Rabu, 27 Desember 2017

Sebuah kemelut

Hay.... Bakul getuk nya malem ini mau berbagi Unik-unik lagi.
Ternyata masih juga ada yang belum bisa membedakan sebuah perbuatan itu Utuh, Tamim atau tidak. Sekalipun sudah dijelaskan soal WTR (Will to Receive) dan WTB (Will to Bestow), "giving in asking" dan "asking in giving", beda antara ego dan Ego, antara iman dan Iman, antara fragmented dan wholesome, dsb.

Kali ini ada sebuah dialog yg mungkin dapat menggedor ketidaktahuan Bakul getuk, karena berkaitan dengan topik sebelum ini yg memunculkan kasus ini :

Merangkul yg sefaham,mencerca habis yg berbeda pandangan..."

Coba kita bertanya pada diri kita sendiri...apakah kita termasuk golongan yg seperti itu.....

Untaian Kalimat bijak sering kali membungkus kedunguan yg membabi buta...Salam.

Lihat saja....bijaknya itu untuk egoisme atau bukan?
Mencercanya itu untuk egoisme atau bukan?

Tidak ada sebuah perbedaan pada sebuah upaya memperlebar JURANG...
Bedanya
Anda memakai pacul...
Dan mereka memakai Sekop...
Bedanya di kedalaman Laut.

memarahi anaknya.
Apakah karena ibunya egois, ataukah karena ingin mengajar anaknya demi kebaikan masa depan si anak itu sendiri?
Kalau ngikutin teori "tidak boleh marah", maka jangan heran bila menghasilkan anak-anak yang kurang-ajar tidak tahu didikan.
Tapi kalau setelah dewasa, si anak itu tidak paham juga bahwa orangtuanya bermaksud baik, maka itu disebut TIDAK-SADAR (lawan kata dari kata ELING).
Jangan terpatok pada bukuuku "orang tua yg baik tidak boleh marahin anaknya". Lantas karena alasan dendam karena merasa pernah disakiti dimasa kecilnya lalu telan mentah2 fantasi bahwa orang tua yg baik tidak memarahi anaknya. Itulah contohnya HIDUP DALAM FANTASI alias mati disatu-titik.
Utuh itu disebutkan di dalam Kitab Suci walau terjemahannya jadi keliru "tanpa cacat-cela" akibatnya...kalian yang hanya mentafsirkan secara kata-kata malah tambah menjadi jatuh pada lawan dari arti kata yang sebenarnya

"Haruslah engkau hidup dengan TIDAK BERCELA di hadapan YHVH, Elohim, Sangyangwidi, Tuhan, Alloh
"Kepada orang setia, Engkau setia; kepada orang yang tamim, Engkau bersikap tamim. Kepada orang yg bersih, Engkau memberi bersih, kepada orang yang busuk (licik, lacur, membolak-balik), Engkau harus cerdik
Kalau anda masih belum jelas juga tentang Keutuhan (Wholeness, Plenum), maka ambillah contoh kasus bertoleransi seperti yang ditulis oleh filsuf Karl Popper :

[Quote]
"Toleransi tanpa batas akan menyebabkan lenyapnya toleransi. Bila kita memperpanjang toleransi tanpa batas termasuk kepada mereka yang tidak toleran,....manakala kita tidak siap berjuang membela demi masyarakat yang toleran terhadap pembantaian dari para intoleran, maka yang toleran akan musnah dan yang intoleran akan menang.
Oleh karena itu, kita harus tegas bersikap, di dalam nama toleransi, hak untuk TIDAK MENTOLERIR yang intoleran

Dari situ dapat kita nilai bahwa intoleransi-terhadap-intolerant adalah suatu tindakan altruis (untuk kebaikan masyarakat luas). Inilah prinsip dasar Pantja Sila ke-4 "Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan". Yang mengandung makna : Kepentingan UMUM (masyarakat luas, semua warga) harus didahulukan daripada kepentingan pribadi, kelompok atau golongan.

Observasi sudah dilakukan, obserbasi menunjukkan, bahwa isi batin (pikiran, hati) begitu bwrgejolak dinamis... disitu bercampur aduk kecenderungan2 baik dan buruk, bercampur aduk juga antara keinginam, kekhawatiran, dengki, sombong, belas kasih, kebijaksanaan, kesadaran, ketidaksadaran, fantasi, 

pentingnya seputar pilihan informasi yang diperlukan pada masa kini. Tentang argumen yang berpijak pada sistem yang baku- info yang sudah disaring dan diseleksi oleh sistem barulah dianggap 'layak dan aman. Betul apa betul... coba kita lihat pada posisi sebaliknya. Saya berpandangan bahwa sistem telah memperdaya manusia, setidaknya untuk level rakyat jelatanya dari seluruh bangsa-bangsa di dunia.

