Minggu, 25 Maret 2018

Pemimpin sejati

             
Ing ngarso sung tulodho
Konsep manajemen dan kepemimpinan yang kita pelajari kebanyakan berasal dari pemikiran Barat atau ngarab. Padahal kita memiliki konsep manajemen made in Indonesia yang luar biasa!!!!!... Asli Indonesia dan lebih arif dari konsep barat. Bahkan boleh dikatakan sangat inovatif.
Mengapa?
Konsep manajemen barat memandang birokrasi manajemen dari aspek vertikal dan horizontal. Jadi selalu berbicara atasan dan bawahan (vertikal) serta posisi dalam level sama, kesamping kiri dan kanan (horisontal). Kearifan kepemimpinanpun sejalan dengan konsep tersebut, yaitu diseputar bagaimana seseorang memberikan pengaruh kepada orang lain dalam kerangka birokrasi atasan bawahan serta samping kiri dan kanan tersebut.
Di Indonesia, terdapat suatu konsep kepemimpinan yang berbeda dimensi, bukan atas bawah, tetapi depan belakang.
Depan belakang? Iya, itulah konsep kepemimpinan yang disampaikan oleh  Ki Hajar Dewa ntar.
Ki Hajar Dewantara adalah tokoh dan pelopor pendidikan di Indonesia, yang mendirikan Perguruan Taman Siswa di tahun 1922. Di dalam mengelola perguruan tersebut, Ki Hajar memiliki moto dalam bahasa jawa yang berbunyi:  Ing ngarso sung tulodho, ing madaya mangun karsa, tut wuri handayani . Moto tersebut terjemahan langsungnya adalah “di depan memberikan teladan, di tengah menggerakkan, di belakang memberikan dorongan”. Moto tersebut pada mulanya ditujukan untuk menjadi pedoman untuk membangun kultur positif antara guru dan murid, namun dalam perkembangannya konsep tersebut digunakan menjadi konsep kepemimpinan, yang khas dan asli Indonesia. Apa yang membedakan dengan konsep kepemimpinan barat?
Kepemimpinan model barat yang vertikal horisontal, atas bawah dan samping mengandung makna disequality, ketidaksamaan, dan power yang tidak seimbang (asymetric power).  Ada posisi diatas yang memerintah dan posisi di bawah yang diperintah. Ada yang more powerful dan ada yang less powerful. Sedangkan konsep kepemimpinan khas Indosesia ala Ki Hajar tidak membedakan orang dari tingkatannya, tetapi dari peranannya. Peran itupun tidak selalu sama, bisa peran saat di depan, peran pada saat di tengah, dan peran pada saat di belakang. Dengan kata lain, pada suatu saat seorang pemimpin harus berperan di depan, pada saat lain di tengah, dan saat yang lain lagi bisa berperan di belakang. Apa maknanya?
Konsep Kearifan Pemimpin Memimpin dan dipimpin adalah suatu siklus natural dalam kehidupan. Ada saatnya kita harus memimpin, tetapi ada saatnya pula kita harus dipimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang berpengaruh dan diikuti. Seorang pemimpin formal, yang menduduki suatu jabatan tertentu, berpengaruh dan diikuti karena wewenangnya. Namun ada pula seseseorang, yang meskipun tidak memiliki jabatan tertentu, tetapi orang tersebut berpengaruh dan diikuti oleh orang lain. Jadi, ada pemimpin yang berpengaruh dan diikuti karena ditakuti, tetapi ada pula yang berpengaruh dan diikuti karena dicintai.Pemimpin tipe yang terakhir inilah yang disebut pemimpin sejati, yang berpengaruh dan diikuti karena “orangnya” bukan karena “jabatannya”.
Bagaimana menjadi pemimpin sejati atau true leader?
Seorang pemimpin sejati memandang orang lain sebagai “manusia” yang harus dihargai karena sifat kemanusiaannya. Seorang pemimpin sejati “nguwongake”,  memanusiakan manusia. Kaya-miskin, besar-kecil, tinggi-pendek, manajer-karyawan hanyalah variasi. Hakekatnya tetap manusia. Seorang pemimpin sejati menghormati orang yang ‘memimpin’ dan menghormati pula orang yang ‘dipimpin’. Memimpin-dipimpin adalah alami, bahkan tidak bisa dihindari. Sudah kodrat manusia untuk memimpin, dan kodrat pula untuk dipimpin. Untuk itulah  dikotomi atasan-bawahan sebenarnya kurang tepat , karena yang sebenarnya ada hanyalah perbedaan peran. Dikotomi atasan bawahan menimbulkan efek berkuasa-tidak berkuasa, atau setidak-tidaknya mengutamakan tingkatan kekuasaan. Inilah yang kurang tepat.
Pendekatan yang lebih alami adalah menempatkan manusia pada perannya masing-masing, dimana semuanya sama pentingnya. Seorang pemimpinpun demikian, harus mampu berperan pada tempat dimana ia berada, pada saat di depan, di tengah, maupun di belakang.
