Selamat malem sobat Bakul getuk, kabar baik sehat selalu menyertai, Mudah-mudahan selalu dalam lindunganNYA amin...
Tahukah sobat belakangan ini penulis lepas atau freelance writer untuk artikel atau konten blog jadi pilihan profesi yang cukup menarik. Apalagi buat yang kreatif menulis bercerita. Situs web dan blog butuh konten menarik begitu juga media massa cetak konvensional, di tengah makin hiruk-pikuknya bermacam media sosial butuh pengisi konten dari orang-orang di balik layar yang kadang terlupakan bahkan jadi pahlawan tanpa nama.
Pasti ada suka dukanya. Kadang tiap kesulitan menjadi online content writer tertutupi oleh hobi kita merangkai huruf, angka, dan simbol demi menjadi kata, kalimat dan paragraf yang bermanfaat dan menarik.
Bagi beberapa orang, menulis itu butuh mood. Seperti pekerja seni. Idealisme masih memengaruhi. Tapi di sisi lain, deadline menanti. Harus profesional. Belum lagi antrean order. Lima hingga 10 posting berkualitas per hari. Yang memutuskan menerima multitopik bakal makin pusing kalau kurang akrab dengan tema yang diminta. Ibarat pelajaran fisika tapi muridnya jurusan sosial. Padahal naskah mesti orisinal. Supaya jadi konten yang punya ciri khas dan unik. Alternatifnya, jangan cari borongan kejar setoran. Jaga kualitas untuk bidang-bidang yang memang dikuasai. Atau kerja sama dengan teman yang memang menguasai topik tersebut. Jika sudah tuntas, kirim via surel atau email.
Editor akan memilah dan meninjau hasil karya kita. Kredibilitas sebagai kontributor dipertaruhkan. Naskah ditolak? Itu biasa. Mungkin tidak cocok dengan selera penyunting. Atau tulisan kita memang kurang berbobot dan tidak memenuhi syarat. Bisa karena pemakaian ejaan, terlalu kaku untuk target pembaca, tidak lolos perangkat lunak plagiarisme atau kurang SEO (optimal bagi mesin telusur). Jangan menyerah. Coba lagi.
Jika lolos review penyunting, artikel pun tayang dan uang ditransfer. Karya kita jadi milik pemesan. Sesuai kesepakatan dengan penyedia jasa layanan konten. Tidak ada nama kita tercantum. Bahkan terganti oleh nama penulis lain. Konsekuensi ghost writer .
Bayaran tertunda? Bahkan tidak dibayar?
Bisa jadi pertimbangan untuk memilih bergabung dengan agen artikel dan perantaranya atau murni bekerja sendiri.
Kerja di depan laptop, komputer bahkan ponsel Android dan dibayar. Bisa full time atau hanya paruh waktu. Hobi yang menghasilkan. Lumayan untuk mengganjal isi dompet. Apalagi akhir bulan. Tidak perlu masuk kantor tiap hari. Bekerja secara
ubiquitous . Fleksibel waktu, tempat dan cara. Yang doyan travelling malah dapat ongkos akomodasi. Yang gemar makan malah dibayar untuk sebuah kesannya. Yang suka touring malah diundang pabrikan motor tiap launching produk baru.
Makin banyak portofolio, relasi dan jaringan, reputasi meningkat, nilai jasa juga bertambah. Seringnya, resign dari kantor supaya lebih fokus menghadapi banjir job tulisan.
Jangan lupa manfaat belajar menyampaikan sesuatu secara terstruktur. Yang ini lewat tulisan. Punya potensi dalam pengembangan diri. Makin tekun menulis, makin lihai. Latihan posting karena tuntutan sebagai online freelance writer juga bisa jadi salah satu alasan ngeblog .
Minggu, 11 Februari 2018
SUKA DUKA PENULIS BLOG
Jumat, 09 Februari 2018
MOTIVASI MENGENAL TUHAN YME
Sejak kecil, dan barang kali tepatnya sejak kami menduduki sekolah TK, kita sudah mulai diperkenalkan tentang adanya Tuhan pencipta yang memiliki berbagai sifat kesempurnaan; Mahakuasa, Mengetahui, memiliki surga dan neraka dan lain sebagainya.
Motivasi merupakan penggerak utama bagi seseorang untuk melakukan hal-hal yang sejalan dengan moto aslinya. Karena upaya untuk mengetahui dan mengenal Tuhan Pencipta alam semesta ini tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya motivasi dan dorongan yang bersemayam di dalam jiwanya. Tiga faktor utama yang mendorong seseorang untuk mengenal Tuhan:Motivasi Akal, Motivasi Fitri dan Motivasi Kasih.
1.Motivasi Akal
Tidak seorang pun yang tidak mencintai kesempurnaan. Setiap insan pasti mencintai kesempurnaan dirinya, karena cinta kepada kesempurnaan merupakan bagian dari naluri setiap insan. Hanya saja, setiap orang berbeda-beda dalam memandang dan menilai kesempurnaan dirinya. Yang jelas, pada umumnya dan kebanyakan manusia memandang kesempurnaan diri terletak pada hal-hal yang bersifat material dan fisikal, seperti berbadan sehat dan bugar, memiliki harta kekayaan yang cukup, menduduki jabatan yang terhormat, keamanannya terjamin dan lain sebagainya. Motivasi semacam ini disebut sebagai “naluri mencari keuntungan dan menghindari kerugian”. Berdasarkan pandangan ini, manusia melihat bahwa dirinya memiliki tugas untuk menyikapi secara serius hubungannya dengan segala hal yang bertalian dengan nasibnya di masa kini dan mendatang.
Pada umumnya, cinta kepada kesempurnaan, cenderung kepada keuntungan, baik yang bersifat material maupun spiritual, dan upaya menghindari segala bentuk bahaya dan kerugian, akan mendorong seseorang untuk mengadakan penelitian. Dorongan tersebut bersumber dari akalnya. Dengan kata lain bahwa akal pikirannya akan mendorongnya untuk mengadakan penelitian dan perhitungan; sejauh mana kemungkinan keuntungan itu dapat diraih, atau bahaya dan kerugian itu dapat menimpa dirinya. Semakin tinggi adanya kemungkinan untuk memperoleh keuntungan, atau menerima bahaya dan kerugian, maka penelitian atas persoalan tersebut semakin dianggap penting.
Tidak logis, jika seseorang merasa yakin terhadap adanya kemungkinan tentang suatu persoalan penting yang sangat menentukan nasibnya di masa mendatang, sementara ia tidak merasa tertarik untuk meneliti dan mengadakan analisa atas perkara tersebut.
Misalnya, ketika orang-orang yang tinggal di bawah kaki gunung merapi mendengar informasi dari sebagian orang yang tinggal di kota yang jauh dari gunung tersebut, bahwa gunung merapi yang bertengger di atas kepala mereka, kemungkinan besar -beberapa bulan lagi- akan memuntahkan api dan meletupkan lahar panasnya.
Mendengar informasi yang mengancam jiwa raga dan harta ini, mereka yang akal pikirannya sehat, dapat dipastikan akan bertanya-tanya, meneliti dan melakukan analisa; dari mana sumber informasi tersebut? Siapa yang membawa berita itu? Sejauh mana kebenaran berita yang disampaikannya? Selama sekian tahun ini, sudah berapa kali gunung merapi itu meletus? Dan seterusnya. Apabila ternyata informasi tersebut meyakinkan, dan kemungkinan besar akan terjadi letusan yang dahsyat dari gunung tersebut, maka dapat dipastikan mereka akan bergegas dan segera meninggalkan tempat tersebut demi menyelamatkan diri, keluarga dan harta benda mereka.
