Sabtu, 14 Juli 2018

HARI MINGGU ANAK RANTAU



Semenjak mendapat gelar ‘anak rantau’, weekend menjadi waktu yang sangat membingungkan. Apalagi buat para BMI yang jauh dari keluarga.  Ada juga yang punya banyak rencana untuk berjelajah ke tempat-tempat yang mungkin asing bagi mereka. sedangkan saya, banyak hal yang mungkin bisa saya lakukan untuk menatap weekend dengan ceria salah satunya kumpul sesama BMI Brunei . 
            Sebenernya banyak hal yang bisa dilakukan buat mengisi waktu weekend. Dulu banget, ada salah satu hobi yang ‘agak gimana gitu’ sebagai pengisi waktu libur, Yaitu berburu seminar. Entah kenapa seminar jadi bagian penting pengisi waktu libur, bisa jadi semangat ala anak kos atau memang tema yang bagus tapi mungkin lebih pada gimana caranya weekend ini gue punya kegiatan sambil berharap snack dengan bonus makan siang, haha. . . Sebenernya kegiatan berburu seminar (apalagi gratis) menjadi rekomendasi yang baik buat kalian pemegang gelar anak rantau untuk mengisi waktu libur kalian. Kalo mencari $ rupiah sudah bisa jadi pegangan kalian minimal kalian harus percaya adanya sebuah manfaat dari apa yang kalian lakukan. Terhindar dari kuatnya grafitasi pergaulan bebas, selain dapat sarapan gratis atau kalo beruntung kalian bisa dapat relasi (yang mungkin bisa jadi jodoh).
            Dan beberapa waktu lalu, ada sebuah seminar dengan tajuk ramah-tamah sesama komunitas ARC. Sebuah fenomena yang mendapat banyak perhatian oleh banyak kalangan termasuk panitia. Sebenarnya udah lama sekali saya menghadiri acara seminar. Sepertinya tema kebersamaan yang membuat kaki saya melangkah ke sumber acara. 3 pakar yang dianggap memenuhi kriteria di hadirkan. Satu dari pihak pendiri satu dari lembaga angota, dan lainnya merupakan seorang budayawan. 
            Kemudahan masyarakat indonesia dalam mengakses internet di perkirakan menjadi alasan berkembangnya komunitas  apalagi perkembangan teknologi elektronik seperti gadget mendukung kemudahan tersebut. Gadget dengan berbagai ukuran dan harga bertebaran di pasar, semua masyarakat dari usia muda sampai tua bisa dengan mudah menggunakannya. Apalagi setiap aspek dalam kehidupan kita mulai memanfaatkan gadget sebagai alat untuk mempermudah kegiatan sehari-hari. Sekarang coba kalian lihat di lingkup kecil kehidupan anda, dari mulai keluarga, lingkungan RT, sekolah, tempat kerja, sampai public space. Coba kalian perhatikan siapa orang-orang yang tidak memiliki handphone tipe android, dari berbagai tipe. Bahkan di beberapa orang, mereka memiliki lebih dari satu handphone yang mungkin tipe dan merk nya berbeda. 
Kemudahan itulah yang kata deputi kominfo salah satu narasumber menganggap bahwa masyarakat indonesia belum siap dalam menghadapi cepatnya arus informasi yang berkembang belakangan ini. setiap orang bebas mencari, mendapatkan bahkan membuat informasi dengan atau tanpa klarifikasi. Beberapa aplikasi yang populer juga membantu berkembang pesatnya informasi dan juga komunikasi kepada siapapun di dunia. Apalagi ketika kita berbicara tentang kebebasan berpendapat sebagai buah dari demokrasi. Perasaan memiliki hak untuk berbicara, berkomentar dan berpendapat terhadap segala permasalahan juga menyebarkannya di dunia maya tanpa berfikir efek dari ungkapan kebebasan berpendapat itu yang di nilai sebagai salah satu aspek ketidaksiapan masyarakat indonesia.
Nah perkembangan komunitas ini kadang di modusi oleh oknum nakal memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Terdapat banyak sekali situs yang mengatas namakan media memberikan informasi-informasi yang terkadang tidak bisa di pertanggung jawaban. 
Persoalan tentang ini sendiri memang sudah menjadi perhatian tersendiri di semua kalangan. Munculnya beberapa forum yang mengatas namakan organisasi komunitas adalah sebuah respon masyarakat dalam bersosialisasi terjadi karena banyaknya permintaan tentang banyaknya pemantau dg minat yang sesuai dengan apa yang kita sebut dengan sebuah kebersamaan. Keadilan dalam pikiran 
Apresiasi khusus buat semua kegiatan tentang ARC dan  Keberadaan internet yang membuat arus informasi semakin cepat harus benar-benar kita sikapi dengan baik, penggunaan yang benar akan menciptakan kebermanfaatan. Internet memang memudahkan, tapi jangan dijadikan sebagai arus utama. Karena banyak sekali sumber informasi yang bisa kita dapat dari manapun. Termasuk dalam ketika kita mengikuti seminar-seminar, mendengarkan langsung dari para pakar. Mungkin teman-teman tidak bisa fokus ketika ceramah menjadi metode yang digunakan oleh pemateri di setiap seminar. Tapi percayalah ada beberapa hal yang membuat kalian bisa fokus. Moderator mungkin salah satunya J
Jadi, kemana kalian menghabiskan waktu weekend kalian para anak rantau? ARC. 