Saat Pemimpin di Depan Seorang pemimpin adalah panutan. Sebagai panutan, orang lain yang ada disekitarnya akan manut (bahasa jawa, yang artinya mengikuti, meniru). Disini bisa dilhat betapa besarnya  tanggungjawab moral seorang pemimpin,  karena tindak-tanduknya, tingkah lakunya, cara berfikirnya, bahkan kebiasaannya akan cenderung diikuti orang lain. Untuk itulah maka saat berada di depan, pemimpin harus memberikan teladan, memberikan contoh. Ini disebutkan oleh Ki Hajar dengan terminologi “ing ngarso sung tulodho”, saat di depan seorang pemimpin harus memberi teladan.
Konsep ini sebenarnya tidak jauh dengan konsep “imam”, pemimpin sholat dalam agama Islam. Imam tidak selalu permanen. Seseorang bisa berdiri didepan sebagai imam, memimpin, dan diikuti oleh “makmum”, para peserta yang ada dibelakangnya. Namun dalam kesempatan lain bisa saja orang lain yang menjadi imam, dan orang yang semula imam kemudian dalam kesempatan itu menjadi makmum atau peserta. Disini tidak tercermin adanya atasan-bawahan, tetapi jelas menunjukkan siapa yang memimpin dan siapa yang dipimpin.
Saat Pemimpin di Tengah Seorang pemimpin yang berada di tengah-tengah orang-orang yang dipimpinnya,  harus mampu menggerakkan, memotivasi, dan mengatur sumberdaya yang ada (empowering).  Pada dasarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri (intrinsic motivation), sehingga ada ataupun tidak adanya stimuli tetap saja akan termotivasi. Hanya saja, kadar motivasi dari diri sendiri sering tidak stabil kehadirannya. Untuk itulah maka motivasi dari luar dirinya (extrinsic motivation) tetap sangat diperlukan. Disinilah seorang pemimpin dapat mengambil peran. Kehadirannya membuat orang tergerak untuk bertindak.  Itulah pemimpin sejati.
Seorang pemimpin sejati saat berada di barisan tengah tidak membebani pemimpin lain yang sedang berada di barisan depan maupun belakang. Untuk itulah maka peran oposisi menjadi tidak relevan disini. Dimanapun posisinya, dan apapun perannya akan tetap saling mendukung dan menopang. Saat di tengah, pemimpin sejati menggerakkan, mendorong yang di depan dan menarik yang di belakang. Inilah hakikat dari ing madya mangun karsa.
Saat Pemimpin di Belakang Siapa bilang seorang pemimpin tidak boleh berada di barisan belakang? Pemimpin sejati diperlukan kehadirannya dibarisan belakang. Dari belakang seorang pemimpin dapat memberikan dorongan untuk terus maju. Pemimpin yang berada di barisan belakang harus pandai-pandai mengikuti barisan di depannya, agar konsisten gerakan dan arahnya , agar terjadi apa yang disebut goal cogruency, suatu keadaan di mana tujuan individu yang berada dalam suatu organisasi konsisten dengan tujuan organisasi. Tanpa goal congruency arah gerakan organisasi menjadi berat karena banyaknya arah yang tidak sama dan mungkin justru saling berlawanan.
Seorang pemimpin sejati harus bisa ngemong (bahasa jawa yang berarti melayani, mengasuh, take care of). Bagaimana seorang penggembala itik berjalan diposisi paling belakang setelah barisan itik-itik yang digembalanya sering digunakan sebagai ilustrasi untuk menggambarkan bagaimana seorang pemimpin dapat mengarahkan orang dari belakang. Setiap orang memiliki bakat sendiri-sendiri. Setiap orang juga memiliki kemampuan untuk bisa bergerak maju mendapatkan apa yang mereka mau, dan juga apa yang diinginkan oleh organisasi. Pemimpin sejati memberikan dorongan dari belakang, tetap mengarahkan agar sesuai tujuan, dan mampu memastikan bahwa orang-orang di dalam organisasi bekerja sesuai dengan arah dan strategi yang telah ditetapkan. Jadi, seorang pemimpin sejati akan tut wuri handayani.
Penutup Seorang pemimpin sejati harus ing ngarso sung tulodho, memberikan teladan. Seorang pemimpin juga harus mampu menggerakkan orang-orang disekitarnya. Disinilah peran pemimpin agar ing madya mangun karso. Yang terakhir, seorang pemimpin harus mampu mengendalikan dari belakang, mengarahkan, dan mendorong orang-orang agar bergerak maju sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Disini seorang pemimpin harus tut wuri handayani.

