Minggu, 04 Februari 2018

Kepemimpinan berkemajuan


Berbicara tentang kepemimpinan di Indonesia, biasanya kita lantas terjebak pada pembicaraan ‘siapa yang tepat menduduki posisi orang nomor satu”. Berbagai analisis digunakan untuk mencari pribadi-pribadi yang dinilai layak untuk duduk disana. Tatkala nihil tak ada satupun yang dinilai memenuhi syarat seperti yang dikonsepsikan, beralihlah optimisme (jika ada) menjadi pesimisme. Seolah-olah pemimpin harus menghadirkan dirinya dari ‘dunia sana’. Sementara kita tinggal lagi mengidentifikasi orang yang terberkati itu. Bila ternyata yang terberkati itu tidak ditemukan, maka kita akan sabar menunggu sampai ia datang.
   Niteni’, 
demikian istilah orang jawa untuk menyebutkan proses menunggu pemimpin yang dinantikan. Bahkan nama calon pemimpin yang entah siapa dan entah kapan datangnya itu telah pula yakni tentang ‘satrio piningit’, Imam Mahdi, Ratu Erucakra,  dan sebagainya. Keadaan demikian menggambarkan dengan jelas adanya suatu kebutuhan akan pemimpin yang dipercaya bisa membawa masyarakat ke kemakmuran yang diidam-idamkan. Dalam konsepsi kosmologi jawa, kemakmuran itu terkait dengan kesejahteraan batin dimana segala sesuatunya selaras dan harmonis (Magnis-Suseno, 2001). Dalam bahasa populer, kemakmuran diterjemahkan sebagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dimana orang tidak kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula kesusahan untuk meningkatkan taraf hidupnya . Fakta ini sekaligus juga menyiratkan kepada kita bahwa masyarakat sangatlah cerdas untuk merasakan bahwa kondisi buruk yang terjadi tidak lain karena ulah para pemimpin mereka juga. Para pemimpin yang gagal mengemban kewajiban sebagai pemimpin.
B. Herry Priyono dalam tulisannya yang berjudul ‘ Kepemimpinan Republik’menjelaskan dengan lugas beberapa hal yang membuat masyarakat begitu rindu akan seorang pemimpin.
Pertama,kita belum beranjak dari masa kanak-kanak ketika apa yang memikat adalah dongeng tentang orang-orang hebat, mistik ataupun riil. Moralitas kita disangga oleh rasa terpesona pada kegagahan tokoh-tokoh besar. Meminjam bahasa Jung, ini merupakan ketidaksadaran kolektif kita manusia Indonesia.
Kedua, kegemaran itu adalah bagian dari pemujaan pahlawan. Saat kesesakan, kesusahan, dan kerusakan datang, kita telah terkontruksi untuk menunggu adanya seorang pahlawan yang datang untuk membebaskan, persis seperti cerita dalam dongeng-dongeng. Makin akut kesesakan yang terjadi semakin rindu akan hadirnya pemimpin yang menyelamatkan.
Ketiga,gejala itu merupakan cara kita untuk membebankan solusi masalah pada pemimpin. Istilah jawa “pasrah bongkokan’ cukup relevan untuk menggambarkan hal ini.
Keempat, pembicaraan mengenai pemimpin berakar pada truisme bahwa masalah yang kita alami merupakan hasil relasi timbal balik antara tindakan manusia dan struktur sosial. Tidak ada struktur sosial yang tidak melibatkan pelaku/tindakan, sebagaimana juga tidak ada tindakan yang dilakukan di luar struktur tertentu. Kita memang bisa menunjuk tegas siapa yang berkorupsi, akan tetapi mereka semua bertindak dalam struktur sosial dimana semua orang terlibat dalam mekanisme yang korup itu. Artinya tindakan korupsi terstruktur dalam suatu tatanan sosial yang disetujui bersama secara diam-diam, tapi menjadi rahasia umum. Karena masalah masyarakat diakibatkan oleh orang-orang yang nyata ada atau konkret, pemecahannya juga menyangkut koordinasi tindakan. Koordinasi memerlukan koordinator, dan koordinator ini adalah nama lain bagi ‘pemimpin’. Ketika kita menjadi begitu tak berdaya atas budaya korup yang menggila, maka kerinduan akan seorang pemimpin yang mampu mengkoordinasi tindakan dalam pemberantasan korupor sangatlah dirindukan.
Kelima, kontoversi tentang kepemimpinan adalah kombinasi keempat pokok diatas. Apa yang harus dilakukan seorang pemimpin di Indonesia?
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan (Fiedler, 1967). Dalam pengertian Fiedler diatas, terang kepada kita bahwa pemimpin yang berhasil mestilah seseorang yang mampu membangun pola hubungan yang baik dengan followernya, mampu menggunakan wewenang dan pengaruhnya dalam proporsi dan situasi yang tepat untuk membawa followernya bersama-sama bergerak dalam irama langkah teratur menuju tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk Indonesia, para founding fathers telah membuat rumusan yang begitu jelas dan tegas sebagaimana tertuang dalam pembukaan dasar UUD 45 mengenai tujuan dan arah kemana bangsa ini dibawa. Tujuan dan arah itu tidak usang karena tujuan dan arah itu merupakan tujuan universal kemanusiaan. Oleh karena itu sebenarnya sekarang tinggal lagi bagaimana mewujudkannya. Ironisnya, setelah lebih dari setengah abad Indonesia merdeka seolah-olah arah jalan Indonesia semakin menjauh dari koridor yang telah ditetapkan semula, yakni koridor yang menjadi tujuan suatu Indonesia yang merdeka.