SEKIAN SEMOGA BERMANFAAT

Rabu, 11 Juli 2018

Senja kenangan



 Susi mengayun-ayunkan kakinya yang bebas di bawah meja kayu rumahnya   Tangan kirinya memegang sebuah buku dan tangan kanannya sibuk mengambil satu per satu manisan cerme hadiah dari kakanya  yang baru pulang dari Singapura. 
Satu jam Susi sendirian menghabiskan waktu. Menunggui suaminya yang entah lagi ngapain ke kebun mungkin survei kecil-kecilan padahal mereka sedang berlibur bulan madu tetapi berakhir dengan bekerja mendadak tanpa dibayar begini. Setengah hatinya jengkel, tetapi setengah yang lain bersyukur karena setelah kemarin sibuk membantu orang tuanya di rumah akhirnya ada waktu untuk menikmati suasana pegunungan yang menghadirkan segarnya angin, hijau pohon-pohon yang mulai bersemi.
“Buuk!”
Bunyi benda berdebam menginterupsi aktivitasnya. Ia berpaling, memeriksa benda seberat apa yang menyebabkan polusi pendengaran di tempat setenang ini.
“Kayak maling aja!” Susi, bergumam mengetahui Ary suaminya, menjatuhkan satu bendel naskah di samping perempuan itu.
Ary tersenyum lebar hampir terkekeh. Istrinya selalu bisa membuat suasana hatinya menghangat hanya karena kalimat ajaib yang ia keluarkan.
“Kamu terlalu serius, jadi perlu diganggu sedikit.” Ujarnya menahan tawa.
Susi hanya mesem lalu menggeser duduknya untuk memberi ruang pada Ary.
“Oh ya, ini?” Susi memungut bendelan naskah yang dilemparkan Ary tadi.
“Udah selesai kubaca,”
Susi melirik, hampir tidak percaya. Suaminya memang suka membaca buku. Walau kebanyakan adalah buku non fiksi atau yang berhubungan dengan tanaman. Bukan novel seperti hobinya, apalagi naskahnya yang seperti ini.
“Aku bisa bikin review-nya kalau kamu nggak percaya?”
Susi hanya manggut-manggut. Ada rasa puas mendengar suaminya membaca buku ini. walau sebenarnya tidak perlu mendesaknya untuk menamatkannya.
“Jadi, gimana?” tanya Susi minta pendapat.
Ary menoleh. Bertanya “apanya” lewat ekspresi wajahnya.
“Ceritanyalah! itu novel yang akhirnya kuselesaikan. Jadi, gimme your opinion, hubby?” tanya Susi lagi agak manja. Bahkan tangannya sudah melingkar di lengan Ary. Bergelanyut manja tak sungkan-sungkan. Sesuatu yang jarang terjadi kecuali Susi sedang merajuk. Mirip anak-anak.
“Suka. Bagus. Jalan ceritanya bisa dipahami. Konfliknya pas. Sayangnya, endingnya terlalu … yah, aku nggak terlalu suka” jawab Ary nyaris tanpa emosi.
Susi yang mendengar itu sebenarnya agak lega kecuali satu hal. Nggak suka? Subjektif banget Ary bilangnya. Padahal dia kira, laki-laki itu akan suka?
Why?” tanyanya ingin tahu.
Ary terkekeh. Ia agak malu mengatakannya. Karena pasti Susi akan habis-habisan menertawakan jawabannya. Yah, tapi ia bukan tipe orang yang bisa mencari analogi yang tepat untuk mengganti jawaban. Lebih tepatnya, ia tak pandai berdalih. Tak seperti istrinya.
“Karena nggak ada yang mirip aku karakter cowoknya di situ,” ujarnya akhirnya.
Susi terdiam beberapa detik. Perlu waktu untuk mencerna maksud dari kalimat Ary. Sampai akhirnya tawanya pecah. Menganggap alasan Ary adalah sesuatu yang absurd dan menggelikan.
“Ah, sesuai dugaan. Aku tahu kamu bakal ketawa.” Ucap Ary pasrah.
Susi masih berusaha menahan tawanya meski itu pekerjaan yang sia-sia. Ia merasa kadang-kadang Ary itu pintar main srimulat. Atau memang dia terlalu polos sampai-sampai Susi tidak akan kehilangan humor jika berada di samping Ary.
“Sori-sori, aduh, aduh, perutku sakit. Ahahaha. Ya ampun. Kamu lucu banget, sih?”
“Kuanggap itu pujian, deh.” Kata Ary sambil mengunyah cerme. Manisan di sampingnya lebih enak daripada pujian Susi, pikirnya.
“Yah, novel ini bukan tentang kita, sih. Makanya kamu nggak ada,” Susi menjelaskan.
