Rabu, 11 April 2018

Sandal jepit

   

Sandal jepit tentunya akrab dalam keseharian orang Indonesia. Bentuknya yang sederhana dan nyaman menjadi pilihan banyak orang. Selain harganya terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dari ibukota sampai pelosok Desa. Cuma dengan harga dibawah sepuluh ribu rupiah  kita sudah bisa mendapatkannya. Harga yang sangat ekonomis awet, tahan segala cuaca dan nyaman di kaki. Itu mungkin beberapa alasan mengapa banyak orang memilihnya menjadi alas kaki sehari hari.
Di berbagai kesempatan informal sandal jepit menjadi pilihan tepat. Contohnya, ya ketika kita lagi santai dirumah atau main ke pantai. Paling nyaman mengunakan si sandal jepit ini. Nggak cocok banget kalau misalnya kita di Pantai main air terus pake Sepatu hheeeee....
Saya sendiri memiliki beberapa pasang sandal jepit dalam berbagai corak dan model. Untuk dikatakan koleksi kayanya, bukan masih terlalu berlebihan karena saya tak pernah terobsesi untuk memilikinya secara khusus. Ada beberapa diantaranya saya beli, dan sebagian lagi merupakan pemberian dari sahabat.
Ngomongin sandal jepit, saya jadi teringat peristiwa hari Minggu kemarin. Ceritanya, seorang sahabat meminta kesediaan saya menemaninya membeli sandal. Sebetulnya agak males sih.... tapi dengan pertimbangan tertentu, okelah, saya mengiyakan", hitung-hitung sekedar menikmati window shopping . Cuci mata siapa tau ada yang naksir haha... lebay ah..
Jujur saja, saya sudah tidak berminat untuk beli ini dan itu lagi. Menabung itu yang menjadi target saya sekarang.
Singkat cerita, kami berdua sepakat untuk hunting sandal incarannya di Basement Mall, ternama di kota Bandarsribegawan. Tempat ini memang menjadi tujuan utama para shopper yang menginginkan barang dengan harga miring. Dagangan yang di jual pun termasuk komplit. Meliputi baju, aksesoris, sandal, tas, mainan anak bahkan hingga buku. Beberapa Toko Indo juga membuka bisnisnya di sana hingga wajar saja jika pada hari-hari tertentu terutama Minggu, Mall ini ramai penuh sesak dengan buruh migran dari Indonesia.
Cuaca diluar panas luar biasa hingga 37.8 derajat C siang itu. Sangat kontras dengan areal Shopping Mall yang adem berAC. Hmm segar sekali rasanya badan ketika terpaan hawa sejuknya menyapu tubuh kami yang berkeringat semenjak turun dari Bus dan berjalan menyusui Trotoar.
Saya rasa ini menjadi salah satu alasan mengapa setiap summer mall selalu penuh dengan pengunjung. Itu tadi, numpang AC gratis. hahaha...
Ngomong-omong, sahabat saya ini ternyata tengah mengidamkan sandal jepit model kamus. Yang saya maksut, semacam sandal jepit biasa namun memiliki alas sangat tebal. Saking tebalnya hingga banyak orang menyebutnya sandal jepit kamus. Bahasa Inggrisnya Dictionary sandal.Wedewhhh... … keren khan…
Sebenarnya barang yang kami target ini gampang diperoleh . Karena hampir seluruh toko yang telah kami kunjungi menjualnya. Namun, hal yang kelihatannya sepele ini ternyata menjadi masalah ketika dia tak menemukan ukuran yang pas sesuai dengan dikakinya. Kalau tidak kekecilan ya kebesaran. Pas dapat yang ukurannya cocok tapi warna dan coraknya norak banget. Kalau tidak kuning Golkar ya biru langit dengan corak polkadot putih hitam. Nggak matching lah sama warna kulit pemakainya yang memang hitam gelap. Alamak…
Karena waktu semakin sore sedang Sandal jepit yang dicari tak juga ketemu. Akhirnya, perburuan harus kami akhiri dengan membeli si kuning Golkar tadi. Kalu dilihat sih... bisa aku tebak- dia membelinya tidak dengan enjoy. Sedikit kecewa mungkin. Padahal sudah kusarankan untuk tidak membelinya saja. Atau mungkin lain waktu saja. Namun tetap saja ia NGEYEL. Bersikukuh untuk mendapatkan hari itu juga.
OK cincai lah, suka-suka dia lah..
Memang keeas kepala. Huh…
Namun sebagai rasa solidaritas pertemanan, saya yang pada awalnya tak punya niat untuk membeli sandal kamus itupun akhirnya membeli juga. Berharap kerucut yang bertengger dibibir sahabatku ini lenyap. Setidak-tidaknya berkurang. Kupilih sepasang sandal dengan warna dasar merah dengan corak kepala Banteng seharga $ 200. Sambil beranjak menghampiri penjual sandal yang tengah sibuk melayani sepasang muda-mudi. Ku lihat di sebelahnya, sahabat saya ini tengah bergaya mematut-matut diri di depan cermin dengan sandal kamus kuning golkarnya. Memasang senyum lebar di bibir sambil mengakat kaki berjalan pendek kesana kemari. Persis peragawati kurang panggung.
Waduhh…
Ada sekelebat perasaan bersalah di dada saya ketika melihat ekpresi konyol di wajah sahabatku ini. Lho kok bisa? Nggak tahu ya, I just felt quility really...
Sambil berandai-andai, jika saja perburuan kami hari ini memperoleh hasil maksimal sesuai keinginan si sahabat ini. Bisa jadi bukan ekpresi konyol ini yang akan saya nikmati saat itu. Mungkin… senyumnya akan bertambah manis tanpa lengkungan kurva patah. Pertanda senyum yang tak sampai. Tidak sepenuhnya benar-benar ingin tersenyum alias senyum setengah-setengah. Yang jelas dia akan puas karena apa yang menjadi agenda besarnya hari itu terpenuhi. Bahagia, gembira, happy,seneng,  Apapun bahasanya yang penting artinya sama. SUKA CITA!

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...