Misal lainnya adalah, seperti orang-orang yang tinggal di tepi pantai laut, seperti orang Jkt pinggiran sungai Ciliwung, Ketika mereka menerima informasi dari orang-orang akan terjadi bencana alam, seperti pasangnya air laut dan bahaya banjir di musim hujan, pasti mereka akan meneliti kebenaran informasi tersebut. Dan ketika mereka percaya dengan berita tersebut, pasti mereka semua akan segera pindah mengungsi ke tempat yang lebih aman demi menyelamatkan diri dan anak-isteri mereka dari bencana yang dimungkinkan akan segera menimpanya. Hanya orang-orang dungu dan kurang waras akalnya yang tidak merasa tertarik untuk meneliti, menganalisa dan bergerak lari dari ancaman bencana tersebut.
Begitu juga orang yang tinggal di desa ketika menerima informasi tentang adanya pekerjaan dengan gajih yang besar, atau perdagangan yang menghasilkan keuntungan yang berlipat ganda di sebuah kota. Secara logis, mereka pasti merasa tertarik dan kemudain mengadakan penelitian sejauh mana kebenaran informasi tersebut, sebelum mereka pergi ke kota untuk tujuan memperoleh keuntungan demi masa depan yang menjanjikan.
Ketika para utusan Tuhan, Nabi, muballig, Ulama, Pendeta, dan Brahmana, menyampaikan dakwah mereka kepada umat manusia tentang adanya balasan surga bagi orang-orang yang beriman, saleh dan taat menjalankan agamanya, juga ancaman neraka bagi mereka yang berbuat jahat dan mengingkarinya, maka akal sehat akan mendorong mereka untuk meneliti dan mengkaji kebenaran dakwah tersebut. Jika dakwah dan seruan itu benar, maka akal sehat pun akan mendorong mereka untuk menerima dan mentaatinya. Lebih dari itu, karena iman kepada Tuhan Pencipta dan pengkajian agama, merupakan perkara yang niscaya. Sebab, teks-teks Alkitab, Kitab-kitab suci agama dengan jelas memuat persoalan-persoalan yang berhubungan dengan nasib baik-buruk perilaku manusia yang berhubungan erat dengan iman.
Untuk menjelaskan masalah ini, Misalnya ketika seseorang berada di persimpangan dua jalan. Di sini dia menghadapi tiga pilihan: tetap berdiri selamanya di tempat itu, berjalan menuju ke arah A atau ke arah B.
Ketika tetap berdiri di tempat itu bukan saja tidak ada manfaatnya, tetapi malah akan membahayakan dirinya, sementara salah satu dari dua jalan yang ada di hadapannya itupun mengancam keselamatan jiwanya dan yang satunya lagi menjanjikan kebahagiaan dan keuntungan yang abadi.
Maka pada kondisi seperti itu, dituntut untuk meneliti dua jalan tersebut dan berusaha mencari indikasi-indikasi dan bukti-bukti untuk keduanya. Karena mengabaikan kedua-duanya adalah bertentangan dengan akal sehatnya. Apabila hasil penelitian dan analisa akal sehatnya menyimpulkan bahwa tetap berdiri di tempat itu dan memilih jalan ke arah A tidak membawanya kepada kebahagiaan dan keselamatan, sementara jalan B menjanjikan keselamatan dan kebahagiaan yang sejati, maka pasti akal sehatnya segera mendorongnya untuk melangkah dan meniti jalan B.
Meskipun jalan B yang ia tempuh itu -berdasarkan hasil penelitiannya- masih bersifat kemungkinan besar, belum sampai kepada tingkat yakin. Hal ini sesuai dengan kaidah akal: “menghindari kerugian yang dimungkinkan” merupakan turunan dari motivasi akal. Tentu saja, kaidah logika ini tidak ditujukan kepada mereka yang enggan menggunakan argumentasi logis. Sebab, apabila kaidah ini ditujukan kepada orang-orang yang keras kepala, pongah dan fanatik, pasti tidak bermanfaat dan tidak ada gunanya untuk mereka.
2. Motivasi Kasih
: “Manusia adalah hamba kebaikan”,atau “Dengan perbuatan baik, hati akan tertaklukkan”. Ungkapan lainnya yang hampir senada dengan itu, sebagai sebuah nasihat yang cukup berharga: “Lakukan kebaikan kepada siapa saja, niscaya engkau menjadi tuannya.
Apabila kita renungkan dengan seksama pesan-pesan semacam itu dan yang semisalnya, dapat kita pahami bahwa sebenarnya pesan-pesan tersebut sejalan dengan akal pikiran yang sehat dan naluri setiap insan. Karena secara logis setiap hati orang pasti akan takluk kepada siapa saja yang telah berbuat baik kepadanya dan akan murka kepada siapa saja yang berlaku buruk kepadanya
Perbuatan baik dan berkhidmat kepada orang lain, pasti si penerima kebaikan itu akan memiliki kecendrungan untuk mengenal pelakunya dan berterima kasih kepadanya. Bahkan lebih dari itu, ia akan berpikir dan berusaha untuk melakukan balas jasa atas kebaikan tersbut. Semakin tinggi nilai sebuah kebaikan, maka akan semakin takluk hati si penerimanya dan semakin tinggi pula keinginannya untuk mengenal pemberi kebaikan tersebut. Namun, perlu diperhatikan bahwakonsep berterimaksaih kepada pemberi kebaikan, terlebih dahulu diakui oleh rasa kasih, sebelum dibenarkan oleh mahkamah akal sehat.
Coba mrenungkan beberapa pertanyaan dan ungkapan berikut ini, karena dengan cara itu, akan lebih dapat merasakan. Tahukah sobat berapa harganya diri kita yang tersusun dari dua unsur; unsur materi dan ruhani? Pernahkah Sobat bertanya kepada dokter spesialis mata; berapakah harga kedua biji mata itu? Bersediakah kita menukar kedua bola mata itu dengan sebuah istana yang megah lengkap dengan isinya, tetapi menjadi buta? Jika kita mencoba menghitung dan menjumlah -secara materi- nilai dan harga seluruh anggota dan organ-organ tubuh, kemudian kita diminta oleh si pemberinya untuk mambayarnya seluruhnya, berapakah harga yang layak untuk diberikan kepadanya? Mampukah kita memberikan semua itu? Hingga saat ini, pernahkah kita ditagih dan dimintakan uang untuk membayar sewa atau pajak dari penggunaan semua anggota tersebut?
Apabila telah di pahami dan ketahui betapa tinggi nilai diri kita dan berbagai kenikmatan yang diberikan kepada kita selama hayat ini, logiskah jika kita merasa enggan atau tidak peduli untuk mengetahui dan mengenal siapa yang memberikan semua kenikmatan itu kepada kita?..... jika si pemberi berbagai kenikmatan tersebut akan meminta pertanggung jawaban dari kita atas penggunaan yang kita lakukan selama hayat di kandung badan? Apabila kita diberi hadiah sebesar seratus juta dolar -misalnya- oleh seseorang, bagaimana cara kita berterimakasih kepadanya? Setiap orang yang mendapatkan hadiah sebesar itu, pasti akan berusaha mengenal siapa pemberinya, dan berpikir bagaimana caranya berterimakasih kepadanya.