Beberapa detik mereka dalam hening yang menenteramkan. Menyelami pikiran masing-masing. Mencipta kenangan manis dan mengudap manisan memang komposisi yang pas.
“Mas … ”
“Hm?”
Susi dan Ary sama-sama menoleh. Membaca pikiran masing-masing dengan hanya saling menatap. Menunggu siapa yang akan lebih dulu berujar. Pernyataan Susi. Atau pertanyaan Ary untuk Susi.
Beberapa detik telah berakhir, dan di antara mereka tidak ada yang berkata lebih dulu. Hanya bahasa isyarat dan gerak yang Susi berikan. Ia meraih tangan suaminya. Membuka telapak tangannya dan mengamatinya beberapa saat. Tangan yang besar dan kokoh. Walau tidak dengan tubuh suaminya yang tergolong ramping. Atau jika harus Susi katakan, kurus untuk ukuran laki-laki yang telah menikah.
“Inget waktu pertama kali kamu main ke rumah?” tanya Susi.
“Yang kapan?” Ary tidak lupa kapan dia pertama kali datang ke rumah Susi untuk memintanyas pada ayahnya. Tetapi, laki-laki itu hanya ingin tahu ke mana Susi akan membawa percakapan ini.
“Yang sore-sore, waktu itu hujan. Jadi kamu pamitnya agak molor. Sampai nunggu hujannya reda. Masa nggak inget?” Susi memberikan petunjuk.
“Oh, kenapa emang?”
“Kamu bawa Coklat. Tapi bukan buat aku. Mana pas hari valentine lagi. Padahal tangan udah siap menerima. Huh!” kata Susi sambil mencubit-cubit telapak tangan suaminya. Gemas sekali melihatnya. Tangan itulah yang membuat dirinya malu setengah mati. Walau dia tahu Ary melakukannya dengan alasan yang tepat. Salah satu bentuk penjagaan. Kelewat menyebalkan sayangnya. Bohong jika Susi bilang ia tidak tersinggung
“Oo, Cokelat itu? Ya kan buat valentine, kamunya enga ada.” Ary membela diri.
Susi manyun. Alasan suaminya selalu basi. Meskipun senyum malu-malu tiba-tiba terbit di ujung bibirnya. Perasaan lega kembali memenuhi dadanya. Ia tak henti bertasbih. Ia memang harus selalu mengungkap syukur.
“Tapi kan udah aku ganti, aku bawain bunga Aster, kan? Bunga hidup lagi!” Ary mengingatkan.
Susi mengerlingkan darinya. Mengingat nasib tiga pot bunga malang itu tak terselamatkan ia pelihara membuat ia setengah dongkol dan merasa bersalah.
“Gara-gara bunga itu, aku trauma pelihara bunga, tauk! Kamu tahu sendiri aku nggak punya bakat berurusan sama tanaman kecuali udah dipetik. Jadi nggak lagilah kasih hadiah bunga hidup dalam pot gitu. Mending kamu sendiri aja yang urus!”
Ary mendelik, baru tahu informasi ini. Wah, ia sudah mengira itu akan terjadi.  Susi memang tidak cocok berurusan dengan tanaman. Tapi akhirnya ia terkekeh juga.
“Kok ketawa, sih? Lagi sedih juga, karena bunganya mati semua!”
“Hehe, nggak. Cuma aku udah ngira kalau tangan kamu nggak cocok sama tanaman.” Ucap Ary tanpa dosa. Kini Susi yang mendelik.
“Setidaknya, beberapa bulan lalu, kamu udah belajar. I appreciate the efforts.”Ary mencoba meluaskan hati Susi Menyemangatinya yang mau belajar mengenal tanaman.
Kepala Susi beberapa kali mengangguk, mengganti jawaban terima kasih. Setidaknya Ary telaten mengajarinya. Sehingga tanaman tidak mati dengan cepat walau Ary lama keluar kota untuk urusan kerjaan.
“Mas ….”
“Apalagi?”
Susi ingin mengucapkan sesuatu, tetapi urung. Mulutnya yang sedikit terbuka kembali menutup, “Nggak ada. Hehehe.”
“Setengah kalimat lagi ngomongnya. Kamu kebiasaan, deh!” Ary komplain
Geming kembali mengisi ruang di antara mereka. Walau menyisakan tanya, Ary berusaha menahan diri. Setidaknya bukan sekarang waktu yang tepat. Sebab di depan mata mereka, senja akan terbenam.
Senja. Bagian semesta setelah hujan yang Susi suka. Walau perempuan itu tidak pernah bercerita menyukai keduanya. Tetapi Ary adalah pengamat ulung. Atau mungkin dia sudah menjadi stalker istrinya sejak kali pertama membaca namanya.
                 Susi suciyanti
Perempuan yang membuatnya terpesona sejak mengeja namanya saat senja kala.