Kamis, 22 Maret 2018

PAUS MONSTER LAUT RAKSASA

      
 The PENTACLE?
Simbol ini yg terus diangkat ke permukaan, ...bahkan pelakunya sendiri tidak sadar sedang diperalat simbol.
See now ..betapa kejinya implicit-bias yg ditanamkan di bawah sadar manusia?
Itulah sebabnya mengapa sekalipun Russia telah menjadi negeri komunis, tetap saja anti-semitism tak dapat dihapus dari kejiwaan manusia2nya.
Tidak salah kalau malaikat Gabriel (Jibril) sampai geleng-geleng kepala menyampaikan nubuatan itu pada nabi Daniel yang langsung jatuh tersungkur. 2600 tahun yg lalu.
Silahkan search di google huruf .. "whale"  LEVIATHAN...yang artinya  MONSTER LAUT RAKSASA. Dalam bahasa lain diterjemahkan ikan paus (whale).
Hal yang sama pada kisah nabi Yunus di telan ikan paus (sebenarnya ditelan LEVIATHAN). "Angkatan yang jahat dan tidak setia menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus."
rings the bell???".
Jantung Bumi !   Maka,.... yang merasakan kekejian "kesucian" itu dan berontak mencari jalan keluar dari penjara sistem, terpaksa harus masuk ke dalam lorong panjang abu-abu. Wilayah tak bertuan yang segalanya serba nisbi dan dipertanyakan. Hanya tinggal 2 pilihan : jatuh ke titik nadir atau terangkat. Itulah the Dark Night of the Soul.
Dan disitulah letak tangan-tangan Tuhan datang menolong,...membasuh dan menyembuhkan luka-luka pedih yang telah memborok.

