Selasa, 07 Mei 2019

Pertama kali mengenal mu

A  
     walnya semua biasa saja. Hanya sedikit tertarik dan penasaran bagaimana rasanya bisa menjadi bagian dari dirimu. Mengapa banyak orang - orang yang mengeluh-eluhkan ke indahmu. Kalau sudah mencoba katanya akan jatuh cinta.
Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk mengenalmu lebih jauh. Ku telusuri semua jalan yang mampu membawaku ketempat yang banyak orang bicarakan. Padahal mereka hanya ingin menyaksikan muncul dan tenggelamnya sang fajar yang sebenarnya bisa kita lihat di setiap pelosok negri.
Apa kesan pertama?
Hanya rasa lelah dan nafas yang kian memburu. Ingin cepat sampai dan ku bangun sebuah tenda di atas puncak sana kemudian merebahkan tubuhku dan membiarkan paru-paru ku bernapas seperti biasanya.
Kalimat yang selalu kutanyakan adalah "masih berapa lama?" Rasanya sudah tak tahan dengan sendi-sendi lututku yang mulai sulit digerakan untuk melangkah, belum lagi rasa dingin yang menusuk kulitku sampai ketulang. Sulit sekali mengatur napas agar normal seperti biasa. Kalau boleh aku menangis saat itu mungkin sudah bercucuran air mataku. Hanya satu, senyum dan percaya bahwa puncak akan segera ku raih.
Aku ini hanya si BMI manja dan payah tapi ku simpan semua egoku. Ku kubur dalam-dalam dan ku teruskan tuk melaju. Hampir dua tahun kita melangkah bersama dalam komunitas ARC KORWIL BRUNEI. Katanya waktunya sudah hampir tiba sang mentari akan menampakan sinarnya. Kita digiring oleh si penunjuk jalan saat itu ke sebuah tempat berkumpulnya orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama yaitu menyaksikan ARC tetap exis di tanah Rantau.
Detik-detik terus berganti warna jingga mulai menghiasi langit puncak gunung pada pagi hari. Sedikit dan malu-malu sang fajar menampakan wujudnya. Aku menjadi saksi betapa hal yang sederhana bisa membuat hati bahagia padahal hanya melihatmu tetap ada sungguh sesuatu Indah. Hilang semua rasa lelahku. Sungguh perjuangan yang tidak sia-sia. Ku tatap satu persatu mereka yang sedang mengabadikan momen terindah. Wajah mereka berseri dan sangat bangga. Mungkin sama seperti bangganya aku bisa berada ditempat yang banyak orang bicarakan tentang mu, iya kamu ARC KORWIL BRUNEI.
Semua terlihat jelas, kulihat semua keindahanmu, hijau pepohonan, biru Langit, sejukmu, dan segalanya tentang keindahanmu. Baru kumengerti mengapa engaku dibicarakan banyak orang dan selalu menjadi topik untuk di abaikan.
Banyak hal yang dapat ku ambil setelah ku mengenalmu, bahwa saat kita ingin berada di puncak bukankah kita perlu melalui beberapa tahap. Sakit, sulit, susah dan hingga akhirnya bahagia. Kau mengajarkanku bahwa hidup adalah proses dan tidak ada yang instan untuk mendapatkan hasil yang indah. Teruslah berkarya agar bisa selalu bersyukur atas apa yang telah ku dapat dari perjalanan dan proses kehidupan.

Jumat, 03 Mei 2019

Sayidan

Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita
tempat biasa ku berbagi rasa
suka duka tinggi bersama
di … di balik ramainya Yogya
* mari sini berkumpul kawan
dansa dansa sambil tertawa
bila kau datang dari selatan
langsung saja menuju Gondomanan
belok kanan sebelum perempatan
teman-teman riang menunggu di sayidan
** di sayidan, di jalanan
oh angkat sekali lagi gelasmu kawan
di sayidan, di jalanan
tuangkan air kedamaian
jangan kau takut pada gelap malam
bulan dan bintang semuanya teman
tembok tua, tikus-tikus liar
iringi langkah kita menembus malam