Persoalan mendasar bagi Indonesia saat ini adalah perbenturan antara dua sistem ekonomi. Liberalisasi ekonomi atau ekonomi sosialis? Kemenangan tampaknya sedang berpihak pada liberalisasi ekonomi. Akibatnya, segala sesuatu dikomoditaskan. Kebijakan-kebijakan pemerintah menjadi tidak populer di mata rakyat, kalau tidak bisa dibilang kejam. Pencabutan berbagai subsidi dan kenaikan harga berbagai kebutuhan mendasar dilakukan terus menerus. Petani yang merupakan mayoritas di negeri ini terpinggirkan. Bukan terpinggirkan karena mereka tidak memiliki keunggulan, tapi karena secara struktural mereka memang sengaja dipinggirkan demi kepentingan dunia industri yang diyakini lebih cepat membantu kepulihan ekonomi Indonesia. Tidaklah mengherankan bila dari tahun ke tahun kehidupan petani semakin merosot. Tidak pula mengherankan bila tidak akan ada seorang anakpun yang menjawab ‘petani’ jika ditanya cita-citanya kelak. Intinya, kebijakan ekonomi tidak berpihak pada umumnya rakyat. Oleh karena itu, seorang pemimpin Indonesia harus mengarahkan kebijakannya demi rakyat. Ekonomi sosialis harus menjadi pertimbangan. Kita bisa mencontoh Malaysia atau Thailand dalam hal ini.
Persoalan penting lainnya adalah persoalan moralitas yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap kondisi Indonesia saat ini. Korupsi, suap, nepotisme telah sampai pada taraf sangat dimaklumi. Masyarakat justru akan mengernyitkan dahi bila diberitakan ada pejabat yang benar-benar bersih. Sembari tentu saja sesudahnya akan bersyukur “syukurlah, masih ada orang yang lurus di negeri ini”. Seorang pemimpin Indonesia haruslah melakukan upaya konkret melakukan perbaikan moralitas.
Permasalahan yang menghadang selanjutnya adalah persoalan ketidakstabilan masyarakat. Masyarakat mudah sekali bergejolak. Mereka sangat rentan tehadap perubahan. Indonesia menyimpan potensi konflik sangat besar. Perbedaan-perbedaan yang seharusnya bisa memperkaya kehidupan berbangsa seringkali justru dimanfaatkan para pemimpin sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Akibatnya perbedaan melahirkan pertikaian yang tidak usai-usai. Memanajemen konflik antar anak bangsa, itulah yang harus dilakukan seorang pemimpin Indonesia. Bukan saja setelah terjadinya, tapi terpenting untuk mencegahnya.
Persoalan terakhir menurut saya adalah rendahnya kualitas manusia Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan karena diabaikannya sektor pendidikan selama puluhan tahun. Sekarang Indonesia memakan buah dari kealpaannya. Padahal dalam sejarahnya tidak pernah suatu bangsa akan maju dan berkembang bila mengabaikan pendidikan rakyat. Aristoteles telah menuliskan hal ini ribuan tahun lalu. Tapi tampaknya pemerintah Indonesia melupakan ajaran bijak yang telah terbukti khasiatnya itu. Di masa mendatang, pemimpin yang memperhatikan, perduli dan memprioritaskan pendidikanlah yang akan bisa membawa Indonesia kembali ke jalur yang benar sebagai bangsa yang besar.
Konsep dan Praksis Sosial Pemimpin Indonesi
Sebenarnya terlalu klise membicarakan ciri-ciri pemimpin Indonesia seperti apakah yang bisa membawa bangsa ini ke perubahan yang positif. Akan tetapi tampaknya pemimpin yang transformasional adalah kepemimpinan yang tepat di Indonesia untuk saat ini. Indonesia memerlukan pemimpin yang memiliki intelektualitas dalam arti luas. Tidak hanya mampu memahami semua persoalan dengan baik tetapi juga mampu menangkap berbagai esensi dari persoalan itu dan membuat kebijakan yang tepat. Ia akan berpihak pada intelektualitas yang murni yakni demi kepentingan seluruh rakyat ketimbang demi kemakmuran segolongan orang tertentu saja. Lebih dari itu, ia juga mampu menstimulasi intelektualitas seluruh rakyat untuk menjadi kritis. Dalam terma ini, seorang pemimpin demikian pastilah sangat menekankan pentingnya pendidikan bagi keseluruhan rakyat.
Mengikuti pendapat Bass (1985) seorang pemimpin yang transformasional mestilah juga kharismatik. Ia memiliki integritas kepribadian dan moral yang baik. Pemimpin yang demikian pastilah akan mementingkan upaya penegakan moralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemberantasan korupsi, suap, dan nepotisme, serta berbagai indisipliner akan mendapatkan perhatian sangat serius.
Seorang pemimpin transformasional adalah yang memiliki individiual consideration yang tinggi. Hal ini merupakan bahasa lain dari kemampuan memanajemen perbedaan. Indonesia sangat memerlukan tipe pemimpin seperti ini karena indonesia sangat plural. Kemampuan memanajemen konflik sangatlah vital. Menurut Chemers dan Ayman (1993) setidaknya ada empat karakter penting dalam kepemimpinan organisasi multikultural, seperti halnya Indonesia, atau institusi dan lembaga yang bekerja di Indonesia, yaitu:
1. Pribadi yang memiliki visi yang luas, yang mengakui dan mendukung perbedaan dalam
komunitas organisasi. Pemimpin seharusnya memiliki rencana jangka panjang termasuk
memperkerjakan karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang budaya pada semua
level organisasi.
2. Memiliki pengetahuan yang luas mengenai dimensi –dimensi diversitas dan memiliki
kesadaran mengenai permasalahan multikultural.
3. Terbuka untuk melakukan perubahan di dalam dirinya
4. Membimbing dan mengarahkan pegawai yang berbeda-beda latar belakang budayanya.
Trimakasih salam dua periode
http://primordialnature.blogspot.co.id/2016/06/kepalsuan-dunia-kita.html?view=mosaic