Apabila hal itu telah kita pahami dengan baik,, bahwa selayaknya bahkan seharusnya manusia yang telah menerima berbagai kenikmatan ini berusaha mengenal si pemberinya dan penciptanya. Dialah Tuhan YME pencipta alam semesta ini.
3. Motivasi Fitri
Manusia, di samping memiliki sarana akal dan pikiran untuk menjalani bahtera kehidupan di muka bumi ini, juga dibekali dengan berbagai perasaan hati. Terkadang manusia -berbeda dengan binatang- melalui perasaan hatinya yang dalam dapat mengerti dan memahami wujud dan hakikat sesuatu. Artinya, tanpa melalui studi, pengkajian, bimbingan atau pemikiran rasional, dapat memahami atau menilai sesuatu. Perasan insan di dalam lubuk hatinya yang dalam itulah disebut fitrah insani. Pengetahuan secara fitrah artinya pemahaman dan pengetahuan yang diperoleh seseorang melalui perasaan lubuk hatinya yang dalam dan tanpa melalui proses belajar, mengkaji dan berpikir. Misalnya secara fitrah setiap manusia mencintai keindahan, suka perdamaian dan membenci kezaliman.
Ketika kita melihat sebuah pemandangan yang indah, atau sekuntum bunga yang semerbak mewangi dengan warnanya yang mempesona, pada saat itu kita merasa tertarik dengannya. Rasa tertarik dan cinta kepada keindahan tersebut timbul dari lubuk hati kita yang dalam. Apakah kita perlu belajar atau berpikir untuk tertarik dan mencintai keindahan tersebut? Jawabnya tentu saja tidak. Karena cinta keindahan merupakan persoalan fitri dan merupakan salah satu dari sekian banyak kecendrungan transendental jiwa manusia.
Upaya untuk mengenal Tuhan Pencipta alam semesta ini, bukan hanya merupakan perasaan esensial yang ada di dalam hati setiap manusia, lebih dari itu ia merupakan dorongan fitrah yang paling kuat yang bersemayam di dalam relung jiwa setiap insan.
Oleh karena itu, umat manusia sejak masa purba hingga sekarang dan juga pada masa akan datang, senantiasa berupaya untuk mengenal dan mengetahui Tuhan Pencipta yang telah mewujudkan diri mereka dan alam semesta ini. Munculnya rasa keberagamaan dan mencari sembahan sejati, sejalan dengan fitrah insani tersebut.
Setiap orang yang membaca dan mengkaji dengan cermat perjalanan dakwah para utusan Tuhan, dapat memahami dengan baik bahwa dasar risalah mereka adalah memerangi kemusyrikan dan penyembahan terhadap berhala-berhala buta, dan mereka tidak mengedepankan pembuktian wujud Tuhan Pencipta. Mengapa demikian? Jawabnya, karena masalah wujud Tuhan Pencipta telah tertanam di dalam lubuk hati setiap manusia sebagai persoalan fitri. Dengan kata lain, bahwa manusia tidak menuntut pembuktian wujud Tuhan Pencipta untuk ditanamkan pada lubuk hati mereka. Karena persoalan wujud Tuhan Pencipta merupakan hal fitri setiap insan. Oleh karena itu, para utusan Tuhan tersebut lebih banyak mengerahkan tenaga dan pikirannya untuk membunuh hama dan belukar yang acapkali membuat kering dan layu pokok keyakinan fitri tersebut, lalu menyiraminya dengan air budi pekerti yang luhur dan terpuji.
Di samping rasa tertarik dan cinta kepada keindahan, rasa ingin tahu dan cinta kepada pengetahuan pun merupakan persoalan fitri bagi setiap manusia. Rasa ingin tahu inipun merupakan pendorong yang kuat bagi setiap insan untuk mengenal Tuhan Pencipta alam raya ini.
Apakah seseorang yang menyaksikan sistem yang menakjubkan di dalam dirinya dan di alam semesta yang luas ini, tetapi ia tidak merasa tertarik untuk mengenal pencipta sistem tersebut?
Akal setiap insan menuntut dan menuntun mereka untuk mengenal dan mengetahui Tuhan Pencipta alam semesta ini. Rasa kasih akan menarik mereka kepada keinginan tersebut dan fitrah insaniakan mendorong mereka untuk bergerak ke arah-Nya. Dengan jelas, telah di uraikan mengenai berbagai motivasi yang mendorong manusia untuk mengenal Tuhan Pencipta. Karena kebahagiaan dan perdamaian yang sejati dan hakiki akan terwujud dengan jalan tersebut.
Sekian dan terima kasih semoga bermanfaat
Amin....
Kamis, 08 Februari 2018
Rohani
Tiada lain tiada bukan adalah agar proses penempaan rohani itu dapat berlangsung di atas muka bumi ini. Bila semuanya sama dan hanya karena keterpaksaan, maka jiwa manusia tidak akan dapat tumbuh alami berseri secara sejati apa adanya. Bagai batu-batu alam yang baru ditambang, semuanya hanyalah bongkahan kasar yang berdebu, tetapi karena digosok secara telaten dan lama, berubahlah jadi batu permata yang bernilai tinggi. Begitulah pula manusia, perbedaan diadakan olehNya agar terjadi proses gosok-menggosok yang mendewasakan jiwa manusia. Tidak hanya mendewasakan, tetapi juga mentranmutasi bahan baku itu terangkat menjadi suatu yang secara substansial lebih luhur.
Semua tumpukan karma masing-masing inilah yang dilihat oleh beberapa cenayang sebagai roh-roh di alam baka yang memanggul beban bekalnya masing-masing. Ada yang membawa bungkusan besar, ada juga yang hanya menenteng kecil. Ada yang terlihat kaya raya, ada yang seperti roh gelandangan.
Mereka yang berkapasitas "small" merasa cukup dengan asal patuh dan menjalankan apa yang sudah diperintahkannya. Tetapi mereka yang berkapasitas "medium" mungkin butuh sesuatu yang lebih besar. Mereka tidak cukup hanya terima perintah dan patuh, tapi menuntut untuk paham mengapa harus melakukan ini dan itu. Sementara mereka dengan kapasitas "Big" tidak cukup hanya berhenti sampai pada tahap paham saja, tetapi juga mendobrak keluar untuk mencari terobosan baru melebihi dari apa yang sudah ada menemukan yang paling inti : satu anak kunci yang dapat membuka semua pintu.
Oleh karena itu ia mengumumkan pada rakyat bahwa siapa saja yg merasa putra sah hendaknya dapat datang menemuinya di istana. Untuk itu ia menciptakan ilusi-optik di taman istananya. Lalu ia menginstruksikan para pengawalnya untuk mengantar setiap orang yang datang untuk berjalan melewati taman-ilusi itu.
Orang yang ketiga datang melewati ilusi dayang dan perak itu, hatinya tetap tak bergeming. Tetapi ketika berjalan lebih ke dalam lagi , ia melihat adanya kepngan2 emas yang menumpuk tinggi. Dengan segera matanya jadi "hijau" dan ia mulai sibuk mengumpulkan itu untuk dibawanya pulang, sembari bergumam, "Mungkin sang raja hendak mengundang saya hendak memberi ini". ...
Orang yang keempat terhenti ketika dalam perjalanannya di taman-ilusi ditawari sebagai pejabat istana. Ilusi kekuasaan. Orang yang kelima terhenti ketika melihat cahaya pengetahuan berpendar2 berputar abstrak sedemikian indahnya diiringi musik indah dan gemericik air jernih,...perhentian pengetahuan...perhentian ketenangan... dan seterusnya.