cerita ini datang bukan dari Shaggydog melainkan dari kawasan dimana band ini kerap meluangkan waktu santainya di sana. Sayidanlah nama tempat itu, sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir Kali Code, Djogja. Kalau kamu pengin kesana dan belum tau letak kampung ini, dengarkan saja lirik lagu “Sayidan” dari Shaggydog dijamin anda tak bakal nyasar saat menuju kesana.
Sayidan adalah sebuah kampung kecil yang eksotis. Disana terangkum beragam manusia. Dari mulai Pak ketua RT yang religius tapi juga memiliki sebuah tato di lengannya. Kemudian Mas Dois yang merupakan seorang Doggies (sebutan penggemar Shaggydog) yang kerap menuangkan air kedamaian yg has walau tingkahny kerap kali kocak namun asik . Rumahnya penuh dihiasi oleh atribut keagamaan dan birokrasi negara, dari mulai kitab Torah injil zjabur Alquran dan gambar presiden RI yang pertama sampai dengan sekarang  terpampang rapih di dinding rumahnya.
Sayidan adalah sebuah kawasan yang rukun, meski bisa jadi punya benih-benih untuk munculnya sebuah kerusuhan. Saya percaya bahwa suasana seperti ini sangat sulit terwujud di kota besar, sebut saja Jakarta. Di Sayidan orang-orang bisa kumpul dan nongkrong di pos ronda depan masjid sambil menuangkan “air perdamaian”, coba bayangkan kalau itu terjadi di Jakarta? Mungkin sudah terjadi keributan massal antara yang pakai sorban dan yang bau anggur merah.
Sayidan menjadi spesial bukan karena kerukunan ataupun tetek bengeknya. Yang jadi perhatian adalah karena di kampung ini ada sesuatu yang eksotis tepatnya keadaan yang akan membuat anda bergumam, dan geleng-geleng kepala Enga habis pikir ada ye tempat kaya gini!”. Sebuah ungkapan yang biasanya diikuti dengan garis batas jarak antara anda dan objek tersebut.

Kamis, 02 Mei 2019

Nafsu

Ego Nafsu Nafs, apakah sama dengan kata Nefesh ???

Untuk mengetahuinya tentu harus diselidiki lebih lanjut, tapi kelihatannya sangat berdekatan, karena satu rumpun bahasa Ibrani - Aram dan Kedar (Arab).
Harus dipelajari ETYMOLOGY-nya baru bisa memahami hubungan maknanya secara lebih akurat, tapi sayangnya, bahasa arab adalah bahasa yg paling buruk etymologi-nya jadi agak susah untuk menyelidiki nya.
Mari kita lihat bagaimana pembahasanya:

>Mozza : disitu ada kata 'Soul'.

>Danz Suchamda : Ya, Nefesh HaBehamit kan diterjemahkan jadi : Animal Soul.
Saya juga pernah bahas soal itu dalam kaitannya bagaimana kita keluar dari sisi bawaan hewani kita menjadi seutuhnya Anak Manusia (RUACH).

Lha di Islam dijelaskan secara gamblang dan definitif atau tidak hubungan antara Nafs dan Ruh??? Atau cuman samar2 berbagai macam pendapat saling silang yg membingungkan (itu sejauh pembelajaran saya dulu)??

Lalu muncul istilah Roh Idhlofi....nah apalagi tuh? Dimana letaknya dalam bangunan filosofinya yg utuh?
(beberapa ahli malah menolak sama sekali konsep itu). Lak kacau tow?

Trus penafsiran2 yang mumet itu tidak andil tah dalam konflik2 yg terjadi??? Bisa jelaskan bang??

>Andre Toelle : Sebetulnya dlm kitab Ihya Ulum al-Din, Al Ghazali pernah menjabarkan pengertian nafsu. Tapi pendekatannya cenderung theologis dan tdk banyak memberi wawasan soal management nafsu itu sendiri.

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/at-turas/article/view/188

>Danz Suchamda : Al Ghozali kan pernah diancam dibunuh Khalifah bila tidak mengubah traktat pertamanya?? Tul kan?
Maka dari itu ia mencairkan menyamarkan tulisannya.

Sama seperti Theresa de Avilla dan John the Cross yg diancam Inquisisi Gereja waktu itu. Sama2 menulis (bahkan pengalaman rohani langsung) ttg kondisi No-self.

>Andre Toelle : disitu saya curiga ada kesan pseudo-ulama spt Bukhori yg (disinyalir) dibayar buat bikin kitab Hadits shohih. Saya msh mencari bukti tambahan utk hal ini.