Barusan cek google , gematria "Jonas in the belly of a whale" = 3333 !
(Source : "The Law of Vibration: The revelation of William D. Gann").
Masih mau bilang kebetulan semata?
3333 adalah 1061 x 3.14..(Pi)
Sementara gematria "Jonas" (Greeka) = 1061 !
See?? Tanpa harus menjelaskan detail maka gematria ayat selanjutnya (Anak Manusia dalam Jantung Bumi) greeka gematrianya adalah 4248.
4248 = 1062 x 4
Mengindikasikan empat bidang berukuran 1062 menjadi seluruh kelilingnya = 4248.
Dan ini menjadi clop pada problem matematika yang hanya baru2 saja dipecahkan caranya membuat / menghitung di abad 21 ini....oleh tanda2 pada CROP CIRCLE !
Btw, beginilah relationship antara 1061 dan 4248 itu : Squaring the circle (membuat kotak pas dengan lingkaran di dalamnya. Dan ini menjadi misteri matematis sepanjang zaman).
Dan jangan lupa :
Geometri adalah untuk BIDANG.
Gematria adalah untuk WORDS (kata-kata)...atau Firman.
"Pada awalnya adalah Firman" !!!
...dan sacred geometry, gematria,...semua mengacu pada VIBRASI.
Words = Firman = Vibrasi.
See??
Who is beyond this 'reality' constantly teaching us???
See???.........
Apakah anda tahu kata Sirr (Sirrulloh) itu dari kata Shir... שִׁיר ...yang artinya VIBRASI (song, poet)?
Coba cek gematrianya....
Ingatlah ayat yg mengatakan "Firman itu telah menjadi Manusia".
Sementara gematria Manusia adalah 666
apa sih artinya bertobat?
neraka ada di jantung bumi!
Neraka ada di bathin manusia 
Nah!!! Jadi apa artinya?
Dus jawabnya"... Nabi Yunus di dalam perut Leviathan itu artinya apa??

Dari sinkronisasi 2 alegori itu barulah ketemu esensinya. Tentu, ujungnya adalah pertobatan alias sadar. Tapi harus hati2  paham betul apa makna pertobatan dari menjawab 2 pertanyaan (case) tsb. Tanpa itu ya sama seperti sebelum2nya. Asal udah nyembah2 dan rajin ritual sesuai aturan...... sudah dianggap bertobat.
Terperangkap di perut gelap samsara! Terperangkap jaring konseptual (doktrin, dogma) ! Itulah jantung BHUMI.
Perhatikan mereka2 yg lari dari realita mengejar impian surga? Disinilah letak crux persimpangan jalannya!
Jadi artinya.....dengan being beingness, melihat segala sesuatu sebagaimana apa adanya : penderitaan manusia, kebaikan manusia....penyakit dunia, dst dst...segala sesuatu yg ada di BAWAH sini. BARULAH, seperti melihat segalanya dari ATAS.
Jangan lupa..... 666 angka manusia = shir = sirr
Menjadi manusia adalah being beingness....to TASTE...taste reality...kami nyebutnya ROSO !
Kita perhatikan orang2 yg ngejar impian itu apakah roso rumongsonya masih dijalan baik???
Pada lupa ini kali ya?
SANGKAN PARANING DUMADI :
----

Selasa, 20 Maret 2018

Berhala dan simbol



Memberitahukan sebuah realita maka orang-orang yg benar-benar gila akan menganggapnya  orang yg bodoh dan aneh bhkan mereka menuduhnya sedang menghina. jika menyampaikan tentang perihal kegilaan mereka, maka akan dikucilkannya bhkan bisa jadi akan dibunuhnya.
Begitulah dgn orang-orang yg benar-benar gila oleh dogmatis.
Ketahuilah, bahwa peperangan rohani antara Gelap dan Terang itu akan selalu terjadi kapan saja. Dan tentu dalam kekinian kita saat ini baik secara individu, keluarga, komunitas, kenegaraan bahkan global.
Kegelapan itu adalah karena shadow dari proses penciptaan yang disebut ego. Zaman dulu diistilahkan dengan kata : setan / syaithon. Yang mana merupakan "musuh abadi" dari Terang (diberi nama Tuhan).
Tentu saja setelah ajaran Tuhan yang dibawa oleh para Nabi berkembang meluas ke dunia, setan (ego) tentu saja tidak akan terima begitu saja. Setan (ego) berusaha mengambil-alih (hacker) hubungan langsung manusia dengan Tuhannya. Caranya adalah dengan menjadi PERANTARA antara manusia dan Tuhannya. Istilah saya : calo rohani.
Calo-calo inilah yang hendak merebut otoritas Tuhan ke dalam tangannya. Oleh karena itu mereka membentuk institusi.
Institusi yang bertujuan melegalisasi ke-sakkarepe-dewe-annya itu seolah menjadi baku / pakem / historikal ! Itulah yang disebut SIMULACRA atau menjadi IMITASI Tuhan.
Tidak ada cara yang lebih hebat daripada menipu hati manusia dari wujud penampakan yang memba-memba (tampak baik, santun, rohaniah, semuci-suci), Hati manusia lebih mudah ditipu oleh sesuatu yang mirip dengan dirinya , simbol-simbol yang sama seperti yg digunakannya,....karena pada dasarnya umat manusia melekat pada egonya.  (Ingat yg saya maksud simbol adalah pengertian secara luas. Sseperti bahasa, budaya, konsep, identitas, dsb adalah termasuk simbolisme)
Oleh karena itu : kejatuhan manusia adalah karena kemelekatan (pengerasan hati) pada SIMBOL !