Jwes

Kesamaan kita dengan Jew adalah bahwa Jati Diri kita hendak dihapuskan. Tapi Jew memang 'keras kepala' tidak mau membuang Jati Dirinya semenjak 2000 tahun yang lalu, walau ratusan upaya genocide (pembantaian massal) telah dilakukan.
Karena mereka memberi contoh pertama di dunia ini (mungkin sebagai pilot-project Tuhan), maka itulah mengapa dikatakan mereka sebagai pemegang KESULUNGAN.
Maka belajarlah dari kasus percontohan ini!

Sabtu, 07 Juli 2018

SEMPURNA


Kita hidup di era modern ini telah terdelusi sedemikian rupa oleh iklan-iklan komersial yang mengiklankan produknya paling murni, paling asli, paling sempurna , jaminan kepuasan100%.
Itu adalah dusta yang meracuni batin kita.
Pertanyakanlah : apa kriteria murni itu? apakah kriteria asli itu? apakah kriteria sempurna itu?
Adakah dalam realitas?
Semua fenomena adalah gabungan dari berbagai macam komponen pembentuknya. Antara satu dengan yang lain sekalipun sejenis, tidak ada yang sama persis. Itulah yang disebut UNIK. Dan keunikan membawa konsekwensi kepada KEBERAGAMAN (variance).
Demikian pula dalam anda mencari pasangan hidup. Apakah mungkin menemukan 100% pasangan yang sempurna??
Kecuali seseorang sedang berdusta memasangkan status sedemikian di halaman FB-nya untuk melampiaskan insecurity-nya ke teman-temannya agar terlihat lebih. Sebuah cara menyakiti yang halus.
Ketika sesuatu betul dijalani, maka akan segera tampak ketidaksempurnaan2.
Mengapa?
Karena ketidak-puasan (unsatisfactoriness) adalah tekstur utama dalam realitas ini. Dan itu memang by design sedemikian rupa diciptakan oleh Tuhan, karena Dia menghendaki jiwa kita bertumbuh, bukan untuk bersenang-senang di dunia ini. Tuhan memberi apa yang paling dibutuhkan oleh jiwa kita agar berkembang 
Demikianlah pula dalam mencari calon pemimpin, atau bahkan Presiden. Adakah seseorang yang memiliki 100% kualitas sempurna?
Dan ingat, semisal ada 100 kepala, maka masing-masing kepala akan memiliki kriterianya sendiri-sendiri tentang apa yang disebut kesempurnaan. Anggaplah sebuah dunia ideal yaitu tingkat kepuasan mereka terdistribusi rata dari yg paling suka hingga paling benci sehingga angkanya jatuh pada 50:50.
Pertanyaannya adalah : so what?
Apakah lantas harus bertarung antara yang 50 suka dan 50 yang benci?
Bila demikian itu adalah kekanak-kanakan.
Anda lupa apa tujuan anda memilih seorang pemimpin. Yaitu : memimpin seluruh rombongan untuk dengan selamat melampaui padang tandus mencapai tujuan (tanah terjanji) dalam suka maupun duka.
Dengan kata lain : ia akan membawa anda melalui suatu proses yang DIBUTUHKAN (bukan yg diinginkan looh...) untuk menempa kualitas jiwamu semakin matang (dewasa.) 
Bila anda mengerti demikian, maka berhentilah cengeng dan bersikap membangkang bila segala sesuatu tidak berjalan 100% seperti yang kau inginkan. Bahkan sekalipun ibumu sendiri yg jadi presiden, pasti kau pun akan menerima jeweran bila kurang-ajar.
Oleh karena itu, maka batin yang tidak terdelusi oleh nafsu kenikmatan dan segala ilusi kesempurnaan, disebut sebagai ORDINARY MIND. Batin yang biasa-biasa. Batin yang mengisi Ruang-Hidup (Life-space) nya dengan sebagaimana apa adanya (as it is).
Dan dunia menjadi indah, bukan karena satu orang luar biasa, tetapi karena semuanya biasa-biasa saja dalam ketulusan dan keaslian hidup yg otentik. Saat itu terjadi, maka Nama Tuhan serta-merta termuliakan (bukan namamu atau namaku, atau nama siapa / apa pun manusia yg pernah ada di bumi ini).
Selamat pagi dinihari 

                      :Doa :
Ya, Tuhan ampunilah aku karena selama ini telah terlalu mencari kemegahan buat diriku sendiri. Aku telah mengejar kesempurnaan di dunia ini , lupa bahwa hanya Engkaulah tempat kesempurnaan. Dan ampunilah kami sering mengeluh dalam ketidaksempurnaan kami, dalam ketidaksempurnaan pasangan kami, pada saudara kami yang lain, pada karyawan kami...sehingga menjadi manusia penuntut yang lupa diri....lupa melihat kehadiranMu dalam setiap peristiwa dan hubungan. Lupa bahwa diriku sendirilah yang harus dikoreksi manakala melihat ketidaksempurnaan diluar sana.
Ya, Tuhan ajarilah kami menerima setiap kecacatan kelemahan diri kami sendiri dan sesama kamii. Bawalah kami agar mampu melihat karya tangan-tanganMu yang senantiasa bekerja dalam setiap hal-hal yang di mata daging kami yg pongah ini.. terlihat tidak sempurna. Mampukanlah kami melihat keindahan dari hal-hal yang tampaknya remeh temeh dan sering kami abaikan karena ambisi-ambisi dan mimpi muluk-muluk kami. Sadarkanlah kami atas sifat2 palsu dari batin kami sendiri yg selalu dirundung oleh kegelapan, keserakahan, kebencian,...dan bawalah kami keluar untuk menyeberang mengenali sifat asli Batin Illahi yang meliputi segala-galanya tanpa membeda-bedakan sudah indah semenjak awal dan akhirnya.
Kami percaya bahwa Engkau mengajar kami dalam setiap peristiwa dalam ruang hidup kami masing-masing. Kami yakin bahwa Engkau senantiasa hadir dalam setiap detik carut-marutnya dunia ini untuk menempa kami.
Amin.. . . . 
Rahayu!