>Danz Suchamda : Jadi coba tanyakan dan renungkan :
Penafsiran rohani itu siapa yang menentukan? Para waskita (mereka yg melihat menembus) atau penguasa????

Apa gak lucu : ideologinya menentang penguasa2 zhalim tapi memeluk ideologi yg diendorse penguasa masa lalu yg zhalim?? Eh???

>Andre Toelle : Btw sarung tangannya Theresa de Avilla itu yg dijadikan model utk infinity stones gauntlet yg dipake Thanos. Itu barusan saya baca. Kebetulan? 🤔

>Danz Suchamda : sederhana kang : suatu yg orisinal itu sulit (kalo tidak dibilang musykil) ditemukan di dalam kondisi antar golongan yg sedang saling berperang mencari legitimasi kekuasaan.

Dan karena tidak mau disadari dan dikoreksi pada masa kini maka imbasnya akan terus berkelanjutan. Simple.

>Andre Toelle : Intermezo:
//Pengantar

Mengapa muncul kecendrungan fatwa yang otoriter? Inilah tren fatwa keagamaan yang sangat mengkhawatirkan dan menyedihkan. Otoritarianisme dalam diskursus hukum Islam kontemporer tersebut bisa berwujud fatwa, pandangan, peraturan atau hukum yang mengatasnamakan syariat Islam; tapi hakikatnya berasal dari “fikih otoriter”.

Tulisan di bawah ini berikhtiar melakukan pembongkaran-pembongkaran terhadap otoritarianisme dalam hukum Islam dengan menggunakan pandangan-pandangan Khaled Abou el Fadl sebagai model-analis. Fokusnya adalah perlu batasan dan pembedaan yang tegas antara “yang otoritatif” dan “yang otoriter”; antara “kewewenangan” yang memang ada dalam hukum Islam namun berbeda dari “kesewenang-wenangan” yang acap kali mengatasnamakan syariat Islam. Untuk anda, selamat membaca.//

https://www.facebook.com/notes/mohamad-guntur-romli/membongkar-otoritarianisme-dalam-hukum-islam/199877905389/

>Danz Suchamda :Dalam makna spiritualnya : manakala makna sejati yg adalah domain Illahi dikalahkan oleh kepentingan ambisi manusia maka hasilnya = ....azab Allah! Hayoo sopo mungkir?
Itulah yg terjadi, dan sedang terjadi.
Piye olehmu : nyekseni po ingkar?

>Yusuf Al Esvaram : Mengingat Al Ghozali, jadi ingat slentingan yang populer dikalangan kaum Sufi awal,

"Hampir saja, Ghazali bernasib sama seperti pendahulunya, Al Hallaj, yg dihukum mati gegara pernyataan-pernyataannya dalam kitab kecil karyanya Kimiya Assa'adah (Alkimia Kebahagiaan) lewat narasi criptik-mitis mengenai "Persaksian-Penembusan / Syahadah," serta "idea bidaat"-nya dalam "Misykatul Anwar" (Enlight Mind) tentang penyejajaran Ghazali atas makna kata "misykah" dalam ayat 35 surah Nur sebagai imbangan diri batin manusia / mind, berlawanan dengan jumhur ulama tafsir (ortodoksi) yg memaknainya sebagai "lubang tak tembus". Itu jugalah alasan, beberapa waktu setelahnya, Ghazali mengarang kitab Ihya' Ulumuddin sebagai rekonsili-apologetika."

NB: Justru di page ini saya pribadi mendapat bukti bahwa "nafs hayawan", -term dari "ulama sufi", adalah saduran lepas bin charlatan-term dari terma Nefes Habehamit milik Torah. Alasan lainnya adalah, istilah nafs baru populer semenjak zaman Makruf Kahrqi Al Naynawi (yg berasal dari Niniveh), kaum sufi generasi awal, kitab2 tawarikh hanya menyebutnya sebagai "muslim muallaf dari Ahli Kitab Syam" (cornversi dari kaum Yahudi Babli).