Itulah alasannya dilarang menyembah berhala. Karena simbol telah diberhalakan, lebih daripada realitas kenyataannya. Simbol-simbollah yang menyebabkan permusuhan!
TANPA KALIAN SENDIRI SADARI ...KALIAN SUDAH MENYEMBAH SIMBOL, BUKAN MENYEMBAH TUHAN Allah Mu!
Kketika kebenaran penggalian fakta sejarah diungkapkan tentang simbol itu. Mereka (ego, setan) berusaha menentangnya / menutupinya dengan menghalalkan segala cara.
Ketika masih hidup saja sudah tersesat karena simbol-simbol. Apalagi setelah mati nanti dimana dunia Roh adalah dunia manifestasi segala sesuatu muncul dalam medan visual berupa simbol-simbol yang semakin intens.  Kalau tidak bisa paham pada saat hidup di dunia ini, nasib rohmu setelah kematian nanti yang akan tersesat oleh simbol.
Ingat! Problemnya BUKAN di simbol2nya, tetapi di BATIN kalian yang MELEKAT pada simbolnya
Begitu masuk pelajaran agama, kalian diajari bahwa yang lain itu BEDA. Betul?
Apakah sewaktu kecil bermain bersama kawan2mu sebelum dicekoki perbedaan2, kamu melihat / merasakan perbedaannya???
AYo jawab dengan jujur!!!???
Kedua, apakah pernah cek, perbedaan yg dikatakan oleh (guru dorna) mu itu betul?
Kalau betul...berbeda karena memang dari dasarnya beda atau karena sama2 telah dicekoki paham pambedan?
Sadarkah sudah pada keracunan sesuatu yang m,anis pambedan?
Yang cina (keresetan) juga podo wae.
Dua pihak dipisahkan lalu dicekoki ajaran untuk aduan. Hebatnya satu dalang main dengan dua tangan.
Dan pada akhirnya negara dan tatanan kemasyarakatan berantakan.
Makanya CARILAH PEMIMPIN YANG BISA MENYATUKAN,  bukan pemimpin yg cuman bisa menyanjung2 kehebatan kelompok padahal mengadu.
Pemimpin yang memiliki wawasan luas dan visi jauh ke depan, bukan pemimpin yang picik sempit.
Pemimpin yang bisa nuturi, bukan pintar nutupi.
Pemimpin yang mau /& mampu koreksi diri (mawas diri, mulat salira), bukan yang hobinya cuman besolek.
Pemimpin yang melek akal, bukan gaweannya cuman akal-akalan.
Pemimpin yang bisa beri piwulang, bukan minta didulang (disuapin).
Pemimpin yang bisa duduk bersama semua golongan (tepa selira), bukan baru duduk bersama kalau ada kepentingannya (nanding selira).
Pemimpin yang mau dan mampu mengabdikan dirinya untuk seluruh komponen bangsa dalam kesatuan, bukan yang mengabdi untuk dirinya sendiri (apalagi jadi jongos imperium diluar sono).
Pemimpin yang otaknya masih wutuh, bukan yang sudah retak-retak menjadi kepingan bagian2 yg saling kontradiktif.
Sederhana tow sak jane?
Rahayu!

Senin, 19 Maret 2018

Kesadaran hidup


Kehidupan mengada untuk memanifestasikan Prihal hidup dalam jabaran dimensi ruang-waktu untuk melihat diriNya sendiri dan pada akhirnya beristirahat (of).
Jadi, 'realitas' kehidupan kita sekarang pada dasarnya adalah representasi lemah (poor-representation of) tentang Realitas. Mengapa? Karena terpecah-pecah menjadi yang tidak memahami keutuhannya. Oleh karena itu, inti dari pendakian spiritual adalah kembalinya individu tersebut untuk memahami hidup dalam keutuhannya. Maka dikatakan bahwa pada pengalaman realisasi, seseorang tidak lagi merasakan dirinya adalah dirinya, melainkan segala sesuatu adalah bagian dari diriNya. Inilah beda antara ego (individual) dan Ego (wholeness).Tetapi tentu saja akan menjadi salah dimengertikan lagi apabila diistilahkan sebagai 'pribadi'.Karena pada dasarnya Ego adalah ego-less. Tapi dipandang dari sudut ego seolah memiliki ego karena ego akan selalu memandang pihak lain dengan ego (mirror of relationship).
Ini sulit dipahami oleh kita, karena kita hanya mampu mengada dalam mode pikiran. Sementara pikiran selalu terfragmentasi. Karena proses berpikir memerlukan sentral untuk memahami segala sesuatu, dan sentral itu disebut ego.
Oleh karena itu, apa yang ada di dalam hidup menentukan bagaimana egonya. Bila isi dalam hidup adalah sekedar perburuan makanan dan sex, demikianlah hidup binatang buas. Bila hidup anda semisal dikatakan sebesar bola kelereng, maka dunia anda adalah sebesar kelereng. BIla hidup anda sebesar bola dunia, maka bumi inilah kepedulian anda. Seekor kelinci atau kucing, anda perdengarkan music Bach barangkali hanya akan dipahami sekedar noise (kebisingan). Demkian juga orang yang memaknai realitas hanya sebatas benda-benda nyata duniawi barangkali tidak akan terimpresi melihat gambar ilustrasi ini. Bahkan tidak akan melihat adanya / pentingnya realitas fenomena batin. Hidup artinya mah cukup asal ribet pengejaran duniawi saja (badan, kaya, kuasa, ganteng, perkasa, cantik, dsb). Signifikansi tentang masalah2 psikologi atau sosial tidak ada pentingnya. Atau lebih parah lagi memaknainya sebagai sekedar kegilaan tanpa makna (sia-sia). "Hidup cukup sembah-sembah dapat hadiyah", katanya.
Cahaya primordial..Nuur Muhammad..Rohul Kudus..Hakekat Buddha Nature, Cosmos... Aku adalah Semesta..semesta adalah Diri-Ku...
Dalam Taoism disebut "Sifat Sejati". Di Kawruh Jawa Sanyata disebut "Diri Sejati".
Di Torah disebut YHVH !!!
https://www.youtube.com/watch?v=z1EzOB3sfq4
Rahayu!