Jumat, 02 Februari 2018

ASMARA DAN CINTA

  

   Halo... Pakabar sahabat Bakul getuk?
Tulisan ini khusus buat yang sudah menikah. Ngomongin masalah asmara, memang engga ada habisnya.
Rumah tangga bahagia yang harmonis dilihat dari sexnya yang bergairah. Banyak wanita akan berkata, "saya melayani suami seperti biasa, dan tidak pernah menolak permintaannya untuk bercinta, meskipun sedang letih." Benar, anda melayani suami dan tidak menolaknya, tapi ada antusiasme yang hilang seiring perjalanan waktu. Pria membutuhkan bukan hanya sekedar seks, tapi kegairahan dalam aktivitas seks itu sendiri. Singkatnya : Pria rindu merasa diinginkan. 
    Apa ruginya bagi anda melayani suami dengan antusias dan bergairah? Buatlah dia merasa menjadi seperti seorang pangeran tampan yang didambakan semua wanita, namun anda yang dipilih menjadi permaisuri untuk melayaninya di tempat tidur.
    Tidak Merasa Dihargai. Jangan pernah berpikir bahwa hanya wanita yang senang dipuji. Suami anda perlu mendengar dari mulut anda, betapa hebatnya dia.  Tidak perlu menunggu dia melakukan sesuatu yang luar biasa seperti membelikan anda mobil baru atau sebuah cincin berlian untuk memujinya setinggi langit.
   Hal-hal kecil yang dilakukannya untuk anda, patut mendapatkan apresiasi yang pantas, dan katakanlah itu sambil memandang matanya dengan mesra. "Papa memang hebat soal memperbaiki laptop yang rusak, padahal bukan tukang insyinyur..." Tidak ada salahnya mengatakan ini kepada suami anda, meskipun yang dia lakukan hanya menekan tombol power pada laptop, yang tadinya lupa anda lakukan dan menganggap laptop tidak berfungsi. Berikan pujian kepada suami anda, sebelum wanita lain melakukannya.
   Kedekatan Emosional yang Hilang dalam Hubungan Suami-Istri. Jangan melulu berbincang tentang kebutuhan anak anak dan rumah tangga yang tidak ada habis habisnya. Cari topik pembicaraan yang menarik dan menggairahkan.
   Pria senang dan bahagia membuat wanita yang dicintainya terkesan. Biarkan dia bicara, dan katakan betapa pintarnya dia. Tidak usah heran mengapa banyak pria intelek berselingkuh dengan wanita biasa biasa yang pendidikannya biasa. Dengan wanita seperti itu, pria merasa dikagumi.  Sesuatu yang mungkin sudah lama hilang dari tatapan mata istrinya.
   Pandangan kekaguman yang mampu mem-booster ego-nya dalam sekejap. Saya sering menatap penuh kekaguman kepada suami sambil berpikir..."bagaimana mungkin pria sekalem ini bisa jatuh cinta dan tergila-gila dengan wanita tomboi yang tidak sabaran seperti saya?."  Mungkin tatapan itulah yang membuatnya tetap tergila gila...(boleh dong sekali kali pe-de....)
   Pujian Di Depan Umum. Wanita manapun akan bahagia menikmati tatapan penuh kekaguman atau pujian yang dilontarkan pria di depan umum. Pria juga demikian, pada kadar dan cara yang berbeda. Sering wanita lalai atau menganggap suaminya tidak lagi membutuhkan pujian nyata di depan orang lain. Pria butuh merasa menjadi Numero Uno bagi wanitanya.
   Cara yang paling jitu adalah memujinya di depan orang lain, diantara sahabat atau keluarga pada acara acara non formal, dengan gaya yang tidak norak. Saya selalu mengatakan, dan memang ini benar bahwa"suami saya luar biasa perhatiannya terhadap anak anak."Ketika saya mengatakan ini di depan umum, matanya selalu berbinar.It makes him happy, and so I am happy.
   Menjaga Penampilan Tetap Menarik. Pria adalah makhluk visual. Anda tidak harus selalu tampil full make up seperti ratu setiap saat. Tapi bagaimanapun juga, pria menganggap wanita adalah sumber keindahan dan inspirasi. Tidak ada ruginya menjaga penampilan agar rapih dan wangi. Ketika suami pulang ke rumah setelah seharian capek bekerja, maka manjakan matanya dengan penampilan menarik dan senyum kerinduan.
The hero is home... make him wants to stay home and be with you.

