Jumat, 29 Desember 2017

Iman kepada kitab

Selamat siangnya Bakul getuk hari ini berbicara soal kepercayaan dan iman "aku beriman pada kitab dan kitabku adalah Tuhanku
Lalu kepada orang lain dia mengatakan itu secara jujur dan jelas terang bahwa dirinya beriman pada kitab.

Sementara kalau orang yang meletakkan otoritas hidupnya pada Tuhan ya imannya pada Tuhan bukan pada kitab. 
Artinya tak seorang pun boleh atau berhak mengganggu gugat hubungan hati dan pikiran pribadinya dengan Tuhannya.

Yang tidak bisa di mengerti kalau ngakunya mengarahkan orang beriman pada Tuhan tapi prakteknya menjerumuskan orang menuhankan kitab.
Itulah yang menjadi akar problem ketika individu ybs tidak lagi menjalankan kehendaknya, untuk bebas mempunyai hubungan langsung pribadinya dengan Tuhannya (God's bestow), melainkan disetir oleh manusia2 lain atas nama kitab dan/atau orang2 yg mengaku wakil tuhan atas otoritas kitab.
Ini suatu penipuan makna Ketuhanan.
Dari Artikel pada detik.com berjudul :
"Kenapa Muhammad Mengajari Kalian Berperang, mas?" tulisan sdr.Iqbal Aji Daryono.

https://news.detik.com/kolom/d-3755987/kenapa-muhammad-mengajari-kalian-berperang-mas?utm_medium=oa&utm_campaign=detikcomsocmed&utm_source=facebook&utm_content=detikcom

Quote :
Begini maksud saya.
Penjelasan atas topik "Islam dan Kekerasan" mesti berangkat dari pemahaman bahwa Muhammad hidup pada satu masa ketika Mekah dan sekitarnya adalah tanah gung liwang liwung, kalau istilah Jawanya. Negeri tak bertuan. Dua kekaisaran besar memang mengapitnya, yaitu Romawi Byzantium dan Persia Sasanid. Tapi Mekah sendiri tidak berada dalam wilayah hukum dan politik kedua kekaisaran itu.

Jadi kondisinya, tidak ada sistem hukum apa pun yang berjalan di Mekah waktu itu. Masyarakatnya berkarakter tribalistik, terbagi dalam klan-klan keluarga. Keseimbangan dan keteraturan dijaga lewat satu cara: vendetta, balas dendam. Jika orang dari Bani Anu menyakiti anggota Bani Itu, maka keluarga dari Bani Itu akan menuntut balas.
Walhasil, orang akan berpikir seribu kali kalau mau macam-macam. Risikonya besar, sebab perang antarklan bisa terjadi. Saling bunuh sebagai mekanisme berjalannya keadilan pun merupakan hal yang wajar dan semestinya.

Jadi jangan membayangkan bahwa sebuah tindakan kriminal di Mekah pada tahun 570 Masehi akan berakibat terjunnya aparat negara, digelarnya pengadilan, jatuhnya hukuman formal, dan penegakan hukum. Tak ada aspek-aspek itu dalam masyarakat Arab pada zaman Muhammad khususnya pra-Islam.

CAMKAN !
Kondisi yg dikatakan di atas berlangsung HINGGA abad modern tahun 1938. Perang antar clan baru relatif berhenti setelah INGGRIS mendudukkan dinasti Saud sebagai pemimpin dibawah protektoratnya
(artinya : yg protes dibedil Inggris).
Camkan saja bagaimana model theologi yg muncul dari pesaingan antar clan!