Sabtu, 17 Maret 2018

Kegelisahan


Hmmm....sedari kemaren saya mendapat insight beberapa hal yang saling berhubungan menuju kesana. Barusan saja masih malas menuliskan, tetapi Okelah pada prinsipnya hakikat dosa tidak hidup sebagaimana apa adanya., karena segala yang sedemikian apa adanya adalah ciptaan Tuhan sendiri. Ketika engkau mengingkarinya maka sama saja dengan menentangNya.
Segala sesuatu kuncinya adalah Kesadaran. Baik dan Buruk diadakanNya agar kita manusia bisa bertumbuh dalam Kesadaran. Tapi ada orang-orang yang hendak membajak ajaranNya demi ambisi duniawinya. Lalu menggunakan akal-pikirannya (disebut : ilomu tafsir, hermeneutika, apologetika) untuk memilah-milah apa yang sebenarnya keutuhan tak terbagi.
Oleh karena itu, pada dasarnya mereka bisa memanipulasi akal pikirmu. Karena kita juga masih sangat intens hidup dalam mode ego. Akan tetapi, mereka tidak akan bisa menipu jiwamu. Deep inside, jiwamu TAHU. Walau awan-awan tebal pikiran kita mengingkari itu, tetapi ada tempo-tempo dimana yang dari dalam itu mencuat ke permukaan. Untuk menegur dan mengingatkan. Oleh karena itulah maka ego kita menjadi gelisah. Gelisah tetapi tak jelas karena tidak mampu mencernanya. Tak lama kemudian , ego akal pikiran membuat alasan-alasannya sendiri untuk mengubur kembali perasaan dari dalam itu. Dan sejenak lupa lagi. Dengan cara begiutlah maka orang menjadi fanatik. Karena fanatism pada dasarnya adalah pengerasan hati. Sebuah kekeras kepalaan (intransigence). Semakin meminta dihapuskan kegelisahan maka sebenarnya kecemasan eksistensial semakin kronis. Karena tidak sadar bahwa yang sedang mendoa itu si setan sendiri (ego). Ego menghendaki dihilangkannya ego (sumber kecemasan). Itu jelas bagai anjing yang sedang berputar2 hendak menangkap ekornya sendiri,.
Ternyata....
Berupaya bahkan ngoyo...
Malah ga sadar2
Nah, makin ngoyo makin buta, kan?
Makin merasa ingin baik malah makin tambah buruk. Betul?
Jelas! Karena yang melakukan itu ego. Ego atau gampangnya keinginan ingin menghilangkan keinginan. Jelas itu tidak mungkin. Akibatnya ego membuat akal2annya sendiri yg makin rumit dalam dusta2 dan kemunafikan. Itulah sangkan paraning koplak!
Karena apa saja yang dicapai dengan usaha ego selalu partial / fragmented , tidak pernah menjadi utuh.
Tapi proses itu memang harus ada, yaitu untuk belajar dari pengalaman hidup. Supaya sadar. Karena pada dasarnya kita semua masih buta, oleh karena itu hanya bisa mengandalin percaya. "Percaya" sendiri adalah suatu fenomena pikiran. Kalau gak ketatap tembok atau kejegur jurang  sampai merasakan sendiri bagaimana merananya , maka  tidak mungkin memahami untuk melampaui ego.  Dengan kepercayaan belaka maka kita manusia tidak akan mau belajar sadar. Maka proses air-api itu tetap harus dilalui oleh setiap insan.
Caranya dengan menyadari bahwa itu ego. Cobalah praktekkan step pertama ini:
Lihatlah dan amatilah bagaimana gerak-gerik ego. Itu dapat dilihat dari muncul tenggelamnya pikiran-pikiran, perasaan, persepsi, ingatan dan sensasi-sensasi tubuh dengan tanpa menilai atau menyimpulkan sama sekali. Awalnya memang seperti orang bingung melihat bergagai macam hal di dalam batin sendiri tanpa mampu memahami. Jangan coba memahami, cukup tahu / catat dalam batin hal demi hal.Jangan menyimpulkan. Kebanyakan orang menjadi terlalu dini kemudian menyimpulkan, "Ooo aku begini,,,aku begitu..." Itu adalah gerak pikiran juga. Maka ilusi juga. Cukup sadari sajalah bahwa pikiran bergerak menyimpulkan....atau pikiran (ego) ingin cepat-cepat melihat hasil. Cukup catat saja dalam batin semua itu.  Nanti dalam perjalanan waktu semakin matangnya  dalam latihan ini maka akan pelan2 mulai memahami diri. Tapi itu nanti sekali, masih jauh.
Yang jelas dalam proses itu, akan merasa melihat banyak hal yang buruk tentang diri sendiri. Tentu saja hal itu mengecewakan, menakutkan, mencemaskan, dsb. Tapi itulah ujian dariNya. Disinilah tantangan iman. Bisakah diri ini melampaui ketakutan termasuk kegelisahan eksistensial terhadap takdir kematian itu sendiri?
Hiduplah tanpa rasa takut, nikmati dunia ini hiduplah dengan enak tapi jangan seenaknya 
Ketakutan tidak akan membuat seseorang bertumbuh.  ketakutan pun harus diamati sampai melihat langsung sumbernya yaitu ego. Ego = setan. Itulah asal muasal pengertian kenapa dikatakan bahwa setan itu menakutkan. Observer is the observed. Sang pengamat adalah yang diamati.
Disinilah tantangan iman. Bisakah diri ini berserah sepenuhnya pada Tuhan untuk menerima apa adanya dan bekerja dengan modal apa adanya (diri asli pribadi ) itu? Disinilah keberserahan diri (ikhlas) dan kesabaran itu dilatih. Karena tidak boleh berupaya, bila berupaya maka itu tiada lain adalah ego lagi (dan akhirnya anjing berputar2 mengejar ekornya sendiri, lagi). Biarkan proses penggemblengan jiwa diproses oleh TUHAN sendiri.
Kita cukup tahu...tahu...tahu...catat...catat...catat...dst Sampai suatu waktu nanti bila memang jiwamu sudah menjadi lebih matang, maka ketika menengok ke belakang, barulah berasa ternyata Tuhan telah menggendong  bergerak berjalan jauh.
Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. Tetapi aku menyadari bahwa hal ini pun adalah usaha menjaring angin,
Hikmat = Chokmah.
Pengetahuan = YADA !
"... hal ini pun adalah usaha menjaring angin,.."
That's it!
Because I do not want to believe,....I want to know....
Believing is for who do not see.
Seeing means understanding (yada).
Dua danau dengan nasib yang berbeda walau berasal dari sebuah Mata Air dan Sungai yang sama. Mengapa? Temukan jawabnya disini :
https://www.facebook.com/suchamda/videos/875812922589705/
Salam Rahayu....