Kamis, 01 Februari 2018

BEBERAPA MITOS GERHANA


     Selamat malem sobat Bakul getuk baru saja kemarin terjadi fenomena alam yang indah dimalam hari (gerhana bulan) tahukah kamu dibalik misteri gerhana bulan banyak cerita mitos yang di percaya sebagian masyarakat.
Dari mulai orang awam hingga para ahli menunggu datangnya fenomena alam yang cenderung langka terjadi itu.
    Menurut BMKG, fenomena supermoon ini terjadi setelah 36 tahun lalu di Indonesia, sedangkan di AS lebih lama lagi yakni 100 tahun yang lalu.
    Diluar ketertarikan orang untuk menyaksikan supermoon, beragam mitos berbau mistis masih terus mengiringi supermoon meskipun kita sudah berada di era modern seperti sekarang ini.
Masih banyak orang yang percaya dengan adanya mitos.
Berikut seperti dilansir bustle.com
1. Kebaikan berlipat
Dipercaya oleh umat Buddha Tibet bahwa tindakan baik yang Anda lakukan saat gerhana bulan pahalanya akan dikalikan. Ada juga yang menyebutkan saat supermoon hampiri orang yang Anda cintai, pegang tangannya dan katakan Anda sangat mencintainya maka hubungan Anda akan langgeng.
2. Saat yang tepat untuk menyelesaikan perseteruan
National Geographic melaporkan bahwa orang Batammaliba di Togo dan Benin memiliki mitos seputar gerhana bulan. Mitos itu berlanjut, "matahari dan bulan bertempur selama gerhana, dan orang-orang mendorong mereka untuk berhenti." Sampai hari ini gerhana bulan adalah waktu yang tepat untuk berkumpul dan menyelesaikan perseteruan lama.
3. Perempuan melihat ke arah bulan akan hamil
Ini adalah mitos yang paling tidak masuk akal. Yaitu ada anggapan perempuan yang memandang gerhana bulan secara langsung bisa hamil, dan cara ini banyak dilakukan orang-orang zaman dahulu kala yang ingin memiliki momongan.
4. Memilih Bunga Akan Membawa Keberuntungan
Untuk membawa keberuntungan, pilihlah bunga di bawah sinar bulan biru. Mitos ini sama sekali tidak beralasan.
5. Jangan memandang dan menunjuk langsung gerhana bulan
Sebuah takhayul dari Kepulauan Inggris memperingatkan agar tidak menatap bulan. Rupanya, pria yang berada di dalamnya merasa sangat tidak sopan. Ini dianggap sangat kasar padahal jika Anda menunjuk sembilan kali di bulan darah Anda akan ditolak masuk ke Surga. Seperti itu.
6. Balikkan kasur Untuk Kesuburan
Zaman dahulu kala juga orang percaya agar orang menjadi subur dan memiliki anak, maka wajib membalikan tempat tidur mereka saat supermoon, agar kesuburan segera mengampiri. Ini sama sekali tidak terbukti secara ilmiah.
7. Melihat Bulan Melalui Kaca Membawa Kesuksesan
Kita semua harus melihat gerhana matahari melalui kacamata, tapi ketika terjadi gerhana bulan itu tidak diperlukan.
8. Perubahan Sudah Datang
Banyak suku asli Amerika mengatakan gerhana bulan adalah tanda transformasi untuk datang ke Bumi (berdasarkan kepercayaan mereka bahwa bulan mengendalikan dan mengatur planet kita). Dan jika Anda ingin berubah, inilah waktu yang tepat.
9. Balikkan Koin untuk keberuntungan
Ini juga termasuk mitos, yang tidak terbukti kebenarannya.
10. Jangan Tidur menghadap bulan
Jika bulan purnama biasa dikabarkan membuat orang bertindak sedikit lebih gila dari biasanya, supermoon dianggap bisa menyebabkan kegilaan. Tutuplah jendela rumah Anda dengan tirai agar tidak menatap langsung bulan saat tidur
11. Makan Akan Menyebabkan Gangguan Pencernaan
Di India, beberapa orang menghindari makan dan minum selama gerhana matahari dan bulan untuk menghindari gangguan pencernaan.
12. Jika Anda Berdarah, Akan Lebih Sulit Untuk Berhenti
Berhati-hatilah jika Anda terluka saat gerhana bulan total karena jika berdarah, akan sulit berhentidan bekas luka akan tertinggal sepanjang masa.
  Tapi ini hanyalah mitos yang belum sepenuhnya teruji kebenarannya, ini hanya sekedar untuk pengetahuan saja.
Kamu boleh percaya juga boleh tidak mempercayainya sobat.

Selasa, 30 Januari 2018

CINTAKU JARAK JAUH

   


Hubungan jarak jauh merupakan hubungan percintaan di antara sepasang kekasih yang berjauhan di antara satu sama lain.
Banyak pasangan yang menjalai cinta jarak jauh berikutan dengan kemudahan Internet dan sistem telekomunikasi mudah alih yang semakin pesat di jaman sekarang ini.
Cinta jarak jauh akan terjalin sekiranya pasangan saling percaya.
Kekuatan cinta jarak jauh sebenarnya terletak kepada pasangan itu sendiri. Banyak pasangan yang berpendapat bahawa cinta jarak jauh sukar untuk bertahan lama. Ini adalah kerana mereka tidak berusaha untuk menjadikan cinta jarak jauh mereka sebagai satu tanggungjawab untuk mereka pertahankan. Cinta merupakan satu ukuran asas pengalaman manusia yang memberikan antaranya, perasaan kasih sayang , tarikan , asas kemesraan dan keserasian antara pesorangan , rela berkorban untuk orang lain, perasaan tertarik dan hubungan kepada alam, benda hidup ataupun makhluk lain. Ia dapat ditunjukkan melalui perasaan , emosi , kelakuan , pemikiran , persepsi dan sikap . Ia mempengaruhi, mendasari dan menentukan pola utamahubungan antara perorangan dan pengenalan diri .
     Beberapa bahasa, termasuk bahasa Indonesia apabila dibandingkan dengan beberapa bahasa mutakhir di Eropah , terlihat lebih banyak kosa katanya dalam mengungkapkankonsep ini. Antaranya ialah kasih, sayang, rindu, dan berahi.
    Cinta jarak jauh merupakan situasi di mana sepasang kekasih(yang halal)berjauhan di antara satu sama lain.Manusia sering menginginkan cinta.Dalam cinta ada suatu ketulusan perasaan yang membuatkan manusia yang merasainya gembira, sedih, rasa keyakinan, rasa dimiliki, dan sebagainya.
Cinta pertama ialah cinta yang penuh rasa dan sulit dilupakan walaupun sudah mencintai orang lain.
Dalam cinta biasanya tersimpan seribu macam perasaan yang amat sukar digambarkan. bermula dengan rasa suka, hati berdetak, mulut tersenyum tanpa bicara, muka bertambah seri, dan akhirnya cinta itu menjadi milik kita. Amat mudah untuk melafazkan cinta, tetapi amat mudah juga melupakan cinta. Cinta yang sejati lahir dari hati yang tulus.
Sedangkan cintaku padamu tutus apadanya, sanggup ku lakukan hal gila disaat sedang dilanda asmara, takan pernah ku bisa lupa atau hentikan cintaku padamu tulus suci selamanya.