Maka jangan heran dan anggap hoax bahwa kenyataannya banyak sekali versi Quran yang telah beredar sebelum versi tirani Cairo edisi bikinan tahun 1924 diultimatumkan sebagai satu2nya versi yang sah, tunggal dan tidak pernah berubah dan yang berperang karena membela agama itu adalah orang yang meyakini kitab sucinya valid (tidak ada sedikit pun keraguan atasnya dan kebenarannya dijamin tuhan sampai hari kiamat).
Persoalannya;
Al-Quran yang mana?...... sebelum Usman bin Affan (khalifah lll) mengkodifikasi mushaf-musaf yg kemudian dikenal sebagai Al-Quran seperti yang dikenal sekarang masih banyak mushaf2 yang belum terkumpul atau banyak versi. Dengan alasan agar ada kesamaan dan tidak ada pertikaian maka mushaf2 yang lain itu dimusnahkan (dibakar).
Siapa yang berani melawan Usman pada waktu itu?!...... Perebutan kekuasaan saat itu terus terjadi, bahkan sudah dimulai pada pemerintahan Abu Bakar. Sulit untuk tidak menerima bahwa pengkodifikasian, penulisannya dan isi mushaf2 itu tidak dipengaruhi oleh kepentingan politik - apalagi Hadist.
Mereka yang meyakini Al-Quran dan Hadist itu benar tanpa distorsi bagaikan keyakinan pedagang durian yang kulakan durian untuk dijual lagi. mereka yakin isi duriannya baik semua, dan sangat yakin dari keterangan pedagang sebelumnya, pedagang sebelumnya yakin dengan keterangan pedagang sebelumnya dst.
Namun ketika durian itu dibuka ternyata ada isinya yang busuk,
ketika disampaikan mereka marah -marah malah menuduh yang memberitahu itu musuh, harus dihajar atau dibunuh
membunuhnya bahagian dari cintanya pada tuhan mereka.
Sepertinya bagi mereka durian itu tidak perlu dibuka, dijual lagi pada yang lain, dengan begitu akan mendapatkan pahala atau keuntungan yang besar.
Mereka tidak mau membuka durian itu, apalagi mencicipinya.
Jika mereka mau membuka dan mencicipinya mastilah lidahnya merasa tidak enak, hidungnya menangkap bau busuk.
Sebenarnya lidah dan hidung mereka tidak rusak, namun sesungguhnya mereka takut. Takut yang sudah akut... sementara yang tersadarkan jadi mengerti bahwa selama ini mereka telah ada dijalan yg salah .....
Jalan kebinasaan !!!
Namun masih sangat banyak yang tetap menutup bathinnya dan tidak pernah punya kemauan untuk menyelidiki lebih dalam lagi kepercayaan yang selama ini mereka ikuti tanpa menggunakan akal budinya.
Pengertian nya cuma manut dan jadi ekor sepanjang hidupnya ... Yang beranggapan bahwa tidak ada yang benar daripada kebenaran semu yang mereka imani tanpa menggunakan akal budi ...!!!
Mereka inilah yang selamanya akan jadi awan hitam yang menghalangi orang lain untuk belajar melihat kebenaran yang sesungguhnya. Yaaaa .... Awan hitam yang hanya melayang diangkasa menutupi terang matahari yang memberi kehidupan bagi segala ciptaan. Awan hitam yang hanya bisa melayang tanpa pernah menghasilkan hujan untuk memberi kesuburan bagi alam semesta....  Karena gengsi, ego itu yg akan jadi bekal mereka ke kubur nantinya semakin pekat untuk kehidupan berikutnya.
Mati dengan menyimpan pikiran dan perasaan kotor atau mati dengan niat mesum?....

Tapi ingat! Ingat! Saya tidak hendak menihilkan peran pemuka agama dalam membawa pengertian Tauhid pada bangsa ini.
Tapi bedakanlah antara semangat murni ketauhidan dengan POLITIK yang dibawa akibat pengaruh silang-sengketa antar murid Rasululloh setelah beliau wafat!

Itu yang perlu kita pahami dengan jeli agar tidak cuman menjadi TV Hitam-Putih.
Sudah saatnya tidak memutlakkan segala sesuatu sebagai sepenuhnya kitab, hadis benar atau sepenuhnya salah

               Salam Rahayu   Danz Suchamda
     

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...