>Danz Suchamda : Latar belakang ini perlu dicamkan. Itulah mengapa ada beberapa kesamaan mencolok dalam persoalan :
- diakuinya Maria (Maryam ibunya Tuhan yg menjelma jadi manusia, dll yg tidak ada di Taurat bahkan bertentangan sama sekali dengan konsep Adonai Echad)
- iman diutamakan (pembalikan esensi Taurat oleh Paulus)
- konsep surga-neraka (yg tiada di Judaism)
- penghilangan konsep reinkarnasi (yg ada di Judaism)

Bisa disaksikan tangan-tangan Romawi merambah kemana-mana.
Coba dipijat2kan di kepala, supaya banyak buihnya sebelum diguyur dengan air bersih. :v

https://www.facebook.com/suchamda/photos/a.379551695549166/1262458827258444/

Rahayu!

Senin, 11 Maret 2019

Mahalnya biyaya Pasport TKI


Paspor adalah salah satu dokumen yang sangat penting untuk bepergian ke luar negeri, maka sangat diwajibkan bagi warga negara untuk memiliki paspor sebelum pergi ke luar negeri. Namun untuk membuat sebuah paspor memang harus berkorban waktu dan uang. 
Betapa kagetnya saat ngobrol sesama BMI katanya betapa ribet dan Mahalnya biyaya pembuatan pasport, sampai jutaan gitu. . . 
Ada yg  2,5jt ada yg 1,5jt bahkan ada yang 3jt itu semua mereka trima beres dan segala sesuatunya di lakukan sama calo' bahasa kerennya biro jasa . Mendengar itu terasa miris deh. . . 
Calon TKI/BMI kan kebanyakan orang susah yaa. . . kasihan kan
Padahal pemerintah sudah mewacanakan selogan pelayanan publik satu pintu. 

Buat sobat bakul getuk rekan BMI yang mau buat pasport ini ada  list masa berlaku dan biaya pembuatan terbaru  menurut informasi yang kami dapatkan 

Masa Berlaku :
1. Masa berlaku sebuah Paspor paling lama yaitu dari 3 sampai 5 (lima) dari tahun sejak tanggal diterbitkan.
 2. Masa berlaku Paspor biasa yang diterbitkan bagi anak berkewarganegaraan ganda tidak boleh melebihi batas usia anak tersebut untuk menyatakan memilih kewarganegaraannnya. 
3. Batas usia anak sebagaimana dimaksud pada point 2 ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Apalagi sekarang untuk pendafatarannya pun sudah dapat dilakukan secara online, ini bertujuan untuk menghindari para calo.
Paspor hanya bisa diperpanjang apabila waktunya kurang menyisakan kurang dari 6 bulan sebelum masa berlakunya habis.
Persiapkan biaya untuk paspor baru. 
Untuk e-paspor biayanya Rp. 655.000,- sementara untuk paspor biasa Rp. 355.000,-Untuk dokumen tambahan pembuatannya adalah Akta Asli beserta fotokopinya, KTP asli beserta fotokopinya, kartu keluarga asli beserta fotokopinya, paspor lama aslinya dan fotokopi halaman depan dan belakang dan yang terakhir jangan lupa bawa pulpen hitam.
Untuk semua fotokopi diatas harus tetap berukuran A4 tidak boleh dipotong sesuai bentuk. Apabila Akta lahir ada yang hilang ataupun sebagainya bisa digantikan ijazah baik itu SD/SMP/SMA. Ini hanya berlaku pada ijazah SD/SMP/SMA saja sedangkan untuk ijazah kuliah tidak dapat digunakan karena tidak mencantumkan nama orang tua.
Sekarang tinggal memilih membuat paspor secara online atau manual?

Untuk Ditjen Imigrasi diharapkan mampu melakukan pembinaan SDM dan memberikan sanksi tegas terhadap pejabat dan petugas yang melakukan tindakan penyimpangan pelayanan publik sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 
Untuk pelayanan yang lebih baik lagi. 
Semoga bermanfaat
Trimakasih 