Hingga terakhir giliran putranya sejati yang melewati taman-ilusi itu. Tapi karena kecintaannya yang sejati, maka ia tidak peduli dengan semua "intermediate-gain" (perolehan di-antara) itu, dan terus melaju berjalan untuk menemui ayahandanya di istana. Tiada hal lain yang lebih besar daripada kerinduannya pada Ayahandanya.
Rabu, 07 Februari 2018
SATU ALLOH TIGA AGAMA
Abrahamik sering pula disebut sebagai agama Samawi. Agama yang muncul dari suatu tradisi Semit kuno bersama dan yang ditelusuri oleh para pemeluknya kepada Abraham atau Ibrahim (“Bapak/Pemimpin banyak orang” Bahasa Ibrani אַבְרָהָם (“Avraham”) Bahasa Arab ابراهيم (“Ibrahim”), seorang leluhur yang kisah hidupnya diceritakan di dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama, dan sebagai seorang nabi di dalam Al Qur’an dan juga disebut nabi dalam Kitab Kejadian 20:7.
Agama ini merupakan kelompok besar dari agama-agama monoteistik, termasuk Yudaisme, Kristen, Islam, Druze, Ahmadiyah, Bahá’í, Mormonisme dan mungkin termasuk pula Sikh. Agama-agama Abrahamik mewakili lebih dari setengah dari seluruh pemeluk agama di dunia. Namun demikian, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan gagasan-gagasan agama yang lainnya mengenai Abraham dan Tuhan atau Allah.
Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air bah yang menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional (Sem dan Eber melanjutkan tradisi dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik. Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik tergolong agama Abrahamik. Dalam Islam ia dianggap sebagai pemeluk monoteis yang pertama di dunia, ketika monoteisme telah lenyap (Abraham adalah nabi yang berada dalam rangkaian nabi-nabi, mulai dari Adam) dan karenanya sering dirujuk sebagai Ibrahim al-Hanif atau Abraham sang Monoteis.
Istilah monoteisme padang pasir kadang-kadang digunakan untuk maksud perbandingan serupa dalam konteks historis, tetapi bukan untuk agama-agama modern, dan sekarang istilah ini dianggap menghina.
Saat ini di dunia diperkirakan ada sekitar 3,7 milyar orang pemeluk agama Abrahamik.
Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:
* Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
* Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
* Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
Di dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi, Kristen, Islam. Kebalikan dari agama samawi adalah Agama Ardhi.
Di dalam Torah dan Al Qur’an, Abraham digambarkan sebagai seorang leluhur yang diberkati oleh Allah (orang-orang Yahudi menyebutnya “Bapa kami Abraham”), dan dijanjikan banyak hal yang besar. Orang Yahudi, Kristen, dan Islam menganggapnya sebagai bapak bangsa Israel melalui anaknya Ishak; Orang Muslim juga menganggapnya sebagai bapak bangsa Arab melalui anaknya Ismail. Dalam keyakinan Kristen, Abraham adalah teladan bagi iman, dan niatnya untuk taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ishak dipandang sebagai pendahulu atau baying-bayang dari persembahan oleh Allah sendiri atas Anak-Nya, Yesus. Dalam Islam, yang meyakini bahwa Ismail dan bukan Ishak yang dipersembahkan, Ibrahim taat kepada Allah dengan mempersembahkan Ismail dan dianggap sebagai salah satu nabi terpenting yang diutus oleh Allah. Dalam Al-Qur’an, Ibrahim disebutkan bukan penganut Yudaisme dan bukan pula seorang penganut Nasrani, tetapi dia memiliki kepercayaan terhadap Allah yang disebut Millah Ibrahim. Dalam Al-Qur’an, disebutkan Nabi Ibrahim memiliki lembaran-lembaran suci tetapi tidak disebut sebagai Kitab Suci.
Semua agama Abrahamik berkaitan (atau bahkan berasal dari) Yudaisme sebagaimana yang dipraktikkan di kerajaan Israel dan Yehuda kuno sebelum pembuangan ke Babel, pada awal milennium pertama SM. Banyak orang percaya bahwa Yudaisme di Israel kuno pada zaman Alkitab diperbarui pada abad ke-6 SM oleh Ezra dan oleh para imam lainnya yang kembali ke Israel dari pembuangan.
Meskipun menerima orang-orang yang pindah menjadi pemeluknya, Yudaisme tidak menganjurkannya, dan karena itu tidak mempunyai misionaris. Yudaisme menyatakan bahwa orang-orang non-Yahudi dapat hidup benar dengan mengikuti Hukum Nuh, yaitu tujuh perintah universal yang diharapkan diikuti oleh orang-orang non-Yahudi. Dalam konteks ini Rambam (Rabi Moses Maimonides, salah seorang guru Yahudi penting) berkomentar, “Mengutip dari para bijak kita, orang-orang yang benar dari bangsa-bangsa lain mempunyai tempat di dunia yang akan datang, bila mereka telah menemukan apa yang seharusnya mereka pelajari tentang Sang Pencipta.” Karena perintah-perintah yang dapat diterapkan kepada orang-orang Yahudi jauh lebih terinci dan berat daripada hokum-hukum Nuh, para sarjana Yahudi biasanya mengatakan bahwa lebih baik menjadi seorang non-Yahudi yang baik daripada seorang Yahudi yang tidak baik, karenanya mereka tidak menganjurkan perpindahan agama. Yang umumnya terjadi, orang-orang yang berpindah ke Yudaisme adalah mereka yang menikah dengan orang Yahudi; di Amerika Serikat, jumlah orang-orang ini diperkirakan mencapai 10.000-15.000 setiap tahunnya. Lihat pula Perpindahan ke Yudaisme.
Agama Baha’i memberikan tekanan khusus untuk tidak melakukan proselitisme. Malah hal ini dilarang. Orang-orang Baha’i memang menerima orang-orang yang pindah dari latar belakang segala agama dan etnis dan secara aktif mendukung orang-orang yang secara pribadi melakukan penelaahan tentang kepercayaan ini. Umat Baha’i mempunyai “perintis-perintis” dan “guru-guru keliling” khusus yang pindah ke wilayah-wilayah yang komunitas Baha’inya kecil untuk menolong memperkuat dan memperluasnya.. Para pemeluk agama lain sangat dihormati dan dalam banyak hal dipandang sebagai orang-orang yang secara spiritual atau rohani sejajar. Sementara umat Baha’is memandang hukum-hukum dan wahyu Baha’i unik, mereka tidak menghalangi para pemeluk agama lain dalam upaya spiritual mereka. Mereka juga menjadi pemimpin dalam berbagai upaya antar-iman.
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata : “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.(Al Qur’an Surah 2:124)
Sumber : Wikipedia
Kita perlu sadar bahwa ketiga agama Semitik/Samawi menyembah El/Allah yang sama yang disembah Abraham/Ibrahim yang sama pula. Yang membedakan adalah pengajaran/aqidah mengenai Allah yang sama itu berbeda. Agama Yahudi mempercayai Allah Abraham yang memberikan perjanjian melalui Abraham, Ishak dan Yakub (sesuai kitab suci Tenakh/Perjanjian Lama). Agama Kristen mempercayai hal itu namun juga penggenapannya dalam Tuhan Yesus Kristus (Perjanjian Lama & Baru), ini diragukan keotentikannya oleh agama Yahudi. Agama Islam secara implisit beriman pada kitab-kitab Yahudi & Kristen (QS 2:136) namun secara eksplisit meragukan keotentikannya, dan beriman pada Allah Ibrahim namun juga wahyu yang dipercayai diterima oleh Nabi Muhammad. Wahyu ini diragukan keontentikannya oleh agama Yahudi maupun Kristen.