Sabtu, 27 Januari 2018

Jalan-jalan sumber inspirasi

Ketika otak buntu engga ada sesuatu untuk di tulis apa seperti gue, refreshing atau sekedar nyari udara segar diluar tentu sangat perlu, selain buat cari inspirasi juga sebagai ajang bersosialisasi sesama BMI. Berlama-lama di Rumah selalu berhadapan dengan kerja-kerja kadang membosankan, perlu suasana baru biar badan feres dan semangat kembali.
Karenanya bagi temen-temen yang kerjaannya tiap hari kerja dan kerja sesekali deh... cari hiburan buat nyari udara segar. Yang penting sendi-sendi serta otot badan tidak pegal-pegal, yang kita perlu, sekali-kali carilah hiburan, murah tetapi menyenangkan seperti jalan-jalan ke pantai atau tempat rekreasi lainnya. Begitupun gue, kalau udah ngerasa suntuk banget mesti kudu nyempetin diri gabung sama temen-temen sekedar main atau nongkrong-nongkrong di kafe terdekat.
Seperti hari ini bertemu temen dan kawan bicara atau bercanda ngalor-ngidul yang penting hepy dengan topik ringan seperti biasanya. Sampai topiknya meruncing ngomongin jalan-jalan. 
Rencana berangkat pukul sembilanpun harus delay 2 jam karena nunggu salah satu temen yang emang suka ngaret (termasuk gue juga sih). Total yang berangkat ada 5orang naik bus kota, mau berangkat ada satu hal yang sangat krusial yang kami lupakan : “Kita mau ke Pantai mana ?” . Gue sebenernya agak ragu “ emangnya ada pantai di kota ini yang bisa dipakai buat berenang ? ” soalnya sepengetahuan gue pantai-pantainya itu kayak langsung palung, enggak ada datarannya seperti pangandaran atau pantai lainnya.
Perjalananpun dimulai, sekitar jam 11 kami naik Bus Rutenya cukup mudah, dan murah waktu tempuh perjalanan memakan waktu sekitar satu jam dengan keadaan lalu lintas lancar. Memasuki jalan menuju pantaipun intensitas kendaraan terbilang sangat sepi, hanya satu dua kendaraan penduduk yang pulang pergi sekedar belanja kepuasan, karena memang hari libur. Kalau diperhatikan, jalan menuju pantai Bandar masih sejuk dan asri. Disepanjang jalan kita disuguhi pemandangan hijaunya taman kota atau sejuknya pepohonan Rimba
Kamipun tiba di Pantai Bandar, pemandangannya indah namun sepi. Terlihat hamparan karang tertutup air surut yang berkilau memantulkan cahaya mentari tengah hari. Disebelahnya mengapung sebuah Rumah-rumah air  hilir-mudik perahu-perahu membelah pantai. Ah, tenang sekali pikir gue. Suara gemuruh ombak terdengar sayup-sayup sunyi, seketika menenggelamkan penat dan gemuruh suara bising ibu kota yang saban hari gue saksikan. Kamipun berteduh di tenda sekitar sambil meneguk segarnya air kelapa muda yang dibeli dari masyarakat setempat. Belum ada yang berani menapaki indahnya pantai, suhu tengah hari pantai sementara menahan rasa penasaran kami bahkan untuk menyentuh air lautnya saja. Termasuk gue yang masih bertanya-tanya dalam hati : “ tempat berenangnya sebelah mana nih, kok gak ada orang yang main air.. “.
Entah sok atau memang gak sabar, satu dari kami memberanikan diri membuncah air laut pantai bertelanjang kaki menusuri hangatnya pasir pesisir. Sontak kamipun tercambuk untuk melakukan hal yang serupa, berkeliling melihat-lihat keindahan laut sekitar.
  Capenya kami terobati dengan banyaknya ikan-ikan yang berenang disekeliling wilayah karang. Kami berusaha menangkap ikan-ikat tersebut, sayangnya di sekitar pantai enggak ada jasa penyewaan alat buat nangkap ikan. Salah satu teman gue berinisiatif menggunakan bajunya sebagai media penangkap ikan. Awalnya kami menyangka itu akan efektif, kenyataan dilapangan lain. Sangat susah dan useless. Selain banyak ikan-ikan kecil, di sekitar karang juga banyak ditemukan bintang laut dan binatang gak bertulang belakang lainnya yang setiap kami berjalan melewati karang pasti keinjak saking banyaknya.
Berjam-jam sudah kami bermain dengan hewan-hewan tersebut, kamipun merapatkan diri meninggalkan gerak gemulai ikan yang tak kunjung kami dapatkan menuju pinggir-pinggir pantai. Sesekali kami membaringkan diri dihamparan karang. Airnya hangat, tanda mentari belum mau mengakhiri hari. Masih sepi, dan sepertinya hanya kami yang dan beberapa pengunjung lain yang asyik dengan gemercik air. Terlihat semakin siang semakin banyak pengunjung memenuhi tenda-tenda peristirahatan.
Dipinggiran pantai ternyata bukan hanya ikan-ikan kecil saja yang kita temukan, banyak sekali ditemukan keong atau umang-umang berukuran kecil sampai sedang disana. Kamipun menemukan mainan baru, balap umang! Go go!
Dan ini keasyikan kami bermain dengan umang-umang tersebut, seakan lupa kami sudah berkepala dua.
Hari mulai sore, sebelum terlalu sore kami puas-puasin bermain air disana. Berjalan lebih jauh, kami menemukan sebuah batu karang besar dengan tempat mirip selokan disekelilingnya. Tempat yang bagus untuk berendam. Daripada enggak ada sama sekali. ya kan.
Di ujung karang tersebut terdapat sebuah lubang yang menghubungkan ujung satu dengan ujung lainnya. Kamipun sepakat untuk membuat sebuah tantangan, yang gak bisa melewati lubang itu maka fix, dia copo! Beberapa dari kami ada yang berani mencoba, yang lainnya tidak. Gue harus bilang ini tantangan yang enggak penting banget. Tapi itulah hiburan, kita emang gak dapet apa-apa, seenggaknya kita bisa ketawa bareng-bareng, seneng bareng-bareng. Kalau Patrick Star bilang :
Meskipun lubangnya sempit, tapi teman gue yang badannya paling gede tetep aja bisa masuk. Entah apa motivasinya ngelakuin hal yang gak penting yang bisa ngebuat badannya nyelip diantara karang-karang. Mungkin udah passion nya dia sih.
Begitupun gue, terpancing untuk menaklukan tantangan ‘gak penting’ ini. Daripada mereka meragukan kejantanan serta kepiawayan gue dalam melakukan hal-hal gak penting, mending gue jabanin aja ini tantangan. Dan hasilnya sungguh membanggakan, gue akhirnya lolos juga. Yatta~
Dari atas kita bisa melihat pemandangan yang sangat menabjukan karya Sang Maha Semesta. Hamparan laut luas membiru terlentang horizon tanpa batas. Deburan ombak yang saling bercumbu dengan karang mengingatkan kita bahwa benda lentur seperti airpun bisa menjadi kuat saat bersama-sama dengan jenisnya. Kami takjub, ternyata kami enggak ada apa-apanya dibandingkan samudra ini, terkadang kami berfikir lantas untuk apa kami bersombong. Jika dibandingkan dengan milyaran kubik air laut ini, kami hanya setitik air mani hina yang berbentuk dan membesar seiring waktu.
Sebagai oleh-oleh terakhir, kamipun menyempaktkan diri untuk foto bersama. Sebagai kenang-kenangan bahwa kami pernah mengalami pengalaman yang menyenangkan bareng-bareng. Dan karena suatu saat gue pasti bakalan kangen masa-masa seperti ini, makannya gue berniat istiqomah nulis pengalaman lewat blog seperti ini. Kenangan emang gak bakal hilang, namun manusia adalah tempat lupa. Bukankah saat tua nanti yang kita ingin ingat adalah masa-masa yang menyenangkan ?
Sekian dulu trimakasih udah mau ngebaca, salam dari Rantau
Bakul getuk.