Jumat, 06 Juli 2018

Pengertian iman



, “Apakah arti iman?”
Rupanya telah terjadi pereduksian makna kata iman sekedar menjadi hal-hal apa yang diyakini secara membuta. Sehingga menjadi ber-KESADARAN dianggap bukan iman yg sesungguhnya. Telah terjadi plokotow-bahasa yang sangat fatal terhadap makna kata Iman. Dan inilah yang merusak sendi-sendi kesehatan-jiwa (wholesomeness) bangsa ini pada khususnya , dan dunia pada umumnya.
     penangkapan saya tentang makna dari Iman (saya mencoba menjelaskan perbedaan antara belief dan faith dengan menggunakan kata ‘iman’ untuk keyakinan dan ‘Iman’ (huruf besar) untuk sesuatu apa yg sejalan dengan dikatakan oleh Rebbe). Coba perhatikan pada penyimakan dan penyelidikan terhadap apa yang [akan] terjadi [dan menerimanya untuk dibaca/ dipelajari]....suatu sikap OPEN terhadap realitas sebagaimana apa adanya.  
Dengan kata lain, apapun YANG TERJADI pada diri anda atau kaum anda...tidak mengeluh, bersungut2 apalagi mencari kambing-hitam..hendak mencelakai pihak lain yg tak ada hubungan kausalnya dengan dalih khayalan angan-angan kusutnya sendiri. Melainkan bacalah hikmahnya untuk koreksi diri. Itulah IQRA ! Menyulam seuntai pengertian dengan pengertian dengan pengertian....akhirnya menjadi umat yang penuh pengertian (understanding). Sangat berbeda dengan percaya buta, bukan?
Jelas bahwa Iman Sejati adalah bertolak belakang samasekali dengan sikap mendikte Tuhan Semesta Alam , atau memaksa Tuhan bertindak sebatas penangkapanmu dari yang kau baca dari materi kertas dengan mata daging.
Rahayu!