Rabu, 06 Maret 2019

Pertimbangan keluar dari komunitas



Ketika memutuskan bergabung dengan sebuah komunitas, tentu kita sudah menyadari bahwa akan berada ditengah-tengah berbagai karakter manusia. Ada yang karakternya cocok dengan kita, tidak sedikit yang bertolak belakang.
Bertahan dalam sebuah komunitas, tentu ada alasan tertentu bagi setiap orang. Ada yang merasa bahwa dalam komunitas tersebut sesuai dengan yang diinginkan, bisa saling berbagi ilmu, rasa empati yang tinggi antar sesama anggota, bahkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Hal ini bisa terjadi dalam sebuah komunitas secara
offline maupun online .
Komunitas yang dibuat secara offline memungkinkan bagi semua anggota untuk mengadakan pertemuan secara rutin dan bisa bertemu muka, sedangkan komunitas yang dibuat secara online , meskipun kecil kemungkinan, bisa saja terjadi pertemuan secara nyata. Semua tergantung dari kesepakatan antar anggota bila ingin mengadakan perjumpaan, atau istilah yang biasa digunakan yaitu kopi darat (kopdar).
Banyak media yang bisa digunakan saat membentuk sebuah komunitas secara online, misalnya melalui whatsapp, line, ataupun telegram. Melalui obrolan-obrolan secara online (chat) melalui media tersebut, maka akan terjadi interaksi antar anggota. Ditengah perjalanan selama menjadi bagian dari komunitas, tidak jarang ada beberapa hal yang membuat ketidaknyamanan, sehingga membuat salah satu atau beberapa anggota memutuskan untuk keluar dari komunitas atau grup.
Ada beberapa alasan bagi seseorang saat memutuskan untuk tidak lagi bergabung dalam suatu komunitas, misalnya :

• Tidak bisa membagi waktu dengan baik
Bergabung dalam suatu komunitas atau grup secara online, tentu membuat kita berurusan dengan segala hal didalamnya. Terkadang urusan di dunia maya ini, banyak menyita waktu, bahkan mengganggu urusan di dunia nyata. Bila ada tanda-tanda bahwa kita tidak bisa membagi waktu dengan baik, sebaiknya memang keluar saja dari grup atau komunitas.

• Obrolan kurang bermanfaat
Terkadang obrolan dalam grup secara online membuat kita merasa tidak nyaman, karena bahan yang diobrolkan sudah ‘keluar’ dari jalur dan tujuan grup diadakan. Istilahnya, terlalu banyak out of topic (oot) yang terjadi bahkan tidak ada topik yang dibahas /di diskusikan.

• Kurang komunikatif
Sebuah grup atau komunitas yang baik, tentu ada interaksi yang baik antar sesama anggota. Namun bila komunikasi berjalan tidak lancar, hanya beberapa orang saja yang aktif, sedangkan yang lain hanya sebagai silent reader , tentu saja hal ini akan membosankan untuk berbagai pihak.

• Kurang adanya toleransi
Toleransi tidak hanya diperlukan di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Obrolan yang tidak perlu, hingga terjadi hampir 24 jam penuh, yang isinya hanya itu - itu saja.
Jadi kurang ngeeh.....

Berkomunitas memang hak bagi setiap orang. Namun bila keberadaannya sudah tidak sesuai dengan tujuan awal dan membuat seseorang tidak lagi merasa nyaman, tidak lagi merasa mendapat ilmu dan manfaat, maka bila ada anggota yang memilih untuk mundur dan keluar, hal ini juga tidak bisa disalahkan.
Sebaiknya kita bisa bersikap lebih bijak dalam memilih sebuah komunitas, yang bertujuan untuk memperoleh kebaikan, sehingga segala hal yang didapat didalamnya bisa bermanfaat.
Sekian thanks