Jumat, 26 Januari 2018

Obrolan warung kopi pasar paing


https://account.ratakan.com/aff/go/indo1212?i=1539
Selamat malam sahabat Bakul getuk. Pengin tidur tapi belum ngantuk, mungkin efek minum kopi yang saya sedu sendiri dan belum juga habis. Untuk menemani nulis artikel:
Sebuah gubuk sederhana dengan dua buah pintu pada sisi kanan dan kiri serta sebuah jendela semata wayang mengapitnya di tengahnya, disitu masih menunjukan aktivitas sore.  Mungkin inilah satu-satunya warung yang buka duapuluh empat jam di pasar ini.
Dengan penerangan lampu pijar seadanya dan kedua buah pintu yang hanya ditutup selembar tipis kain gorden lusuh warung ini malah terlihat ramah dan menanti orang-orang yang hendak Singgah. Pasar paling sebuah lokasi favorit penduduk kelas menengah ke bawah untuk bersosialisasi yang jaraknya kurang dari dua kilometer jauhnya dari rumah. Di sinilah terdapat sebuah warung kopi yang mulai buka sebelum hari Pasaran Paling tiba, itu artinya warung kopi ini buka tiap lima hari sekali dan selalu ramai bukan karena menunya yang istimewa, atau tempatnya yang mewah, maupun pemiliknya yang rupawan serta ramah. Warung ini menawarkan sebuah pengalaman sederhana yang justru saat ini orang jarang melakukannya, bersosialisasi langsung dengan cara berbagi cerita satu sama lainnya.
Sore itu, sama seperti Sore-sore pasaran sebelumnya yaitu kebiasaan saya tiap hari pasaran tiba, saya akan menyempatkan datang ke tempat ini, hanya sekedar untuk menikmati kopi pahit sambil ngobrol dengan sesama pecinta kopi. 
 Dari kejauhan sudah terdengar obrolan dan tercium kepulan asap rokok lintingan khas pedesaan yang baunya begitu khas beraroma campuran tembakau dengan kemenyan. 
Seorang kakek-kakek tengah duduk santai dengan satu kakinya diletakan di atas sebuah bangku kayu sederhana, sementara tangan satunya tengah asik memegang lintingan rokok kemenyan yang terus mengepulkan asap hingga memenuhi seisi ruangan sempit ini. Sembari bercerita sesekali mulutnya menghisap lintingan terlihat asap mengepul dari ulutnya yang terus komat-kamit berbicara has ngapak di depan meja yang tertutup taplak dari bekas spanduk reklame sebuah rokok, terlihat seorang perempuan berambut ikal yang tengah mendengarkan dengan seksama cerita dari si kakek tadi.
Sementara itu perempuan berkulit legam dengan  rambut panjangnya yang disanggul ala kadarnya dan tengah menghadap sebuah tungku “pawon” itu adalah pemilik warung. Ibu Pinah nama perempuan pemilik warung kopi jadul yang masih mencoba bertahan di tengaheuforia berbagai jenis warung makan baru di pasar desa ini.
“Asalamualaikum” sela saya saat memasuki warung pecel ini yang tengah ramai dengan obrolan beberapa orang di dalamnya.
Dari balik meja sudah  tersungging senyum manis Ibu Pinah yang sudah hafal betul dengan kedatangan saya sore itu.
“Sugeng sonten, mas” . Jawab Ibu Pingah dengan muka sumringah.
Kali ini saya langsung memesan secangkir kopi dengan gorengan tempe favorit. Sambil mendengarkan obrolan ketiga orang yang sempat terhenti dan kini berlanjut kembali. 
“Ah ini yang selalu saya suka dari tempat ini”  Sahut saya dalam hati.
Saya pun memberanikan diri menyapa kakek dan perempuan yang tengah seru-serunya berbincang.
“Sugeng sonten” -yang langsung dibalas dengan senyum dan lontaran pertanyaan.
“Sering mengeneh, mas ??” tanya sang kakek.
“Wah, meh unggal minggu teng mriki, kek” Jawab saya dengan melempar senyum kecil. 
Kakek tadi bernama parjo, pemilik warung Ibu Pinah dan perempuan satunya adalah cucunya, Maryati yang semlohe, menjadi dayatarik pengunjung berlama-lama di sini. Ketiganya merupakan satu saudara tiga generasi, kakek, anak dan cucu.
Ibu Painah yang dari tadi sibuk membolak-balik isi wajan penggorengan berupa gorengan ketan dan tempe mendoan serta sesekali menambah kayu bakar ke dalam mulut tungku kayu bakarnya pun ikutan nimbrungmenimpali dalam bahasa ngapak Banyumasan 
“Kie li anake pak Nur Kasan, putune allmarhum kaki  santareja pejengkolan
Kini setelah tahu jika saya adalah cucu dari almarhum Kakeh Mahwari, rasa antusiasnya pun makin menjadi. Setidaknya saya bisa tahu dari cara duduknya yang kini berubah dari posisi santai ke posisi sejajar dengan bahu tegap. Matanya pun kini berbinar dan kepulan asap rokoknya kian meredup.
Pandangannya kini beralih pada langit-langit warung yang penuh bekas jelaga legam dan sarang laba-laba. Waktu seakan hendak mundur beberapa puluh tahun ke belakang dan saya pun ikut merasakannya.
“Gemien, kaki-mu karo aku kue, kancanan. Jaman gemien esih sering latian “terbangan” bareng giliran meng umah-umah”.
Kakek santareja seakan tengah mengenang masa-masa manis saat masih muda dulu dan senyum tanda kebahagiaan tersungging manis dari bibir keriput dan legam.
“Ooo, brarti mbiyen, kakek satar niku kancane kakine kulo?” 
“Iya, kancanan. Gemien jamanku esih akeh kanca sebayan sing ndue kesenangan pada, tapi siki wis pada ra ana” 
Memang, untuk seumuran orang saat ini, kakek santareja boleh dibilang mempunyai umur yang panjang. Beliau kini berumur hampir 90 tahun, sementara rata-rata umur orang saat sekarang ini mencapai 65 tahun.
Beliau pun bercerita mengenai pengalaman hidupnya saat jaman masih muda dulu. Pernah beberapa waktu mendapat tawaran pekerjaan di kota Kembang, Bandung namun kedua orang tuanya tidak mengijinkan anaknya merantau terlalu jauh dan berharap bekerja di kampung saja. Hingga takdir yang menggariskannya untuk berjodoh dan tinggal di kampung sendiri hingga tua dengan perempuan satu kampung yang beberapa dua tahun lalu meninggalkannya untuk selama-lamanya.
Tergurat raut muka sedih dari balik senyumannya yang menandakan rasa kehilangan yang teramat sangat karena ditinggal belahan jiwanya hingga benar-benar maut yang memisahkannya.
Waktu seakan mengingatkan saya saat beberapa tahun yang lalu ketika memulai perjalanan pertama seorang diri, jauh dari rumah menuju Jakarta untuk mengadu nasib mencari pekerjaan.
Sebuah perjalanan pertama kalinya ke ibukota.
Perjalanan yang mengajarkan arti sebenarnya dari sebuah perjalanan hidup.
Perjalanan pertama selepas lulus sekolah menengah kejuruan.
Perjalanan dalam rangka mencari pengalaman kerja yang bertahan hanya beberapa bulan saja dan kembali lagi ke kampung halaman.
Sebenarnya obrolan dengan kakek santareja, ibu Painahh dan Eneng maryati masih panjang, namun saat hari makin gelap dan terdengar samar-samar suara panggilan adzan, membuat saya buru-buru meminta dibungkuskan saja seporsi pecel dan beberapa gorengan tempe mendoan yang masih mengepul dan mengurungkan diri untuk menyantapnya langsung di sini.
Dengan cukup membayar selembar uang tujuh ribuan, sore itu saya mengakhiri sebuah pengalaman baru dan makna dari sebuah perjalanan. Bahwa sebuah perjalanan mengajarkan bukan seberapa jauh kamu melangkah namun seberapa berkualitas inti dari sebuah perjalanan itu sendiri. Sebuah obrolan sederhana namun sarat makna dari dalam warung pecel di tengah Pasar paling KEBUMEN