Minggu, 24 Juni 2018

Terjadinya perselingkuhan


Hubungan itu terjadi karena dua sejoli saling mencintai satu sama lainnya
Tapi tau engga, sahabat Bakul getuk. Banyak hal yang terjadi terhadap hubungan, itu dan bahkan kita rasakan pada sebuah hubungan yang kita jalani,
pada kenyataannya hubungan terebut banyak sekali cobaannya.
Dari mulai tidak bertanggung jawab, perselingkuhan, keharmonisan, ekonimi dan bahkan gangguan dari pihak ketiga.
"Tak ada orang yang memulai hubungan dengan niat selingkuh, apalagi diselingkuhi. Bagaimanapun, afair masih saja terjadi."
Perselingkuhan adalah topik yang kurang menyenangkan. Akan tetapi, emosi seharusnya tidak membebani kemampuan seseorang untuk menelaahnya dengan pikiran kritis dan analitis.
Itulah yang dilakukan para ilmuwan Israel lewat riset. Mereka mengungkap kapan perselingkuhan--terutama oleh perempuan yang sudah menikah--biasanya terjadi.
Penelitian yang dipublikasikan dalam  The Journal of Sex Research  tersebut menemukan bahwa perselingkuhan cenderung berbanding lurus dengan usia suatu hubungan. Selain itu, laki-laki lah yang punya kecenderungan selingkuh dalam pernikahan daripada perempuan.
Akan tetapi, bukan berarti perempuan tak mungkin selingkuh.
Peneliti menemukan bahwa perempuan cenderung selingkuh mana kala hubungan sudah menginjak tahun ke enam hingga 10. Sementara laki-laki cenderung melakukannya setelah usia hubungan lewat dari 11 tahun, temuan ini sejalan dengan teori seven-year itch. Istilah psikologis terkenal yang menunjukkan bahwa hubungan biasanya mulai goyah setelah tujuh tahun.
Ini adalah tren yang secara historis didukung oleh statistik perceraian di barat, yang menunjukkan bahwa banyak pasangan berpisah pada sekitar periode waktu ini.
Kesimpulan soal kapan perselingkuhan dalam hubungan dimulai ini dicapai para peneliti setelah menganalisis riset terhadap 423 peserta.
Dari 29 alasan untuk menolak perselingkuhan yang disodorkan peneliti, para peserta diminta memberi peringkat berdasarkan ukuran penting atau tidak, serta kemungkinan mereka akan mencoba selingkuh jika diberi kesempatan.
Hasilnya riset mengidentifikasi bahwa perempuan yang lebih religius, dan belum lama menikah adalah orang yang paling menentang perselingkuhan.
Keputusan untuk tidak berselingkuh lebih dimotivasi oleh faktor internal daripada faktor eksternal. Rasa takut akan sendirian dan keinginan besar untuk mematuhi standar moral ternyata lebih berpengaruh dalam mencegah orang berselingkuh, daripada kekhawatiran akan dampak afair pada diri sendiri dan anak-anak atau pasangannya.
Temuan periode rawan perselingkuhan ini dirilis hanya beberapa bulan setelah sebuah studi lain mengungkap bahwa perempuan dengan profesi tertentu cenderung lebih tidak setia.
Menurut studi tersebut, perempuan yang berstatus ibu rumah tangga lah yang punya kecenderungan selingkuh. Pasalnya mereka lebih kesepian dan diam-diam merasa tidak puas akan kehidupannya.
Laki-laki juga tak luput dari pengamatan ilmuwan. Menurut temuan mereka, laki-laki yang tinggi, cerdas, dan kaya punya kecenderungan untuk berselingkuh. Alasannya dipicu karena ego, dan nafsu.