Jumat, 16 Maret 2018

Kesenjangan ekonomi masyarakat

Selamat malem sahabat Bakul getuk.
Mengapa kenangan terus naik dan apa yang perlu dilakukan?

Sejak dahulu kala kesenjangan selalu ada dan terus naik seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, Pada tahun 2002, konsumsi 10% rumahtangga terkaya setara dengan konsumsi 42% rumahtangga termiskin. Bahkan pada tahun 2014, naik menjadi 54%. Mengapa kita perlu khawatir mengenai tren ini? Apa penyebabnya, dan bagaimana pemerintah yang sekarang bisa mengatasi naiknya kesenjangan?
Apa saja yang perlu dilakukan?
Kesenjangan tidak selalu buruk;
ketimpangan bisa memberi penghargaan bagi mereka yang bekerja keras dan berani mengambil risiko. Tetapi ketimpangan yang tinggi itu mengkhawatirkan dan bukan hanya karena alasan keadilan. Ketimpangan tinggi bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, memperparah konflik, dan menghambat potensi generasi sekarang dan masa depan. Contohnya, riset baru mengindikasikan bahwa secara rata-rata, ketika porsi besar pendapatan nasional dinikmati oleh seperlima rumahtangga terkaya, pertumbuhan ekonomi melambat – sementara negara bisa tumbuh lebih cepat ketika seperlima rumahtangga termiskin menerima lebih banyak.
Rumahtangga miskin bisa mengalami kekurangan sumberdaya untuk memasukkan anak ke sekolah, dan menjaga kesehatan mereka , sehingga produktivitas mereka berkurang saat dewasa. Mereka mungkin juga tidak bisa membuka usaha. Kesenjangan yang lebar dalam standar kehidupan juga bisa memicu pertentangan sosial, ketidakpastian politik dan konflik yang semakin sering. Di daerah dengan kesenjangan lebih tinggi melaporkan 60% konflik lebih banyak dibanding daerah dengan kesenjangan yang lebih rendah.
Kesenjangan dapat naik karena empat sebab utama. Pertama, banyak anak-anak dari rumahtangga miskin dan di desa, tidak memperoleh hidup yang sama dengan anak-anak dari keluarga yang lebih kaya. Akibatnya, mereka tumbuh dengan kesehatan dan keterampilan yang kurang. Sepertiga dari seluruh perbedaan pada standar hidup orang dewasa saat ini disebabkan oleh faktor-faktor di luar kendali mereka: pendidikan orangtua mereka, tempat mereka lahir, hanya sebagian kecil tamatan sekolah memiliki keterampilan yang berguna untuk ekonomi modern, Merekalah yang bisa memperoleh pemasukan lebih tinggi dari pekerjaan formal. Sebaliknya, sebagian besar pekerja tidak terampil terjebak dalam produktivitas rendah, gaji kecil, dan pekerjaan informal. Seiring waktu, kesenjangan pendapatan antara pekerja terampil dan tidak terampil mengakibatkan naiknya ketimpangan.
Ketiga, kepemilikan aset keuangan dan properti  semakin terkonsentrasi di tangan mereka yang paling kaya. Satu estimasi menunjukkan bahwa 50% seluruh aset dimiliki oleh 1% penduduk  Individu-individu tersebut mendapat pemasukan besar dengan memiliki berbagai aset, dan mengakibatkan ketimpangan yang semakin tinggi. Anak-anak mereka akan mewarisi kekayaan tersebut, tumbuh lebih beruntung dan mendapat manfaat dari pekerjaan yang lebih baik.
Dan keempat, hanya pegawai negeri dan keluarga kaya yang memiliki jaminan kesejahteraan juga tabungan yang cukup. Ketika terjadi guncangan – misal terkait sskit kehilangan pekerjaan, atau bencana alam – sebagian besar masyarakat terpaksa meminjam dari teman, keluarga, menjual aset matapencaharian mereka seperti ternak, atau mengeluarkan anak dari sekolah untuk menghemat pengeluaran dan membantu mencari pemasukan. Kerentanan ini berarti banyak keluarga jatuh miskin tiap tahun. Lebih dari setengah masyarakat miskin tahun ini belum lagi miskin tahun lalu.
Masyarakat umum, ketika ditanya melalui survei nasional berapa besar pendapatan nasional yang selayaknya diterima seperlima masyarakat terkaya, menjawab idelanya 28%. Namun mereka memperkirakan, kenyataannya 38%. Realitanya lebih ekstrem. Menurut data resmi, 49% seluruh konsumsi dinikmati seperlima masyarakat terkaya.
Masyarakat mendukung adanya kebijakan yang lebih baik untuk menurunkan ketimpangan: 88% responden survei setuju bahwa pemerintah perlu segera mengatasi ketimpangan, dan mengusulkan program yang bisa memperkuat perlindungan sosial, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi korupsi. Mereka kurang antusias dengan usul untuk memperbaiki sekolah dan infrastruktur, juga menaikkan pajak bagi yang kaya.
Ada sinyal yang kuat dari pemerintah Presiden Joko Widodo untuk menghentikan laju kenaikan ketimpangan. Laporan mengenai ketimpangan telah dipaparkan dalam rapat kabinet pemerintah, dan sasaran resmi untuk menurunkan ketimpangan telah dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah. Beberapa tindakan penting sudah dilakukan. Sebagian besar subsidi BBM yang lebih dinikmati masyarakat mampu telah dikurangi dan dananya dialihkan untuk bantuan sosial, layanan kesehatan, dan investasi infrastruktur. Membuka lapangan kerja telah dibantu melalui regulasi usaha dan pasar tenaga kerja yang lebih sederhana. Beberapa inisiatif baru untuk meningkatkan ketaatan pajak punya potensi menurunkan ketimpangan secara langsung (dengan mengurangi disparitas pemasukan) dan tidak langsung (dengan mendanai belanja pemerintah yang bermanfaat bagi masyarakat miskin).
Masih banyak tindakan yang bisa dilakukan. Akses layanan kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin dan anak-anak di desa sudah membaik, tetapi mereka sering menerima mutu layanan yang lebih rendah. Perlu upaya lebih banyak untuk memastikan kesetaraan akses pendidikan yang bermutu. Juga masih perlu tindakan untuk meningkatkan keterampilan mereka yang sudah bekerja, melalui peluang baru dan pelatihan kerja. Meningkatkan keterampilan pekerja saja belum cukup. Jenis pekerjaan yang lebih baik bisa tercipta melalui infrastruktur yang lebih baik. Selain itu, akumulasi kekayaan melalui cara tidak adil, apakah lewat korupsi atau nepotisme, perlu lebih diselidiki. Dan ketika pendapatan diperoleh dengan cara yang jujur, pajak yang layak perlu dibayar.
Terakhir, masih banyak yang bisa dilakukan untuk membantu masyarakat miskin dan rentan dari guncangan. Harga pangan yang tinggi bisa dikurangi dengan memperbaiki  produktivitas dan logistik pertanian,  juga mengizinkan impor untuk menurunkan harga di saat persediaan kurang. Dan jaring pengaman sosial – jaminan dan bantuan sosial – masih bisa diperkuat.
Pengalaman internasional menunjukkan bahwa strategi komprehensif yang meliputi berbagai bidang, digabung dengan kemauan politik bisa membawa perubahan besar sekarang dan di masa depan. Indonesia sedang mengambil langkah menyiapkan strategi tersebut. Membalik naiknya ketimpangan akan sulit, tapi penting bagi masa depan.