Memang benar bahwa nama ‘Allah’ pada masa jahiliah pernah merosot ditujukan kepada dewa berhala kafir, namun Islam ingin mengembalikan pengertian itu pada ‘Allah’ kaum Hanif yang menganut ajaran Ibrahim. Demikian juga dalam sejarah Yahudi, nama ‘Elohim’ dan ‘Yahweh’ juga pernah merosot ditujukan kepada berhala Anak Lembu (Keluaran 32:1-6 & 1Raja 12:2Cool namun Musa ingin mengembalikan pengertian itu kembali kepada ‘Yahweh, Elohim Israel.’ (Keluaran 32:26-27).
Perlu disadari bahwa bahasa Arab sebagai salah satu dialek Semitik, dan nama Allah dalam bahasa Arab terutama lisan sebelum ada budaya tulis, sudah lama ada sebelum agama Islam hadir, maka sekalipun Islam sekarang menjadi agama mayoritas yang dianut orang Arab, tentu tidak bisa mengklaim bahwa nama itu adalah nama eksklusif milik agama tertentu, padahal nabi Muhammad dalam Al-Quran dan orang Arab sendiri mengakuinya sebagai milik bersama para penganut agama Semitik/Samawi (yang notabena diturunkan dari bahasa Semitik dan Aram itu).
Nama Allah dalam bahasa Arab sudah masuk menjadi kosakata bahasa Indonesia, dan Alkitab bahasa Indonesia sudah menggunakan nama itu seperti saudara/i Kristen di tanah Arab selama 4 abad dan tidak ada masalah selama itu dan andaikan ada konflik antar agama isu nama Allah tidak pernah menjadi penyebab. Karena itu kalau sekarang timbul anggapan bahwa masalah nama sesembahan itu dijadikan isu seakan-akan mengganggu kerukunan beragama, tentu patut disayangkan sebab di Malaysia sendiri sudah tidak dipermasalahkan lagi, bahkan di negara-negara berbahasa Arab sendiri tidak pernah dipersoalkan. Baru ketika kelompok Kristen yang terpengaruh Yudaisme dan yang kurang mengerti sejarah Arab dan bahasanya mempersoalkannya isu ini naik kepermukaan.
Sekalipun berbeda dalam ajaran/aqidah, kesamaan Allah semitik/samawi yang disembah ketiga agama semitik/samawi itu seharusnya bisa menjadi perekat kesatuan bangsa Indonesia yang selama ini berdampingan secara damai. Seharusnya kita sadar bahwa gerakan fanatisme Yudaisme melalui orang-orang tertentu yang mau meresahkan hubungan dengan disatu sisi meremehkan sesembahan tertentu dan disisi lain menyalahkan penganut tertentu, bisa kita hadapi dengan hati-hati dan panjang hati. Dengan demikian kerukunan beragama menjadi nyata dan kesatuan bangsa Indonesia tercapai tanpa kita harus menghilangkan identitas pengajaran/aqidah agama masing-masing.
Sehubungan dengan artikel ‘Satu Allah Tiga Agama’ dan sebagai kelanjutan Diskusi-diskusi sebelumnya mengenai judul ‘Satu Allah’, berikut ada diskusi tentang tanggapan seorang dosen Kimia dari Yogyakarta.
(Tanggapan-1) Bukankah terlalu gegabah jika berkesimpulan bahwa umat Yahudi dan Yesus menggunakan Septuaginta. PL Ibrani diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani menjadi Septuaginta (LXX) di lakukan di Aleksandria suatu kota di Mesir di mana terdapat perkampungan Yahudi yang memang lebih fasih berbahasa Yunani, dan untuk keperluan mereka inilah terjemahan dilakukan (baca Atlas Alkitab). Jelas bahwa Septuaginta bukanlah konsumsi masyarakat Yahudi di Israel pada umumnya. Dugaan bahwa umat Yahudi dan Yesus menggunakan septuaginta disebabkan oleh pandangan bahwa (1) PB Yunani merupakan satu-satunya sumber otentik untuk PB, bahkan (2) percakapan Yesus berlangsung dengan bahasa Yunani; peninggalan Dead Sea Scroll, Coin, Surat Ba-Kobha, Kesaksian Sejahrawan Yosephus membuktikan bahwa pada zaman Yesus bahasa Ibrani merupakan bahasa popular. Tambahan pula Septuaginta sebelum tahun 200-an, nama YHWH tidak diterjemahkan melainkan muncul dalam huruf Paleo-Hebrew. Baru setelahnya YHWH diterjemahkan Kurios. Peristiwa Pentakosta disampaikan oleh rasul Yahudi (Petrus) pastilah dalam bahasa Ibrani, namun terdengar secara ajaib menurut bahasanya masing-masing pendengar!
(Jawab-1) Perlu disadari bahwa bahasa Yunani sudah dibudayakan dengan gencar sejak abad-4 sM ketika Alexander menguasai daerah yang luas di Timur Tengah, dari Yunani di Eropah sampai Mesir dan memasuki India di Timur. Dan setelah Alexander maka wangsa Yunani Ptolomeus di Mesir dan Seleuceus di Syria melanjutkan peng’yunanian’ itu dimana Palestina terjepit di antaranya. Bahasa Yunani sudah menjadi bahasa rakyat bersama bahasa Aram sebagai bahasa ibu selama berabad-abad dan sekalipun sejak abad-1sM Romawi berkuasa, bahasa Yunani tetap menjadi bahasa umum (koine) sampai dilibas bahasa Arab setelah Islam lahir. Sekalipun kita menjunjung tinggi bahasa Ibrani, kita perlu terbuka akan fakta bahwa bahasa Ibrani sudah mati sebagai bahasa percakapan jauh sampai ke masa Ezra dan hanya dijadikan bahasa tulisan kitab suci agama. Perlu disadari bahwa Yesus, Para Rasul dan Sinagoga umumnya menggunakan Septuaginta karena naskah itulah yang komunikatip dan ketika Yesus membaca kitab suci di sinagoga (Luk.4) Ia membaca naskah Septuaginta. 80% kutipan PL dalam PB dikutip dari Septuaginta, sisanya dari fragmen lain. Kalau dalam Alkitab disebut ‘bahasa Ibrani’ itu bahasa aslinya ‘hebraisti’ (lidah Ibrani) atau ‘hebraidi dialekto’ (dialek Ibrani) yang maksudnya bahasa Aram. Yosephus sendiri menulis karyanya ‘Perang Yahudi’ dalam bahasa Aram (hebraisti). Petrus di hari Pentakosta kemungkinan besar berkotbah dalam bahasa campuran Aram dan Yunani karena keduanya dikenal umum kecuali orang-orang asing yang hadir, yang jelas ia tidak berbicara bahasa Ibrani yang saat itu tidak digunakan dalam percakapan dan hanya terdiri dari konsonan itu dan sudah tidak dikenal umum sejak zaman Ezra (Neh.8:9).
