sebaiknya kita bisa bersikap lebih bijak dalam memilih sebuah komunitas, yang bertujuan untuk memperoleh kebaikan, sehingga segala hal yang didapat didalamnya bisa bermanfaat.
Sekian thanks

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...