Kamis, 25 Januari 2018

Menantu-menantu idaman

Jawa, tempatnya pemuda-pemudi unggul kereteria calon menantu idaman. Hehehehe. Perlu diketahui bahwa ada 3 tahapan dalam mengakhiri masa bujangan . 1Koleksi – 2Seleksi – 3Resepsi . Nah, jika kamu belum sampai tahap resepsi masih bujange dua kota ini wajib dikunjungi. Tentunya dalam acara untuk mencari dedek dedek yang siap di halalin...

Cilacap

Jika berencana mencari pasangan di cilacap, kamu harus siapkan mental dan telingamu. Karena wanita di sini beda dengan daerah lainnya. Tolok ukurnya seperti ini : Semakin ngapak logat wanita cilacap, maka semakin istriable lah dia.

 So, unsur ngapak adalah nilai tambah kamu jika mencari pasangan di cilacap. Demografi kota yang di pinggir pantai membuat wanita wanita di Cilacap memiliki warna kulit eksotis. Tapi tenang aja, kalo kamu suka yang putih-putih di Cilacap juga sudah banyak tempat untuk Facial.

Solo

Apa yang saya suka dari wanita solo? Suaranya yang mendayu dayu dan lembut itu lho. Duh! Bisa merontokkan iman bujangan mana saja di dunia. Dan nilai plusnya lagi, wanita solo itu adalah tipe yang sangat ngajeni dan tahu betul bagaimana cara merawat suaminya. Ga macem-macem dan memiliki rasa nerimo di atas rata-rata.

Untuk kawanmu yang memiliki logat yang unik dan asik ini berbeda dengan logat Suku Jawa pada umumnya. Tidak ada halus-halusnya jika mampir ke telinga. Banyak yang sering menyamakannya dengan medok Tegal, padahal berbeda. Ya itulah Ngapak.

Logat yang hanya dimiliki orang yang asli dari Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen. Dijamin banyak dari Anda yang ketika mendengar ada orang berlogat atau berbicara dengan logat ngapak pasti tertawa geli. Atau minimal memincingkan mata menajamkan telinga untuk menebak dari planet mana mahluk ini.