Gambar-gambar bukti mengenai Septuaginta yang menulis tetragramaton dalam bahasa Ibrani biasanya dikutip dari literatur Saksi-Saksi Yehuwa (a.l. brosur ‘NAMA ILAHI Yang Akan Kekal Selama-lamanya’ dan ‘Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru’). Kalau kita mengamati dengan teliti, kita dapat melihat bahwa kata ‘tetragramaton’ disitu dicanggokan ke dalam kalimat oleh pemuja nama Yahweh, karena terlihat jelas perbedaan besaran font, kepekatan tinta, gaya tulisan dibandingkan kalimatnya. Perlu diingat bahwa bahasa Yunani ditulis dari kiri ke kanan dan bahasa Ibrani dari kanan ke kiri. Kalau penulis Septuaginta mau menulis tetragramaton, tentunya bukan HeWahHeYod (dengan huruf Ibrani dari kiri ke kanan), melainkan ‘Iaoue’ dengan huruf Yunani. Kata Ibrani Heleluyah (Mzm.111:1) yang masih dipertahankan dalam Septuaginta tidak ditulis ‘AlleluHeYod’ melainkan ‘Alleluea.’
—–
(T-2) Apa maksudnya pernyataan ‘kelompok Pemuja Nama Yahweh memaksakan kehendak’? Fatwa mati jelas melanggar HAM. Cara-cara kelompok”mapan” menanggapi “perubahan-perbedaan” dengan menganggap fanatisme sempit sesungguhnya mirip dengan sikap Gereja Katolik ketika menghadapi Martin Luther dengan sekitar 300 thesisnya yang ditempel-tempelkan di dinding-dinding Gereja sebagai protes ketidak-setujuannya yang kemudian mengganggapnya sebagai anti-christ bagi para Lutheran.
(J-2) ‘Memaksakan Kehendak’ bisa dilihat dari fakta ucapan menghakimi yang biasa keluar dari pemuja nama Yahweh, memaksakan tafsiran sendiri yang masih mentah, memaksa LAI untuk mengganti semua nama ‘Allah’ dan ‘TUHAN’ dari Alkitab, dan ketika ditolak karena kurang kuat dasarnya, menjiplak begitu saja karya LAI dan memaksa mengganti semua kata ‘Allah’ dan ‘TUHAN’ tanpa izin. Soal ‘fatwa mati’ memang tidak dibenarkan namun melihat peristiwanya bisa dimaklumi karena ucapan-ucapan Suradi dalam kaset dan tulisannya memang sarkastis sekali dan memaksakan diri. Umat Kristen tidak keberatan kalau digunakan nama ‘Yahweh’ tetapi jangan dengan memaksa orang lain untuk menggantinya. Adalah terhormat kalau pemuja nama ‘Yahweh’ (yang sering menyatakan diri sebagai ahli bahasa Ibrani dan Yunani) menerjemahkan sendiri naskah Alkitab dari bahasa aslinya daripada memaksa terjemahan orang lain dan mengganti sendiri. Soal Martin Luther, coba belajar lagi, karena jumlah thesis Martin Luther Cuma ‘95′ bukan ‘300.’
—–
(T-3) Ditinjau dari kronologi yang tercatat Alkitab berikut: YHWH disebut namaNya sejak pada zaman Enos (Kej. 4:26), Leluhur bs Israel berkomunikasi dengan Elohim dengan melibatkan nama YHWH. Nuh berkomunikasi dengan YHWH dan mebangun mezbah YHWH (Kej.8:20), dan memuji YHWH (Kej 9:26). Abraham juga berkomunikasi dengan YHWH, dan mendirikan mezbah YHWH (Kej. 12:7) dan kemudian memanggil namaNya (ay8). Abraham bersumpah demi YHWH, Elohim yang Maha Tinggi, Pencipta langit dan bumi (Kej 14:22). Abraham menjawab, “Ya Adonai YHWH, ….” (Kej. 15:2, Cool Yakub bertempur melawan YHWH dan kemudian mendirikan Betel (Kej.28:19-22). Jadi aneh jika Yahweh dianggap sebagai Tuhannya khas orang Israel. Yahweh memang kemudian diakui secara nasional sebagai Nama Tuhan mereka mulai eksodus. (Barangkali justru betul jika Allah itu apa Tuhannya bs Arab?). Sebutan Elohim mendominasi Kej.1, YHWH-Elohim (tepatnya Elohim YHWH) secara bersamaan (20 kali) mendominasi Kej 2 -3; Selanjutnya Kej. 4 – Maleakkhi, nama YHWH (totalnya sekitar 68000 kali) jauh mendominasi ketimbang sebutan El, Elowah, Elohim (total ketiganya kurang dari 3000 kali).
(J-3) Perlu disadari bahwa Kitab Pentateuch ditulis Musa setelah ia diperkenalkan dengan nama ‘Yahweh.’ Bila kita mempelajari sifat-sifat Tuhan ‘El’ dan ‘Yahweh’, sekalipun keduanya memiliki teologi sama, dapat dilihat bahwa ada sifat baru yang ditunjukkan nama ‘Yahweh,’ yaitu sebagai Tuhan yang menyelamatkan/membebaskan Israel dari perbudakan di Mesir yang dikenal dimasa Keluaran, ini menunjukkan bahwa nama itu baru dikenal bangsa Israel melalui Musa. Tuhan ‘Yahweh’ adalah khas Israel, Tuhan yang dinamis, yang memberikan keteguhan iman bagi Israel dan yang menyatukan mereka menghadapi penindasan perbudakan di Mesir. Tuhan yang menyatakan diri dengan nama baru khas padang gurun ‘Sinai’ itu bisa kita lihat petunjuknya di banyak kitab lain dalam Tenakh yang tidak bergantung satu dengan lainnya (a.l. Hos.2;13:4; Yes.43:3; Yer.2:1 dst; Yeh.20; Am.2:10 dst; 5:25; dan yang juga dinyatakan penyair kuno Israel yang menyanyikan nyanyian kemenangan seperti nyanyian Debora (Hak.5) dan Mzm.68:8 dst.).
Dalam proses penulisan dan penyalinan ada intervensi teologis kaum Yahwis untuk memasukkan nama yang baru dikenal itu dalam sumber kitab Kejadian, dimana kemudian nama ‘Yahweh’ tidak sekedar disebut secara eksklusif sebagai ‘Tuhan Israel’ tetapi diperpanjang sampai ke ayat Kejadian dan disebut bahwa “Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN” (Kej.4:26. Enos artinya manusia) untuk menunjukkan bahwa Yahweh juga Tuhan umat manusia. Bahkan keberadaan nama ‘Yahweh’ itu kemudian dikaitkan dengan “Penciptaan langit dan bumi” (Kej.2:4-7), dan kemudian menghiasi banyak halaman kitab Kejadian.
“Yahwis mempunyai pandangan lain. Menurutnya, Yahweh adalah Allah seluruh umat manusia sejak awal kejadian dunia, dan ‘ibadat kepada Yahweh’ didirikan oleh Enos, sebagai wakil umat manusia pada zaman awal sekali (Kej.4:26). Pandangan yang demikian tidak sesuai dengan kepercayaan bahwa Yahweh baru bertemu dengan israel di padang gurun. Tampaknya, pandangan Yahwis itu merupakan pandangan teologis dan bukan ingatan historis. Pandangan teologis ini sesuai dengan cara pemikirannya, yaitu bahwa penyataan yahweh bersifat universal dan berlaku untuk seluruh dunia.” (Th. C. Vriezen, Agama Israel Kuno, h.125).
