Rabu, 12 September 2018

Ngawurisme Religi

   
Kaum Arab Muslim sudah barang tentu biasa saja kalau ngomong dengan menggunakan Bahasa Arab karena itu memang "bahasa ibu" mereka. Tak ubahnya seperti orang Jawa ngomong Bahasa Jawa, urang Sunda ngomong Bahasa Sunda, orang Betawi ngomong Bahasa Betawi, orang Batak ngomong Bahasa Batak, wong Tegal ngomong Bahasa Tegal, wong Purwokerto, Cilacap Banyumas, Kebumen ngomong Ngapak dan seterusnya. Kayak kuwe mbok.
Tidak ada perasaan "lebih Islami" dengan ngomong pakai bahasa Arab. Bagaimana mau mengklaim lebih Islami la wong Arab non-Muslim juga ngomongnya pakai Bahasa Arab, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam ibadah ritual di tempat-tempat ibadah.
Umat Arab Kristen, misalnya, ya khotbahnya pakai Bahasa Arab. Demikian pula Injil mereka juga tertulis dengan bahasa dan aksara Arab. Bedanya tentu saja, kalau ngomong sehari-hari mereka menggunakan "Bahasa Arab pasar" (amiyah) sementara dalam Kitab Suci dan teks-teks keagamaan pakai Bahasa Arab klasik (fusha). 
Jadi, sama seperti Arab Muslim, Arab Kristen juga menyebut: Allahu Akbar, Subhanallah, Salamu'alikum, Alhamdulilah, Masya Allah, dan seterusnya. La masak mereka bilang: Duh Gusti Kang Murbeng Dumadi.
Sementara ada umat Islam di Indonesia, terutama yang aliran "al-antumiyah kalau sudah ngomong pakai Bahasa Arab meskipun hanya sepotong-sepotong dan cenderung al-ngawuriyah sudah merasa paling relijius, paling Islami, paling soleh dan solihah, dan paling berhak masuk syurgah. Padahal mereka cuma bilang: akhi-ukhti, ubi-umi, ikhwan-ikhwat, antum-antuman...
Sebagian umat Islam di Indonesia, para "suami soleh" biasanya memanggil istrinya dengan sebutan "umi". Misalnya, "Umi, tolong ambilkan ubi buat abi dong?" Sementara para "istri solehah" biasanya memanggil suami mereka dengan sebutan "abi". Misal: "Abi, ini kan malam Jumat, abi tidak menjalankan sunah rasul"?
Sedangkan di kalangan masyarakat Arab, "panggilan sayang" umum suami kepada istri mereka bukan "umi" tapi: "zaujati" (istriku), "habibati" (kekasihku), "qolbi" (hatikuh), "ruhi" (ruhku), "hayati" (kehidupanku), "ya uyuni" (wahai mataku), "babi" (yang ini maksudnya "baby" bukan babi ngepet looh... yaaa... ). Sedangkan "panggilan sayang" istri terhadap suami mereka adalah: "habibi" (kekasihku), darling, laufr (lover), babi, ya uyuni, ya hayati.
Nama-nama panggilan untuk suami/istri di atas adalah berdasarkan hasil gogling ku semalem. Jadi nama panggilan mana yang lebih relijies dan Islami: suami/istri Indonesia atau Tanah Arab? (bersambung).   

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...