Kamis, 12 April 2018

Kangen



Hening malam terasa lengang beda dari Malam-malam sebelumnya. Sementara mata enggan berpejam pikiranku melayang membawa ke masa yang tak pernah mengkhianati dan mimpi-mimpi yang kujaga secara pasti beruntun dan mengalir ke ujung waktu. Ku tak pernah menyembunyikannya, setidaknya darimu. Jika begitu, bukankah seharusnya bukan disebut rahasia lagi. Tidak juga untuk dinding kamar waktu itu. Meski mereka membisu. Tetapi selalu setia menyaksikan, bagaimana aku bergumul dengan kotak pandora yang berisi kenangan tentangmu. Menari-nari, bersama gembira dengan bayang-bayang, terus menarik jemariku menari diatas papan hitam bergaris, menghentak sepi membuang sunyi.
Aku merasa jika engkau selalu mengikutiku. Bau khas aroma wangi melati juga desah napas, hingga ke kecupanmu yang hangat. Semua masih melekat erat. Kenangan itu, berjalan-jalan di dadaku, di mata dan telinga. Pun, di kepalaku. Yang selalu menumbuhkan percaya. Bahwa setelah dua belas purnama ini, ada keyakinan yang kian mengental. Janji yang terlunasi—sebagian.
Di dalam ingatan, yang telah berhasil mengendapkan kisah-kisah kita. Jagalah penuh rasa dalam kotak pandora.
Doa-doa pun meninggi lagi. Namun ternyata mulutku memilih diam. Layaknya pintu dan jendela yang kehilangan kunci.
Selanjutnya doa-doa itu cukup kusampaikan dari hatiku saja. Biarkan ia mencari jalannya sendiri. Tak perlu dituntun, sebab ia sabar, cerdas dan baik hati.
Di malam ini. Kutumbuhkan lagi tunas-tunas harapan, kepadamu. Kutitipkan pula doa-doa kita. Di helai-helai rambut dan hangat matamu. Jagalah!... Agar ia senantiasa berbunga. Merimbun menjelma surga sederhana untuk kita
P/m : Selamat malam untuk kamu. Malam ini, apakah kau telah berdoa untuk kita?

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...