Petunjuk lain bahwa Tuhan dengan nama ‘Yahweh’ belum dikenal di kitab Kejadian bisa dilihat dari fakta bahwa selama berada di Kanaan, para leluhur dengan Tuhan mereka yang bernama ‘El’ rukun-rukun saja berdampingan dengan ilah-ilah Kanani (Baal), padahal sesudah Keluaran generasi Israel secara tegas dengan pimpinan Tuhan ‘Yahweh’ membumi-hanguskan orang-orang Kanani tanpa ampun. Bahwa Abraham juga belum mengenal nama ‘Yahweh’ bisa dilihat dari fakta bahwa ia memberi nama kepada anaknya dengan nama ‘El’ bukan ‘Yah’, Ismael (El telah melihat. Kej.16:11) mengandung nama ‘El.’ Absennya nama yang mengandung nama ‘Yah’ dalam kitab Kejadian (Abi’yah’, Eli’yah’, Yesa’yah’), tetapi hanya nama-nama yang mengandung nama ‘El’ seperti a.l. Bab ‘El’ (gerbang El), Mehuya’el’ & Metusa’el’ (Kej.4:1Cool, dan Isra’el’ (El yang bergumul. Kej.32:2Cool, menunjukkan bahwa di masa kitab Kejadian kenyataannya hanya dikenal ‘El elohe Yisrael’ (Kej.33:20) dan Ialah ‘El Beth ‘El” (Kej.35:7). Yahweh adalah El yang kasih dan adil, tetapi rupanya fanatisme Yahwis menjadikan mereka militan.
—–
(T-4) Mengapa pengenalan nama Yahweh atau paling tidak Elohim dari Abraham-Hagar-Ismail tidak bisa berlanjut pada bangsa Arab yang bahkan menetapkan “Allah” sebagai ganti nama”ilah” (Tuhan); cukup aneh bs Arab tidak mengenal nama Yahweh.
(J-4) Ujian iman Abraham (yang dirayakan Islam sebagai ‘Idul Adha’) dan bahwa nama ‘Yahweh’ tidak dikenal dalam jalur bangsa Arab keturunan ‘Ismael’ menunjukkan bukti tambahan bahwa memang nama ‘Yahweh’ belum dikenal Abraham, bahkan Hagar menamai Tuhannya ‘El Roi’ (El yang melihat), dan anaknya tidak diberi nama Isma’yah’ oleh Abraham melainkan Isma’el’. Ini memperkuat bukti bahwa nama ‘Yahweh’ belum dikenal pada saat Abraham dan baru sesudah Musa keturunan Ishak-Yakub-lah nama ‘Yahweh’ dikenal dalam jalur bangsa Israel. Kenyataan ini menunjukkan indikasi bahwa nama Tuhan semula adalah ‘El’ (Allah dalam dialek Arab) dan baru dalam masa Keluaran dinyatakan nama kedua ‘Yahweh,’ namun sekalipun demikian nama ‘El’ masih terus digunakan sebagai sinonim Yahweh sesudah Keluaran (Bil.23:4,8,19,22-23;Mzm.85:8-9;Yes.42:5). Demi menguduskan nama Yahweh, Yahweh sering digantikan nama ‘Adonai’ yang bisa berarti ‘Yahweh’, ‘Tuhan’ atau ‘Tuan.’ Yesus diberi dua nama yang mengandung kedua nama itu, yaitu ‘Imanuel’ (El menyertai kita. Mat.1:23) dan ‘Yesus’ (Yahweh adalah keselamatan. Mat.1:21).
—–
(T-5) Mengapa LAI menerjemahkan Hebrew-OT dan Greek-NT lebih mengacu pada pemakaian vocabulary Arab ketimbang Ibrani. Jika memang “Allah” (Arab) itu mempunyai equal meaning dengan Elohim (El, Eloah) kenapa tidak dibiarkan begitu saja yakni tetap Elohim? Rasanya setiap insan yang mengaku muslim di seluruh dunia ini pasti mengenal “Allah”sebagai “Allah” yang tidak akan diterjemahkan.
(J-5) Perlu disadari bahwa penerjemahan Alkitab Indonesia tidak dimulai dari nol melainkan ada proses sejarah dibelakangnya. Sejak zaman Ezra Taurat sudah diterjemahkan dan pada abad-3sM Tenakh diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani (Spetuaginta) oleh para utusan imam besar Eliezer di Yerusalem. Tidak ada bukti Allah Bapa melarang penggunaan terjemahan nama’Nya’ bahkan Yesus dan para Rasul menggunakan terjemahan Septuaginta, dan Roh Kudus sendiri membimbing penerjemahan ‘lidah’ para Rasul ke bahasa-bahasa asing termasuk ‘Arab.’ Ketika Cornelius Ruyl (1629) pertama kali menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu dan menggunakan nama’Allah’ tentu ia tidak asal menggunakan nama itu. Sebagai orang Eropah ia sudah paham benar bahwa nama ‘Allah’ sudah digunakan orang-orang Kristen di negara-negara berbahasa Arab jauh sebelum masa Jahiliah/Islam, dan di Indonesia setidaknya Islam sudah empat abad sebelumnya menyebar di Nusantara sekaligus menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa lokal termasuk kata Allah, karena itu penerjemahan ‘Theos’ menjadi Allah justru paling tepat dibandingkan misalnya diterjemahkan dengan ‘theos,’ ‘el/elohim/eloah,’ atau ‘god’. Kita juga jangan berpandangan sempit seakan-akan orang Islam hanya menggunakan nama ‘Allah’ sebab dalam terjemahan Al-Quran dalam bahasa Eropah mereka juga menggunakan istilah ‘God,’ ‘Deux’, dll.
Umat Arab beragama Yahudi dan Kristen sudah lama menggunakan nama ‘Allah’ sebelum lahir agama Islam di abad-7. Pada abad-6 ditulis inskripsi Ummul Jimmal oleh orang kristen yang dimulai dengan kalimat ‘Allah gafran’ (Allah mengampuni), dan di tahun 1881, ditemukan inskripsi Zabad (512) yang ditulis penganut Kristen yang dimulai dengan ucapan ‘Bism al-Ilah’ (Dengan nama Allah), bahkan pada saat Konsili Efesus (431) sudah ada uskup Arab Harits yang bernama ‘Abd Allah’ (Hamba Allah). Ini menunjukkan bahwa kata ‘Allah’ dan ‘Bism al-Ilah’ bukan kata-kata Islam tetapi kata-kata bahasa Arab dan sudah digunakan oleh orang Kristen Arab lebih dahulu sebelum Islam lahir, karena itu di Alquran dan Muhammad sendiri menyebut nama ‘Allah’ dipakai bersama oleh orang ‘Yahudi, Nasrani, Kristen, dan Islam’ (QS.2:136;22:40), itulah sebabnya pula di dunia Arab sekarang sebutan Allah oleh orang Kristen dan Islam tidak menjadi masalah. Ulil Absar Abdala dalam seminarnya di LAI menyebut bahwa sekitar 70% isi Al-Quran berasal dari tradisi agama Yahudi dan Kristen (termasuk kitab sucinya).
Gejala purifikasi nama ‘Allah’ adalah gejala baru di kalangan Islam tertentu, namun gejala purifikasi nama ‘Yahweh’ memang sudah lama di kalangan pemuja nama Yahweh dan baru dalam beberapa tahun terakhir ini muncul di Indonesia.
