Sabtu, 12 Mei 2018

Sepirituaal keTuhanan

KETEMU TUHAN BUNUH TUHAN

Banyak orang mengatakan percaya pada Tuhan, sebenarnya tidak percaya pada Tuhan. Yang mereka lakukan adalah percaya pada kepercayaan, ...atau percaya pada sumber kepercayaan (kitab, institusi, dsb).
Pada dasarnya menjadi hidup adalah dipenuhi ketidakpastian, ketakutan dan kecemasan eksistensial. Artinya, ego tidak ingin musnah. Maka ia mencari sesuatu yang diluar ketidakpastian yaitu kepastian. Kesementaraannya menjadikan ia haus akan keabadian.
Maka ketika ada sesuatu yang dapat direngkuhnya untuk dipercayainya memberikan kehausan itu, maka ia segera menggenggamnya erat-erat. Apapun namanya tidak menjadi soal selama itu bisa menghibur egonya. Apapun jenis nama atau modelnya, cuman soal kebetulan dimana benih itu lahir dan dibesarkan. Selebihnya  hanya ornamental basa-basi untuk lebay demi baper. Perasaan adalah the Great Deceiver (sang penipu besar).
Ia sebetulnya tidak peduli dengan Maha Esa (Maha Sebagaimana Apa Adanya). Ia menolak segala yang Tuhan nyatakan Apa Adanya. Hidupnya pilah-pilih. Pilah pilih yang baiknya saja sesuai yg dipercayai egonya. Bila yang Maha Hadir tidak sesuai dengan yang dipercayai dirinya, maka ia menolaknya.
Dus, yang ia pedulikan hanyalah agar rasa percaya pada kepercayaannya tidak ada yang mengusiknya. Seandainya pun Tuhan sendiri yang muncul menegurnya di jalan padang gersang hidupnya, maka ia akan segera membunuh Tuhan yang mengusik kepercayaan kesayangannya.  Bagai "kumbang suci" (nama aslinya : kumbang tahi) yang lebih cinta pada kotoran kesayangannya dan membawa2nya kemana pun ia pergi berharap suatu saat dapat terbang ke langit ketika sudah tumbuh sayapnya.Tahi nya mataharinya.
Itu yang menjadi simpul persoalan segala kebebalan itu.
Manusia beragama pada dasarnya hanya percaya pada kepercayaan.
Believe in belief.
Not believe in God.
Itulah agama Firaun yang dilambangkan diberi simbol "Scarab" ("kumbang suci" padahal sebenarnya "kumbang tahi sapi").
Ssst...ingat sesuatu yang disini bangetzz??
Rahayu!

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...