Kamis, 16 Mei 2019

Anak


Jangan khawatir mama, dengan tips ini mama dapat membantunya mengejar ketertinggalan.
Apakah ia termasuk anak lambat belajar? Pertanyaan ini mungkin sering menghantui para orangtua ketika anak memasuki usia sekolah tetapi terlalu malu untuk menanyakannya.
Tidak ada hal yang memalukan bila anak tidak belajar secepat yang Anda harapkan. Dengan cara yang sama seperti anak-anak tumbuh dan berkembang, secara akademis mereka juga akan mengalami perkembangan sendiri.
Berikut ini cara untuk mendorong dan memupuk perkembangan intelektual anak.
Mengenali 7 tanda anak belajar dan cara mengatasinya
1. Jika anak memiliki rentang perhatian yang pendek
Seorang anak yang tertinggal secara akademis mungkin mengalami kesulitan fokus pada informasi atau instruksi baru. Perhatiannya juga dapat dengan mudah teralihkan.
Orangtua dan guru mungkin merasakan kesulitan mengajar anak.
Bagaimana orang tua dapat membantu : Bersabarlah! Cobalah untuk berbicara dengan anak pada saat ia sedang santai sehingga tak menimbulkan kecemasan.
Beri anak kesempatan untuk aktif bermain. Seringkali seorang anak yang kesulitan fokus hanya perlu berlari-lari sebelum ia mau mendengarkan pelajaran.
Memecah pelajaran menjadi bagian-bagian kecil akan membantu anak untuk tetap fokus. Misalnya, mengajari anak untuk berpakaian sendiri, mengapa tidak memulai dengan mengancingkan pakaian, sedangkan mengikat tali sepatu bisa diajarkan belakangan.
2. Anak lambat belajar biasanya memiliki memori yang buruk
Berkaitan dengan poin pertama, anak yang kesulitan untuk mempertahankan fokus biasanya juga harus berjuang keras menyimpan informasi baru yang ia dapatkan. Ia mungkin diliputi sederet hal-hal yang harus diingat, baik di rumah maupun di sekolah.
Cara membantu : Pengulangan atau repetisi adalah kuncinya. Tentu saja, harus konsisten dalam melakukannya.
Meskipun anak mengalami kesulitan dalam mengingat, namun hal tersebut bukanlah sesuatu yang mustahil dilakukan untuk meningkatkan memori anak. Misalnya, cobalah memvisualisasikan apa yang dipelajari anak di sekolah dan minta ia untuk mengulang pelajaran lagi.
Stimulasi keinginan anak untuk belajar dengan cara mengasah memori visualnya. Jika ia baru saja belajar menggambar bentuk di sekolah, cocokkan gambar dengan benda-benda yang ada di sekitarnya.
3. Anak Anda tidak dapat mengikuti instruksi sederhana
Apakah anak Anda termasuk yang lambat belajar? Ya, jika petunjuk sederhana saja terasa menyulitkan. Instruksi yang seharusnya mudah bagi anak-anak seusianya dapat menjadi tantangan bagi anak lambat belajar.
Hal ini disebabkan karena ia kesulitan melakukan suatu tugas yang di luar kebiasaannya.
Untuk membantu : Berikan instruksi yang singkat dan spesifik. Pastikan untuk memberi satu perintah saja dalam satu waktu. Biarkan anak memproses dulu petunjuk yang Anda berikan.
4. Anak kesulitan membedakan huruf dan angka
Meski bagi anak-anak lain huruf dan angka terlihat berbeda, bagi beberapa anak lambat belajar keduanya memiliki bentuk serupa. Anak yang lambat merasa bahwa merangkai huruf-huruf menjadi sebuah kata bisa menjadi tantangan besar, begitu pula ketika harus mengejanya.
Untuk membantu : Lakukan dengan cara menyenangkan, misalnya menggunakan kartu flash bergambar yang dapat membantu anak mengidentifikasi huruf dan angka. Hanya karena anak belum bisa membaca dengan baik, bukan berarti ia tidak mengerti cara belajar secara visual.
5. Anak berjuang keras untuk membaca dan menulis
Bila anak kesulitan untuk belajar membaca dan menulis, ia termasuk lambat dibanding anak-anak seusianya. Ini merupakan salah satu tanda yang jelas bahwa anak membutuhkan bantuan.
Tetapi jangan khawatir, ini tidak berarti bahwa anak akan terus ketinggalan sepanjang hidupnya.
Untuk membantu : Pupuk minat baca anak dengan memberikan buku-buku yang menarik. Luangkan waktu untuk membaca bersamanya.
Tidak ada yang dapat mengalahkan waktu mendongeng untuk meningkatkan bonding antara orangtua dengan anak. Sedangkan untuk belajar menulis, lakukan sambil bermain teka-teki silang atau permainan kata yang sesuai usia anak.
Parents bisa memberikan alat tulis yang berbeda agar anak jadi bersemangat untuk menulis, misalnya berikan kapur, spidol, atau bahkan cat.
6. Anak memiliki koordinasi mata dengan tangan yang buruk
Koordinasi mata – tangan tak hanya menguntungkan anak-anak dalam berolahraga, tetapi sekaligus berguna saat belajar. Keterampilan dasar ini dibutuhkan ketika menulis, menggambar, dan membaca.
Sebuah penelitian menemukan hubungan yang kuat antara koordinasi mata-tangan dan keterampilan sosial.
Untuk membantu: Tawarkan mainan seperti LEGO atau Playdough untuk anak. Atau ajak anak membuat kerajinan tangan misalnya meronce kalung makaroni, menyusun puzzle , dan mewarnai juga bisa menjadi cara hebat dalam meningkatkan koordinasi mata-tangan anak.
Kegiatan-kegiatan tersebut tak hanya mengasah keterampilan motorik halusnya, tetapi sekaligus memelihara kreativitas serta akal anak.
7. Anak tidak teratur
Anak lambat belajar cenderung kesulitan menjaga barang serta jadwalnya tetap teratur. Ia biasanya sering membuat kekacauan atau meninggalkan mainannya berserakan.
Tak hanya menjadi tanda bahwa ia lambat dalam menyerap pelajaran, anak yang tidak teratur bisa memiliki efek negatif bagi hidupnya kelak.
Untuk membantu : Berikan rutinitas harian yang konsisten. Parents bisa mencoba dengan sistem kode warna untuk mengatur barang-barang anak.
Tandai rak dan laci anak di rumah dengan jelas agar ia bersemangat menjaga kerapian barang-barangnya.
Hanya karena anak lambat belajar pada satu aspek, bukan berarti ia tidak terampil atau berbakat pada hal lain. Misalnya, ia kesulitan dalam matematika tetapi mahir dalam seni musik.
Anak-anak dapat belajar dengan baik jika harga diri mereka dipupuk dan ditingkatkan. Cobalah untuk menggali bakat dan potensi anak agar ia berkembang dengan kekuatannya sendiri.
Paling penting adalah dukungan orang tua agar anak selalu merasa aman karena mengetahui bahwa Anda tetap mencintainya apapun kondisi yang ia alami.
*Artikel disadur dari theAsianparent

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...