Eits jangan salah.. Di balik keunikannya, ternyata orang ngapak ini memiliki semua kriteria untuk menjadi calon menantu idaman lho. Ga percaya? yuk kita simak alasannya!

1. Orang Ngapak Adalah Orang Yang Apa Adanya

Historis dan geografis, wilayah yang dihuni mayoritas penduduk berlogat ngapak jauh dari kawasan keraton terbesar di Jawa. Itulah yang mengakibatkan mengapa tingkat kehalusan berbahasanya berbeda dengan Jogja ataupun Solo. Itulah yang mengakibatkan orang ngapak itu sejak dari nenek moyang jauh dari intrik kekuasaan. Hal tersebut berpengaruh pada kesehariannya, yang jarang memakai topeng. Apa yang dirasakan, itulah yang diucapkan.

Istilahnya Blakasuta. Jika bercanda yang keluar adalah true colournya. Orang ngapak tidak nyaman memakai topeng. Memakai sesuatu yang bukan nature nya.

Dan jika keterbukaan adalah salah satu syarat untuk membentuk rumah tangga yang langgeng, orang ngapak sudah memilikinya. Dari lahir.

2. Orang Ngapak Memiliki Sifat Humoris

Coba Anda perhatikan jika kamu melihat dua orang dengan logat ngapak mengobrol satu sama lain. Sedikit-sedikit pasti kamu akan mendengar canda tawa diantara keduanya. Bahkan walaupun kamu tidak mengerti bahasanya, kamu tetap akan bisa tertawa.

Jika kamu tidak percaya, coba search di youtube dengan kata kunci : Curanmor Ngapak. Percayalah, walaupun kamu tidak mengetahui arti katanya, kamu tetap bisa tertawa.

Banyak kata-kata panggilan unik yang hanya orang ngapak yang mengerti. Seperti Daplun, Gondes, Kucluk.

Sudah bisa dipastikan rumah tanggamu kelak akan jauh lebih berwarna jika pasanganmu memiliki logat ngapak.

3. Orang Ngapak Tidak Mudah Sakit Hati

Kami, para ngapakers sudah terbiasa dengan ledekan karena logat kami yang berbeda. Tidak jarang jika kami merantau, banyak celetukan :

“Ganteng-Ganteng ko ngapak?”

“Cantik sih, sayang ngapak..”

“Coba dong ngomong lagi pake logat ngapak..”

Awalnya saja yang kaget, tapi selanjutnya kami justru menikmatinya. Kenapa? Karena membuat orang lain tertawa adalah ibadah. Ga enak kan kalo punya teman yang sedikit-sedikit ngambek? Sedikit-sedikit baper?

Nah, hal itu tidak akan terjadi jika pasangan Anda adalah orang ngapak.

4. Mudah Menemukan Laki-Laki atau Wanita Manis yang berlogat Ngapak

Memang untuk kategori ganteng dan cantik yang mainstream, kami masih kalah dari Bandung, Jakarta, atau Manado. Jika definisi cantik atau ganteng adalah hidung mancung, tubuh tinggi, dan kulit putih. Karena sebagian besar orang dengan logat ngapak memiliki hidung minimalis, tinggi ideal, dan kulit sawo matang.

Namun justru itulah yang membuat kecantikan dan kegantengannya natural. Pas, tidak berlebihan.

Jika kamu berharap wajah pertama yang kamu lihat di pagi hari adalah wajah yang menentramkan walau tanpa polesan make up, carilah pasangan yang ngapak.

5. Orang Ngapak Adalah Tipe Yang Setia

Perbedaan mendasar dari logat ngapak dengan Jawa yang lainnya. Ya, tentu saja penyebutan huruf vokal “a” dan “o”.

“Opo” di Solo, menjadi “Apa” di Purwokerto.

“Ojo” di Jogja, menjadi “Aja” di Cilacap.

“Sopo” di Semarang, menjadi “Sapa” di Purbalingga.

Menurut sejarah, hal ini dimulai ketika kerajaan Mataram memperbaharui mengganti vokal “a” menjadi “o”, warga dengan logat ngapak memilih setia menggunakan “a”. Kesetiaan yang dipegang teguh hingga anak cucu.

Jadi kalau logat aja dipertahankan dengan begitu setia, apalagi pasangannya?

6. Orang Ngapak itu Kreatif

Inii sudah tidak perlu ditanyakan lagi. Ketika para ahli bahasa berdebat tentang kosa kata Bahasa Indonesia yang kalah lengkap dengan Bahasa Inggris, Bahasa Ngapak membalikkan persepsi itu. Banyak sekali kosa kata dalam bahasa ngapak yang tidak ditemukan artinya dalam Bahasa Indonesia bahkan Inggris!

Keragaman berbahasa pasti lahir dari sebuah kreatifitas yang tidak bisa diremehkan. Mau bukti? Silahkan cari padanan kata yang pas untuk kata-kata ini : Nylekamin, Cempulek, Mblekataket, Kemlinthi.

Tidak akan ada hubungan yang membosankan, ketika pasanganmu memiliki kreatifitas yang tinggi. Dan sekarang kamu sudah tahu dimana menemukan species-species kreatif untuk kamu kenalkan pada orang tuamu.

7. Orang Ngapak Memiliki Keberanian Di Atas Rata-Rata

Kamu ingat, salah satu slogan kampanye gubernur Jawa Tengah sebelum Pak Ganjar Pranowo, yaitu Pak Bibit Waluyo adalah,

Bali ndesa, Bangun Desa (Pulang ke Desa dan Membangun Desa)

Mengapa orang dengan logat ngapak ada dimana-mana, hal ini menjelaskan semuanya. Warga ngapak memang terkenal berani dalam merantau. Mereka menyesaki ujung dunia, dengan penuh keberanian menantang resiko. Pergi merantau tanpa kepastian dan sanak saudara saja berani, apalagi cuma pergi memintamu sama orang tuamu. Sakian trimakasih

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...