Jumat, 22 Februari 2019

Suka duka menjadi BMI


Sebagai buruh migran indonesia yang berada di luar negeri, saya ingin mengulas kisah suka duka bekerja di luar negeri. Kalau ditanya, banyak sukanya atau dukanya, saya akan jawab banyak sukanya.
Istilah Buruh Migran Indonesia (BMI) lebih dulu dikenal dengan nama TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Pak Presiden Jokowi mengubahnya menjadi istilah BMI.
BMI tersebar di seluruh dunia. Mulai dari tetangga terdekat kita Brunei darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, China, Jepang, Middle East (hampir di semua negara membentang dari Irak hingga Maroko), Nigeria, Eropa, dan Amerika. Profesinya pun bermacam-macam, ada yang menjadi pembantu rumah tangga, pekerja professional di oil company , FMCG company ,
trader export-import , dll.
Mejadi BMI bukan perkara mudah. Selalu ada suka duka selama tinggal di luar negeri. Diantaranya:
A. Jauh dari keluarga. Bagi yang sudah memiliki anak dan istri, tinggal jauh dari mereka tentu saja sebuah siksaan kuat  menahan rindu. Kalau tinggal di kota, kita masih bisa berkomunikasi via Skype, WhatsApp, Line, atau Voip, dengan keluarga. Namun kalau lokasi kerjanya di tengah lautan, atau di tengah padang pasir, tentu saja harus menunggu sekian hari supaya bisa kembali ke daerah yang terjangkau sinyal kemudian menghubungi mereka. Dan inilah yang sering jadi alasan utama orang selingkuh. Jauh dari keluarga, kebutuhan biologis tidak tersalurkan, akhirnya selingkuh. Saya akan membahasnya di tulisan yang lain mengenai hal ini.
B. Kesulitan komunikasi dengan rekan kerja atau penduduk setempat. Perbedaan bahasa tentu saja memberikan peluang terjadinya kesalahan atau miskomunikasi. Masalah sepele namun karena kita tidak bisa menjelaskannya secara gamblang, maka seringkali membuat hubungan antar rekan kerja menjadi buruk.
C. Ngiler masakan Indonesia. Tentu saja ini yang sulit terobati. Kadang kita kangen pecel, gudeg, rendang, soto namun tidak tersedia. Sebenarnya hal ini kita bisa akali dengan cara membawa bumbu instant dari Indonesia ketika pulang kampong.
Tinggal di luar negeri memberikan para BMI peluang untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan tangguh.
1. Peluang belajar Bahasa tertentu seperti di Taiwan belajar Bahasa Mandarin, yang di Jepang belajar Bahasa Jepang, dan sebagainya. Selain bahasa setempat sangat dianjurkan untuk belajar bahasa internasional. Mengapa perlu? Begitu kita tinggal di luar negeri biasanya cakrawala akan sebuah peluang kerja di tingkat internasional akan terbuka lebar dan mampu melihat peluang-peluang kerja apa saja yang ada di sekitarnya.
2. Peluang usaha. Dengan menjadi BMI otak kita akan berputar bagaimana supaya uang yang kita peroleh ini utuh, dan kalau bisa bertambah. Buat apa kerja jauh-jauh kalau tidak ada nilai lebih yang bisa kita berikan untuk keluarga di rumah. Sebagai contoh, teman-teman saya di sini ada yang membuka usaha jualan gorengan, jualan bakso, jualan rokok, jualan tempe, dsb,  ada juga yang jualan produk fashion loh...
3. Peluang mencari jodoh. Tidak sedikit kenalan saya yang akhirnya menemukan jodohnya di tanah rantau. Kebanyakan mereka saling jatuh cinta sesama BMI
4. Peluang menjalin relasi. Peluang yang  ini masih jarang gali. Saya memiliki banyak teman dari Maroko, Egypt, Serbia, India, Saudi Arabia, dll. Saya masih sering mengontak mereka minimal sebulan sekali, via Facebook, WhatsApp, atau email, just say
Hello dan tanya kabar keluarga mereka. Ada satu dua orang yang menjawab dan rajin menjaga kontak, namun ada juga yang tidak menjawab. Saya anggap ini adalah sebuah investasi untuk sebuah bisnis online dan sekaligu memperkenalkan produk indonesia kepada mereka. Just make a friend . Because I believe, Allah will give us rizqi if we keep silaturahimi. Iya kan Brow....