Sekian terimakasih
Semoga bermanfaat
Sembahyang
اَللهُ اَ كْبَرُ
Bacaan Do'a Iftitah
اَللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ للهِ بُكْرَةً وَاَ صِيْلَ
اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ حَنِيْفًامٌسْلِمًاوَمَ اَنَامِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ
اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْ تُ وَاَنَامِنَ
اْلمُسْلِمِيْنَ
"Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyirikin. Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin."
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنَ الْخَطَايَا
كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
"Ya Allah, jauhkanlah aku daripada kesalahan dan dosa sejauh antara jarak timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa bagaikan bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk."
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الرَّحْمَـنِ الرَّحِيْمِ, مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ, إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيْمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيهِمْ, غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ. آمِيْنَ
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam
Yang Pengasih dan Penyayang
Yang menguasai hari kemudian
Pada-Mulah aku mengabdi dan kepada-Mulah aku meminta pertolongan
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus
Bagaikan jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat
Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ, مَلِكِ النَّاسِ, إِلهِ النَّاسِ, مِنْ شَرِّ الْوَسْواسِ الْخَنَّاسِ, الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ, مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. "Katakanlah (hai Muhammad)! Aku mohon perlindungan pada Tuhannya manusia. Yang menguasai manusia (yang menjadi) Tuhan manusia.
Mohon Perlindungan daripada kejahatan was-was (pengganggu hati) yang menggoda. Ialah hati yang menggoncangkan hati manusia. Baik dari jenis jin dan manusia.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ ٱللهُ أَحَدٌ, ٱللهُ ٱلصَّمَدُ, لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ, وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
"Katakanlah (hai Muhammad)! Allah itu Esa.
Allah tempat meminta.
Tiada Ia beranak dan tiada pula Ia dilahirkan.
Dan tak ada bagi-Nya seorang pun yang menyerupai-Nya."
Dan tak ada bagi-Nya seorang pun yang menyerupai-Nya."
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya."
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
"Allah mendengar orang yang memuji-Nya."
رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ مِلْءُالسَّمَوَاتِ وَمِلْءُاْلاَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِعْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
"Ya Allah tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang Kau kehendaki sesudah itu."
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya."
رَبِّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِىْ وَاهْدِ نِىْ وَعَا فِنِىْ وَاعْفُ عَنِّىْ
"Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk da berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."
آلتَّحِيَّاتُ اْلمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُالطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَ سَيِّدِ نَامُحَمَّدٍ
"Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah.
Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad).
Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.
Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad.
وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَامُحَمَّدٍ
"Ya Allah! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad."
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيِدِ نَآ إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَّيِدِ نَآ إِبْرَاهِيْمَ وَ بَارِِكْ عَلَى سيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيِّدِ نَا إبْرَاهِيَْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِ نَاإِبْرَاهِيْمَ فى اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
"Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.
اَلسَّلَا مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ
Selasa, 06 Februari 2018
APA ITU SHOLAT
2. hati
3. Tuhan
Menghubungkan Hati dengan Tuhan.
Jantungnya adalah Qalbu / Roh. Jadi apa yang harus dihubungkan adalah Roh dengan Tuhannya.
Tuhan sendiri melalui Roh. Tuhan memanifestasikan diriNya melalui Roh. Roh memanifestasikan dirinya melalui makhluk (manusia). Manusia mengekspresikan diri melalui tubuh. Tubuh menyatakan dirinya melalui sel. Sel menyatakan dirinya melalui nukleus. Inti mengekspresikan dirinya melalui atom dan atom lagi mengungkapkan dirinya kepada Tuhan. (Tujuh Dignity: Mulailah dengan Tuhan dan akhiri dengan Tuhan)
Menyembah Tuhan
Menghina, menumbangkan dan melenyapkan makhluk itu sehingga tidak tampak seperti apa pun, tidak lain kecuali Tuhan.
Hapus semua itu makhluk. Saat kematian makhluk itu, maka sifat Tuhan. Bila Tuhan itu nyata, maka berhubunganlah.
Lakukan sholat.
Sebuah hubungan yang menghubungkan antara hati dan tuhan. Tujuannya adalah untuk menyatakan Tuhan.
Bunuh diri dari segalanya Hapus semua makhluk. Hapus nama yang diberi nama. Hapus ciri-ciri yang bersifat karakteristik, Hapus tindakan yang berhasil. Hapus zat bergizi. Bila semuanya telah dibuang, kembalikan properti itu kembali ke pemiliknya (Tuhan). Tuhan adalah Nama (Asma ') untuk semua yang diberi nama. Tuhan adalah sifat dari segala sesuatu yang ada di alam. Tuhanlah yang melakukan segala hal (Af'al). Tuhan adalah substansi segala sesuatu yang memiliki substansi. Itulah mengapa ketika sampai pada "haiya alaasolah" kita menjawab "laa hau lawala quwwata illa billah ..." Hubungan
Hanya masalah batin yang bisa dengan materi batin. Hanya batin pikiran.
Bagaimana Anda tahu orang dalam?
Hal-hal yang terlihat. Hal-hal batin tak terlihat. Bagaimana Anda melihat hal-hal yang tidak Anda lihat?
Solat secara bahasa (etimologi) bererti doa, manakala dari segi istilah / Syari 'ah (Terminologi), solat adalah ibadat yang terdiri daripada perkataan dan perbuatan tertentu / khusus yang dibuka / dimulai dengan takbir Allahu Akbar (takbiratul ihram) diakhiri / ditutup dengan salam (Assalamualaikum).
SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
Senin, 05 Februari 2018
Do'a dan terkabulnya keinginan
“Ketika menciptakan Adam as, Allah swt berfirman, ‘Aku memiliki hak, kamu memiliki hak, dan antara Aku dan kamu ada hak. Adapun yang menjadi hak-Ku adalah engkau menyembah-Ku dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun. Adapun yang menjadi hakmu adalah amalan yang engkau lakukan akan Aku balas dan Aku ampuni karena Aku adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Adapun hak antara Aku dan kamu adalah kamu berhak meminta dan berdoa, sedangkan Aku mengabulkan dan memberi.” (Imam Ahmad bin Hanbal, Kitab al-Zuhd, hal. 79)
Sekian dan terima kasih
PREPEGAN
– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...
-
Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita tempat biasa ku berbagi rasa suka duka tinggi bersama di … di balik ramainya Yogya * mari sini ...
-
Selamat petang kali ini Bakul getuk mau bagi info pariwisata kebumen destinasi wisata yang berpotensi untuk menjadi tujuan liburan paling ...
-
Selamat malem sobat bakul getuk semoga kabar baik selalu menyertai kita Amiinn.... Minggu 13/5/2018 bersama komunitas ARC korwil Brune...
-
Halo para calon tki juga keluarga tki kamu harus baca tulisan Bakul getuk yang ini. BMI atau buruh migran Indonesia untuk istilah lumrahn...
-
Semenjak mendapat gelar ‘anak rantau’, weekend menjadi waktu yang sangat membingungkan. Apalagi buat para BMI yang jauh dari keluarga....
-
Susi mengayun-ayunkan kakinya yang bebas di bawah meja kayu rumahnya Tangan kirinya memegang sebuah buku dan tangan kanannya sibuk m...
-
Allegori tentang ego dianggep ada mahluk diluar sana. Jangan heran pada kacau semua. Nyalahkan yg diluar tidak pernah koreksi introspeks...