Rabu, 14 Maret 2018

Menemukan arti hidup dengan merantau


Selamat malem sobat Bakul getuk apa kabar hari ini? Sehat selalu tentunya yaa...
Apa yang keluar sahabat Bakul getuk pikirkan saat mendengar kata merantau? Kebanyakan orang akan langsung beranggapan kalau merantau itu sulit dan berat karena jauh dari keluarga ataupun kerabat. Meskipun beberapa orang justru beranggapan sebaliknya. Kalau kamu tahu, merantau itu justru akan memberikan banyak pelajaran berharga di kehidupanmu sekarang ini dan juga nanti. Mungkin kamu akan merasa pesimis diawal, tetapi selama kamu kuat, percayalah kamu akan bersyukur karena kamu diberikan kesempatan untuk merantau.
Meninggalkan segala kenyamanan di rumah bersama keluarga dan memulai perjuangan hidup seorang diri di tempat baru memang menjadi tantangan yang harus kamu hadapi. Setidaknya sekali dalam hidupmu kamu harus mencoba pengalaman merantau baik untuk bekerja, kuliah, pelatihan atau apapun itu. Dengan merantau, setidaknya 5 hal di bawah ini pasti kamu dapatkan yang tentunya akan menjadi hal yang tak ternilai harganya. Apa saja itu?
1. Kamu belajar hidup mandiri
Kalau kamu hidup sendiri dan jauh dari orang tua maupun keluargamu, mau tidak mau kamu harus siap menjadi seorang yang mandiri. Ada pepatah "ala bisa karena terbiasa" yang memang terbukti benar. Diawal kamu akan merasa terpaksa menjadi seorang mandiri tapi lama kelamaan kamu akan terbiasa bahkan menjadi hal biasa buatmu.
Biasanya kamu kalau makan sudah tersedia di rumah, sekarang kamu harus mau jalan keluar sambil ujan-ujanan karena tidak ada orang yang sediain makan lagi buatmu. Atau saat kamu merasa sakit, kamu hanya bisa berbaring di kamar kos tanpa ada keluarga yang menjagamu. Urusan lain pun yang biasanya kamu terima beres, sekarang tidak bisa lagi. Intinya kalau kamu tidak gerak, urusanmu tidak akan beres. Disinilah keterpaksaanmu akan berubah menjadi kebiasaanmu seiring dengan waktu.
2. Kamu akan lebih mengenal daerah asalmu
Kamu yang merantau jauh dari daerah asalmu pasti akan merasa kangen untuk segera pulang kampung menengok orang tua maupun keluargamu. Kalau kamu tidak sempat pulang, ada kalanya kamu merasa cukup saat kamu bertemu orang yang sedaerah denganmu dan berbincang dengan bahasa daerahmu. Kamu akan menjadi lebih kangen dan mengenal kampung halamanmu nantinya.
Selain itu tentunya kamu bisa promosiin daerahmu ke teman kerjamu untuk wisata atau sekedar memberikan mereka oleh-oleh saat kamu berkesempatan pulang kampung. Tentunya hal yang sangat keren kalau kamu menjadi duta buat daerahmu sendiri karena kamu semakin mengenal daerahmu. Wisata, kuliner atau lainnya, kamu jadi lebih tahu kan?
3. Kamu akan lebih menghargai orang lain
Saat merantau kamu akan bertemu dengan orang dari berbagai suku bahkan bangsa yang tentunya mereka memiliki karakter dan budaya yang berbeda. Misalnya orang dari daerah A memiliki karakter lembut dan nada bicaranya halus, dan orang yang berasal dari kota B terbiasa bicara dengan nada keras dan blak-blakan. Disinilah kamu akan belajar bagaimana caranya menerima perbedaan yang kamu hadapi setiap hari.
Kamu tidak perlu tersinggung kalau ada teman yang berbicara keras karena itu bukan berarti kasar namun mungkin hanya saja kebiasaan dan budaya di daerahnya. Pengetahuanmu tentang karakter orang akan bertambah dan akan mempermudahmu untuk menempatkan diri saat kamu bergaul dengan orang dari daerah A, B ataupun C.
Saling menghargai dan menghormati perbedaan seperti pada semboyan negeri ini yaitu "Bhinneka Tunggal Ika" akan menjadikanmu orang yang bisa menerima dan diterima orang lain dimanapun.
4. Kamu berjuang untuk bertahan hidup
Kamu akan berjuang untuk bertahan hidup di daerah perantauan dengan cara apapun selama itu sesuai aturan. Kamu harus memikirkan berapa biaya yang kamu keluarkan untuk makan, transportasi, tempat tinggal / kos dan juga biaya lainnya. Hal yang tentunya belum pernah kamu lakukan selama kamu tinggal di rumah dan merasa aman dengan semua itu. Tapi disini lah kamu yang menentukan nasibmu. Kalau kamu berhasil mengatur keuangan dan juga hal lainnya, maka kamu akan tetap hidup. Tantangan yang bisa dikatakan gampang gampang sulit. Percayalah kamu bisa karena sudah banyak orang yang membuktikannya.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan "hiduplah seperti lumut", dimana kamu harus bisa hidup dimana saja seperti halnya lumut yang bisa ditemukan di hampir semua tempat hanya dengan bersandar di dinding atau pepohonan.
Percayalah kalau ini sulit tapi mungkin. Nothing is impossible!
5. Kamu bisa merancang masa depanmu
Masa depan memang menjadi misteri karena kamu tidak akan pernah tau seperti apa kamu nanti. Tapi dengan merantau, sedikit banyak kamu bisa merancang hidupmu ke depan. Sedikit demi sedikit kamu bisa bertahan hidup sendiri dan kalau kamu berhasil menghidupi diri sendiri tentunya kamu pasti bisa menghidupi calon keluargamu nanti.
Selain itu kamu bisa merancang tujuan hidup dan mimpimu nanti secara perlahan. Apakah kamu menetap di kota A karena kamu menikmati hidup disaa? Atau kamu harus pindah ke kota B untuk mengejar karir? Atau malah kamu harus pulang dan menetap di kota asal untuk membangun kotamu? Semua itu pilihanmu dan tentunya sedikit banyak pengalamanmu selama merantau akan membantumu.
Memang kamu tidak harus merantau kalau kamu ingin berkarir total di daerah asalmu.Tapi tidak ada salahnya kamu coba merantau seumur hidup dimana kamu akan keluar dari zona nyaman dan menemukan sesuatu baru yang akan mengubah atau memperbaiki hidupmu di masa depan.
Jadi tunggu apa lagi, keputusan ada di tanganmu.
Trust me, it works!

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...