Saya telah membuktikan sendiri beberapa terapi sederhana tradisional yang efektif, sementara bila harus melalui jalur "resmi" yg dianggap "lebih bisa dipertanggungjawabkan" ternyata harus mengeluarkan biaya yang besar atas obat-obat resep yang harus dibeli. Belum lagi efek sampingnya yang mengerikan, itu bukan hanya untuk satu dua hal.

Semenjak adanya internet ini, mata kita terbuka bahwa di dunia ini ada mafia-mafia farmasi, mafia produk2 makanan, pertanian dsb bahkan sampai  pada bisnis senjata yang menggiurkan. Oleh karena itu, jangan harap bahwa konflik  peperangan akan segera usai.
Semakin majunya penelitian di bidang kedokteran akan serta merta menjamin teratasinya berbagai macam penyakit. Munculnya berbagai penyakit baru atau resistensi kuman / bakteri / serangga berbahaya justru iya! Disamping makanan-makanan produksi pertanian dengan genetic-engineering yang diprogram untuk menurunkan tingkat kesuburuan dan kewarasan manusia. Semakin derasnya program-program bantuan kemanusiaan semenjak pasca Perang Dunia ke-2 justru menunjukkan jurang statistik yang semakin besar antara golongan kaya dan miskin!

Belum lagi soal krisis energi dan polusi atau global warming karena gas CO2 yg menjurus pada kerusakan lingkungan hidup udara, air, tanah sehingga hasil pertanian hutan menurun drastis.
Yang kita dengar adalah belum adanya energi alternatif yg lebih efisien daripada BBM (Minyak Bumi) apa betul
Sudah banyak penemu-penemu otentik yang menawarkan ide-ide kreatifnya tentang energi alternatif.
Tapi selalu lenyap tanpa jejak dari atas muka bumi tanpa ada kalanjutanya
Ingat pemuda kita yang tempo kemaren menemukan teknologi pengganti bensin? yang menemukan teknologi mobil hemat BBM? Justru terkena kasus2 hukum yang aneh bin ajaib diluar kewarasan akal, bukan???
Katakanlah bahwa semua itu pekerjaan agen intelijen asing yang menyusup ke dalam sistem pemerintahan kita. Tapi tidaklah mungkin terjadi bila benteng jiwa kita adalah NASIONALISME INDONESIA.
Tanpa Embel-embel!
Penyusupan asing hanyalah mungkin terjadi melalui 3 hal : uang, wanita, dan AGAMA !
Bagaimanakah semua penghisapan, eksploitasi dan manipulasi itu dikelola kalau bukan karena SISTEM???
Bahkan manusia pun sudah akan diberi nomor bagaikan binatang ternak perahan yang dipaksa bekerja untuk menghasilkan profit gemuk bagi para pemiliknya, sementara diri dan keluarganya hanya kebagian dari remah-remah di sela-sela tulang-belulangnya?
Mungkin selama ini netis tidak dapat melihat semua itu secara gamblang karena dibutakan oleh batin, pikiran anda sendiri.
Bakul getuk tahu anda berpikir lain.
Kebanyakan pemuda berpikir bagaimana kita menjadi sukses dan menyelamatkan diri kita masing-masing!"
Itulah yang mereka inginkan!
Sementara akhlak budi menjadi egois, tamak, rakus, kompetitif bahkan kalau perlu saling sikut
                      Tidak setuju??
Oh tentu!...tentu!...tentu semua akan menyangkal semua itu karena merasa mendapat pengajaran tentang "Kasih", "Kebenaran" atau "Keadilan", bukan??
Bakul getuk tidak membantah kenyataan adanya TEORI itu, tapi bagikan orang buta yang berjalan diterangi oleh pelita yang telah padam, apa akibat dari semua itu
Selidikilah...........darimana paradigma kemenduniaan anda yang seperti itu berasal?
Selidikilah ke dalam, apa yang terjadi dalam lipatan-lipatan batin anda sendiri sehingga memunculkan segala macam kontradiksi realitas itu?
Bagaimana sekat-sekat itu tercipta?
Bagaimana kecurigaan dan prasangka dengan segala macam tipu daya dusta itu tercipta?

Bagaimana sistem itu menjadikan anda IDOLATERS tanpa anda sadari? dll.. berkecamuk jadi satu.... terus pie jal?

Tidak ada komentar:

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...