Selasa, 20 Maret 2018

Berhala dan simbol



Memberitahukan sebuah realita maka orang-orang yg benar-benar gila akan menganggapnya  orang yg bodoh dan aneh bhkan mereka menuduhnya sedang menghina. jika menyampaikan tentang perihal kegilaan mereka, maka akan dikucilkannya bhkan bisa jadi akan dibunuhnya.
Begitulah dgn orang-orang yg benar-benar gila oleh dogmatis.
Ketahuilah, bahwa peperangan rohani antara Gelap dan Terang itu akan selalu terjadi kapan saja. Dan tentu dalam kekinian kita saat ini baik secara individu, keluarga, komunitas, kenegaraan bahkan global.
Kegelapan itu adalah karena shadow dari proses penciptaan yang disebut ego. Zaman dulu diistilahkan dengan kata : setan / syaithon. Yang mana merupakan "musuh abadi" dari Terang (diberi nama Tuhan).
Tentu saja setelah ajaran Tuhan yang dibawa oleh para Nabi berkembang meluas ke dunia, setan (ego) tentu saja tidak akan terima begitu saja. Setan (ego) berusaha mengambil-alih (hacker) hubungan langsung manusia dengan Tuhannya. Caranya adalah dengan menjadi PERANTARA antara manusia dan Tuhannya. Istilah saya : calo rohani.
Calo-calo inilah yang hendak merebut otoritas Tuhan ke dalam tangannya. Oleh karena itu mereka membentuk institusi.
Institusi yang bertujuan melegalisasi ke-sakkarepe-dewe-annya itu seolah menjadi baku / pakem / historikal ! Itulah yang disebut SIMULACRA atau menjadi IMITASI Tuhan.
Tidak ada cara yang lebih hebat daripada menipu hati manusia dari wujud penampakan yang memba-memba (tampak baik, santun, rohaniah, semuci-suci), Hati manusia lebih mudah ditipu oleh sesuatu yang mirip dengan dirinya , simbol-simbol yang sama seperti yg digunakannya,....karena pada dasarnya umat manusia melekat pada egonya.  (Ingat yg saya maksud simbol adalah pengertian secara luas. Sseperti bahasa, budaya, konsep, identitas, dsb adalah termasuk simbolisme)
Oleh karena itu : kejatuhan manusia adalah karena kemelekatan (pengerasan hati) pada SIMBOL !

Itulah alasannya dilarang menyembah berhala. Karena simbol telah diberhalakan, lebih daripada realitas kenyataannya. Simbol-simbollah yang menyebabkan permusuhan!
TANPA KALIAN SENDIRI SADARI ...KALIAN SUDAH MENYEMBAH SIMBOL, BUKAN MENYEMBAH TUHAN Allah Mu!
Kketika kebenaran penggalian fakta sejarah diungkapkan tentang simbol itu. Mereka (ego, setan) berusaha menentangnya / menutupinya dengan menghalalkan segala cara.
Ketika masih hidup saja sudah tersesat karena simbol-simbol. Apalagi setelah mati nanti dimana dunia Roh adalah dunia manifestasi segala sesuatu muncul dalam medan visual berupa simbol-simbol yang semakin intens.  Kalau tidak bisa paham pada saat hidup di dunia ini, nasib rohmu setelah kematian nanti yang akan tersesat oleh simbol.
Ingat! Problemnya BUKAN di simbol2nya, tetapi di BATIN kalian yang MELEKAT pada simbolnya
Begitu masuk pelajaran agama, kalian diajari bahwa yang lain itu BEDA. Betul?
Apakah sewaktu kecil bermain bersama kawan2mu sebelum dicekoki perbedaan2, kamu melihat / merasakan perbedaannya???
AYo jawab dengan jujur!!!???
Kedua, apakah pernah cek, perbedaan yg dikatakan oleh (guru dorna) mu itu betul?
Kalau betul...berbeda karena memang dari dasarnya beda atau karena sama2 telah dicekoki paham pambedan?
Sadarkah sudah pada keracunan sesuatu yang m,anis pambedan?
Yang cina (keresetan) juga podo wae.
Dua pihak dipisahkan lalu dicekoki ajaran untuk aduan. Hebatnya satu dalang main dengan dua tangan.
Dan pada akhirnya negara dan tatanan kemasyarakatan berantakan.
Makanya CARILAH PEMIMPIN YANG BISA MENYATUKAN,  bukan pemimpin yg cuman bisa menyanjung2 kehebatan kelompok padahal mengadu.
Pemimpin yang memiliki wawasan luas dan visi jauh ke depan, bukan pemimpin yang picik sempit.
Pemimpin yang bisa nuturi, bukan pintar nutupi.
Pemimpin yang mau /& mampu koreksi diri (mawas diri, mulat salira), bukan yang hobinya cuman besolek.
Pemimpin yang melek akal, bukan gaweannya cuman akal-akalan.
Pemimpin yang bisa beri piwulang, bukan minta didulang (disuapin).
Pemimpin yang bisa duduk bersama semua golongan (tepa selira), bukan baru duduk bersama kalau ada kepentingannya (nanding selira).
Pemimpin yang mau dan mampu mengabdikan dirinya untuk seluruh komponen bangsa dalam kesatuan, bukan yang mengabdi untuk dirinya sendiri (apalagi jadi jongos imperium diluar sono).
Pemimpin yang otaknya masih wutuh, bukan yang sudah retak-retak menjadi kepingan bagian2 yg saling kontradiktif.
Sederhana tow sak jane?
Rahayu!

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...