Mau... menjadi  BMI agar kehidupan sosial ekonomi kamu lebih baik lagi?
Jangan lupa pahami kenali permasalahan BMI yang sangat kompleks. Tak hanya terjadi di negara penempatan, banyak sumber masalah justru berasal dari dalam negeri. Dalam aspek perlindungan, peran negara atau pemerintah adalah pihak yang mempunyai kewajiban untuk melindungi warga negaranya, tak terkecuali buruh migran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan jika praktik masih sangat jauh dari harapan ideal.
Selama ini, kurangnya koordinasi yang baik antar kementerian/lembaga pemerintah adalah salah satu sebab perlindungan komprehensif terhadap buruh migran sulit diwujudkan. Dugaan sementara ialah ego sektoral dan terjadinya overlapping kewenangan. Situasi tersebut mengakibatkan praktik saling lempar tanggung jawab antar kementerian/lembaga pada saat buruh migran tertimpa masalah. Praktik tersebut merupakan sebuah kebodohan yang harus segera dihentikan.
Dalam hal kebijakan, tidak sejalannya eksekutif dan legislatif dalam penyusunan sebuah undang-undang tentang buruh migran adalah bukti tidak adanya niat baik dari para pemangku kebijakan untuk memperbaiki tata kelola penempatan dan perlindungan TKI. Kerjasama semua pihak tentu sangat diperlukan agar permasalahan dapat terselesaikan. Setidaknya ada upaya maksimal agar permasalahan buruh migran dapat berkurang.
Selain pemerintah sebagai regulator dan pihak swasta yang selama ini diberikan mandat oleh UU dalam hal penempatan, keberadaan organisasi buruh migran mempunyai peran cukup signifikan dalam aspek perlindungan, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam situasi seperti ini, keberadaan organisasi buruh migran mempunyai andil yang sangat penting. Tak hanya sekedar advokasi yang bersifat kasuistik, tetapi organisasi diharapkan mampu menjadi pengontrol kebijakan pemerintah dalam penempatan dan perlindungan terhadap buruh migran.
Berbagai upaya telah dilakukan organisasi buruh migran, termasuk dengan memaksimalkan media baik
offline maupun online . Upaya tersebut merupakan salah satu bagian penting untuk mewujudkan perlindungan sebagaimana yang diharapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kerjasama antara organisasi Buruh Migran yang berada di dalam dan di luar negeri diperlukan oleh semua pihak.
Organisasi Buruh Migran di dalam negeri harus berkoordinasi dan bersinergi dengan organisasi Buruh Migran di luar negeri agar isu yang diperjuangkan sesuai dengan kondisi buruh migran di negara penempatan. Tanpa adanya kerjasama yang baik, organisasi buruh migran di dalam negeri tidak akan pernah tahu keadaan dan permasalahan yang sebenarnya dialami oleh buruh migran di negara penempatan.
Jika organisasi buruh migran di dalam negeri asyik memainkan isu yang hanya untuk kepentingan tertentu, apalagi untuk kepentingan politik yang menjijikkan, maka perjuangan mengentas kaum buruh migran yang tertindas hanya sebuah fatamorgana. Alih-alih ingin menjadikan buruh migran sebagai kelompok cerdas, hal itu hanya akan ada di dalam angan dan cita-cita tak lebih hanya sebuah jargon semata.
Sebaliknya, organisasi buruh migran di luar negeri, termasuk komunitas-komunitas sosial yang telah dikenal oleh buruh migran dan perwakilan pemerintah di negara penempatan, juga harus menjalin komunikasi dengan organisasi buruh migran di dalam negeri. Tanpa adanya jalinan komunikasi dan jaringan yang baik, organisasi buruh migran di luar negeri tidak akan mampu berbuat apa-apa jika ternyata permasalahan yang dialami buruh migran merupakan bagian dari rangkaian proses di dalam Negeri sekian semoga bermanfaat

