Minggu, 11 Februari 2018

CINTA SEJATI


Cinta sejati tidak ada lawan katanya.
Benci bukanlah lawan dari Cinta.
Mungkin banyak orang tidak tahu artinya, dikira saya cuman sedang lebay berpantun ria melebih-lebihkan.
Untuk bisa memahami pernyataan "Cinta tidak mempunyai lawan kata" anda harus bermeditasi untuk melihat langsung. Saya pernah membabarnya, tapi banyak orang yg tidak pernah bermeditasi jadi kebingungan.
Maka saya berikan sebuah contoh sederhana dari pengalaman langsung sehari-hari :
Ibu mencintai anaknya.
Adakah bila anaknya mengecewakannya, menyakiti hatinya,...kemudian dia jadi benci / memusuhi anaknya?
Atau....
Seseorang yang mengasihi pacarnya secara sungguh-sungguh. Bila pacarnya berselingkuh kemudian dia jadi membencinya? Apakah itu cinta sejati? NO! Itu mah NAFSU !
Kalau nafsu anda tidak terpenuhi maka anda jadi benci.
Sebaliknya, bila ada seorang kekasih yang kau tinggalkan menikah dengan orang lain tapi dia tetap setia menjadi sahabatmu (dengan menjagamu agar kamu tetap setia dengan suami/istrimu demi kebaikan / kesehatan jiwa anak2mu), itulah Cinta Sejati !
Anda memang merasa sakit pedih ditinggalkannya, tetapi tidak menjadi benci. Rasa Kasih anda lebih besar untuk mengalahkan kepedihan ego anda. Itulah yang namanya benar-benar cinta dia, bukan cinta diri anda sendiri yang berselubung 'cinta-dia'.
Tapi kita semua masih hidup dalam batasan dimensi. Maka jangan minta/ menuntut berlebihan! Dalam artian, kalau dia keras padamu, mungkin sedikit pelit, atau banyak pertimbangan, menasihati, kritik, tapi selidikilah bahwa sangat mungkin di dalam lubuk hatinya dia benar-benar mengasihimu!
Jadi, bila anda berpandangan lebay (berlebihan) terhadap ideal "Cinta Sejati" PUN anda tidak akan mungkin mengenal apa itu Cinta Sejati. Sampai pemahaman yang cukup. Selebihnya adalah jebakan dua sisi bila seseorang mengajak anda mengenal ajaran Kasih tapi kemudian menyerang anda karena anda tidak setuju? Bahkan memutuskan tali komunikasi dengan anda (ini konteks diluar ruang kelas ini ya!)  mengatakan bahwa kau telah menyakitinya padahal anda masih dalam hubungan kekeluargaan dekat? karena kau menolak "ajaran kasihnya" lalu menjelek2kan namamu diluaran (tentu dengan nada terbalik, seolah menyesalkan / mengasihimu yg telah disurupi oleh setan/ kuasa gelap)?
Apakah anda percaya bahwa dia telah mengenal Kasih?
Atau cuman jualan agama (walau dia bersikeras meng-KLAIM ajarannya bukan agama)???
Tentu RASA tidak bisa menipu, tapi kata-kata bisa DIBOLAK-BALIK. Itulah mengapa orang2 tidak suka...lalu dikatakan memusuhi...lalu dirinya bermain victim-play...dan tiba2 andalah yang jadi tertuduh!
Seseorang yang neurotik pada "iman"nya adalah suatu tanda rasa takut dan kecemasan yang besar. Dan dalam jiwa yang seperti itu tidak akan mengenal Cinta Kasih. Cinta Kasih hanya bisa muncul dari batin yang keberanian seorang Ksatria yang Merdeka Jiwa.
Maaf, saya harus mengemukakan dengan contoh REAL, karena dengan cara penuturan "filosofis" (sebenarnya BUKAN filosofis, tapi : Self-inquiry / meditasi nyawang-karep) kalian tidak mudeng-mudeng! (Sementara kekejaman berlangsung terus diluaran sana semakin mengerikan dan mengancam masa depan anak bangsa kita dan keselamatan NKRI rumah kita! -- ini akan dibahas pada topik lain mengapanya). Problem muncul dari cuman sebelah pihak. Bagaimana bunyi dari bertepuk sebelah tangan??.
Percaya adanya SOUL-MATE, tapi saya tidak percaya bahwa pernikahan harus selamanya. "Cinta" (tandakutip) datang dan pergi untuk menggembleng jiwa-jiwa menjadi matang. TIdak ada penempaan besi menjadi baja tanpa api. Jadi STOP lying (berbohong) bahwa kelanggengan pernikahan adalah ukuran Cinta. Luarbiasa banyak yang saling menyiksa untuk mempertahankan gengsi di mata orang lain. Responsibility memang jadi issue, tetapi belajarlah melihat Greater responsibility.
SOUL-MATE kadang kala tanpa harus dalam hubungan pernikahan. Atau bahkan kadangkala tidak harus berbeda jenis. Tentu, saya tidak mengartikan itu sebagai sex. Sex is out of the equation kalau bicara soal SOUL. Tapi saya bukan menabukan sex. Sex termasuk paket dari play of Life yang membakar itu. Orang yang tanpa sex, animal-soul / nefesh-nya tidak bisa bertumbuh meningkat. Tapi juga orang yang telah mencapai (realized), sex bukan hal penting lagi (dan juga tidak terlalu nikmat lagi dibanding spiritual-bliss). Seringkali merasa bahwa tubuh manusianya yang hidup dialam hubungan yg memerlukan sex adalah sebuah siksaan.
Hubungan ikatan pernikahan yang saling menyiksa ini menurut saya juga salah satu kekerasan akibat dogma. Plokotow yang tidak saja membuat jiwa2 menjadi tandus (anak2 muda menyebutnya : jutek), keras dan penuh kepalsuan tetapi juga merusak masyarakat luas, karena manakala ideal itu yang digadang-gadang, maka mereka yang NATURAL (tidak bersolek roh. Kalau mentingin solekannya jangan heran disebut anak buat Ibu Germo / Mother Harlot) mendapat penghakiman yang keji...padahal merekalah yang sedang dalam proses menuju CInta Sejati.
Masyarakat harus dikembangkan untuk bisa menerima ketidak-idealan (kecacatan)  hidup tanpa menghakimi sesamanya berdasar rumus2 dogma apa pun. Belajarlah hidup dengan FLOWING yang tulus dan --setidaknya-- berani jujur kepada diri sendiri (apa pun konsekwensinya). Ini adalah salah satu sikap tanggap kekinian (here-n-now) untuk membawa setiap problem menjadi pelajaran jiwa untuk terus bertumbuh..
Rahayu!

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...