Minggu, 20 Januari 2019

Mendidik Anak





Apabila dilihat lebih dalam, sebenarnya perilaku anak sangat bergantung pada perkembangan fisik, emosional, usia, dan juga kepribadiannya. Tetapi yang sering terjadi justru perilaku anak dianggap bermasalah ketika tidak sesuai dengan harapan orangtua.
Hampir 90 persen orangtua mengaku pernah memberikan hukuman fisik pada anaknya, padahal hukuman fisik ini akan memiliki dampak membahayakan ketika anak tumbuh dewasa nanti. Tahukah anda, bahwa kekerasan fisik pada anak dapat menyebabkan keseimbangan emosi anak terganggu?
Mungkin ada orangtua yang berpikir, dengan memberikan hukuman fisik yang cukup keras akan dapat menghentikan kenakalan anaknya. Tetapi celakanya cara itu justru dapat menimbulkan masalah lain lagi. Sebab meskipun anak hanya sesekali dipukul, hal itu tetap dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dan mudah stres.
Pertanyaannya, bisakah kita mencetak anak-anak hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut dalam diri mereka? Mungkin kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman, seperti gesper, rotan pemukul, dan seterusnya. Tetapi bukan berarti cara seperti itu perlu kita wariskan kepada anak cucu kita. Jaman telah berubah!
Hukuman untuk anak kerap menjadi pertanyaan bagi banyak orangtua. Beberapa memilih untuk memberi hukuman, sedangkan yang lain memilih untuk membiarkan kesalahan anak. Seringkali hukuman yang bersifat mengancam atau menimbulkan rasa takut tidak mempan pada anak. Mereka justru akan bereaksi negatif dan tidak memperbaiki perilaku.
Dalam banyak kasus, biasanya orangtua memberikan hukuman sebagai reaksi atas perbuatan yang dilakukan oleh anak. Bentuk hukuman ini seringkali adalah apa yang terlintas di benak orangtua saat itu. Setelah memberi hukuman, orangtua beranggapan bahwa hal itu akan membuat anak mereka jera, dan tidak akan mengulanginya lagi. Apakah cara memberikan hukuman seperti ini efektif?
Saat anak melakukan kesalahan, janganlah bereaksi secara berlebihan. Setiap kali anda hendak menghukum anak, cobalah untuk memahami dulu masalah yang dibuatnya, dan kemudian jelaskan dampak dari perbuatannya itu.
Apa yang sebenarnya kita harapkan saat memberi hukuman kepada anak? Pernahkah kita berpikir sejenak, apabila hukuman yang kita berikan itu bisa mencapai tujuan yang kita harapkan? Apakah kita hanya ingin menghukum agar mereka menyesal, atau ada makna lain yang ingin kita sampaikan melalui hukuman tersebut?
Apabila anda berada dalam situasi yang harus memberikan hukuman, sebaiknya lakukanlah dengan cinta, bukan dengan kekerasan atau hukuman fisik.
Ada tiga cara yang lebih efektif untuk menghukum anak, tanpa harus menyakiti anak, yaitu:
1. Berikan anak waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya, tahap ini disebut refleksi diri, kemudian ajaklah anak mengobrol dan tanyakan mengapa dia berulah.
2. Berikan anak tugas atau pekerjaan tambahan di rumah, agar mereka belajar untuk memenuhi tanggung jawab yang telah mereka sanggupi sebelumnya.
3. Larang anak melakukan kegiatan kesukaannya untuk sementara waktu, seperti dilarang bermain video game atau menonton televisi selama satu minggu. Dan jangan lupa untuk membahas mengapa ia melanggar aturan dan bagaimana seharusnya ia bersikap.
Meskipun demikian, tidak berarti semua cara diatas dapat diterapkan pada anak di segala usia. Ketika anak berbeda usia, maka akan berbeda pula cara menghukumnya, dan berbeda pula efektivitas serta dampaknya.
Bentuk hukuman sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, untuk anak yang masih berusia dibawah 5 tahun sebaiknya diberikan hukuman dengan cara memberi waktu sendiri. Sedangkan untuk anak yang berusia diatas 5 tahun sebaiknya diberikan hukuman berupa tambahan tugas rumah, atau mencabut haknya untuk melakukan aktifitas kesukaannya sementara waktu.
Metode hukuman yang paling tepat adalah metode yang membantu anak untuk mempelajari aturan-aturan yang ada di sekitarnya. Aturan ini akan membantu anak untuk memahami apa yang seharusnya mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Sebelum menerapkan aturan ini, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan anak. Buat negosiasi yang baik tentang pengaturan kegiatan sehari-hari anak, seperti waktu bermain, pekerjaan rumah yang harus dilakukan, dan sebagainya. Dengan dibuatnya aturan bersama ini anak diharapkan bisa memperbaiki perilaku salahnya di kemudian hari.
Satu lagi yang perlu kita ingat adalah, jangan memberi hukuman anak pada saat kita marah. Karena tujuan dari hukuman itu untuk mengajari anak agar berperilaku lebih baik lagi di kemudian hari, bukan untuk impas. Memang terkadang perilaku anak dapat membuat kita hilang kesabaran, namun itu bukanlah alasan yang tepat untuk menjatuhkan hukuman.
Karena tujuan dari memberikan hukuman itu adalah mengajarkan anak untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan mengubah perilaku buruknya. Hukuman akan bermanfaat dan sangat efektif jika ditetapkan atau disepakati bersama sebelumnya. Hukuman ini tidak akan berjalan dengan baik jika berupa reaksi yang impulsif.
Komunikasi yang empati, penuh kasih sayang, dan tetap tegas dapat membantu anak memahami kesalahan yang ia lakukan. Biarkan anak mendapatkan pengalaman dari kesalahannya, agar berikutnya mereka bisa lebih bertanggung jawab.
Semoga bermanfaat.

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...