Walau dalam riset terbaru peneliti menemukan periode tertentu di mana perempuan cenderung berselingkuh, banyak sekali studi yang menunjukkan bahwa lebih banyak laki-laki yang berselingkuh daripada perempuan. Ini karena perempuan dikondisikan secara sosial untuk tidak selingkuh.
Seperti dituturkan Michele Binswanger, penulis Cheating: A Handbook for Women,"  Perempuan diketahui lebih peka terhadap tekanan sosial daripada laki-laki, dan selalu ada tekanan bahwa perempuan harus memiliki perilaku seksual yang sesuai," jelas Binswanger.
Bukan cuma itu, secara tradisional perempuan juga punya lebih sedikit kemungkinan untuk selingkuh karena kebanyakan mereka lebih sering tinggal di rumah mengurus anak.
Kalau sampai seorang perempuan selingkuh, menurut Binswanger, kemungkinan besar karena mereka merasa frustrasi, bukan hanya dengan hubungan tapi juga hidup secara umum. "Banyak yang merasa tak diinginkan, tidak didengar, atau tidak bahagia. Jadi mereka mulai mencari cara lain untuk bahagia," imbuh Binswanger.
meskipun penting untuk menunjukkan bahwa penelitian periode rawan selingkuh ini didasarkan pada peserta yang mengisi kuesioner--bukan hasil pengamatan kehidupan nyata, temuan ini juga memberi wawasan tentang kapan tepatnya hubungan berada pada masa paling rawan.
Informasi ini semestinya dapat membantu mengingatkan pasangan agar tidak membiarkan hubungan mereka kedaluwarsa seiring berjalannya waktu.
Gimana setelah melihat riset diatas, sahabat bakul getuk...
Masih sayang sama pasangan kan?.... Makanya jangan sampe kejadian tersebut terjadi akibat kelakuan sobat sendiri...
Ibarat kata nasi udah menjadi bubur, kalo kejadian udah terjadi udah engga bisa lagi dibalikin cuyyy...
Sayangilah apa yang seharusnya sudah menjadi takdir untuk kamu sayangi, jika memang tidak cinta ya jangan bilang cinta dan berbohong terhadap diri sendiri, yang akhirnya menyakitkan pada akhirnya
JANGAN MAU ENAKNYA AJE YEE!!!
INGET DOSA......
Quote:
Semoga bermanfaat bagi semua sahabat bakul getuk
Sekian dan trimakasih



<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-7007461453436580",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-7007461453436580",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-7007461453436580",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-7007461453436580",
    enable_page_level_ads: true
  });

</script>

Rabu, 20 Juni 2018

Membangun komunitas


Pada awalnya membuat komunitas terasa mudah karena kita bertemu dengan orang-orang yang memiliki ide, minat, atau hobi yang sama. Berangkat dari keseragaman itulah maka sebuah komunitas memiliki visi, misi, tujuan, dan kegiatan untuk dicapai bersama. Namun apakah mempertahankan komunitas cukup dengan membuat kegiatan-kegiatan bersama saja?
Menurut Bakul getuk ada Beberapa tips yang perlu di terapkan diantaranya:
Tunjukkan Kegembiraan Saat Bertemu dengan Anggota di Komunitas
Ketika Anda melihat teman dan keluarga, tunjukkan kebahagiaan Anda. Hal tersebut selalu diterima dengan baik oleh orang lain. Tidak ada ruginya untuk menunjukkan perasaan positif kita karena orang lain pasti akan senang menerimanya
Selalu berpikir siapa orang yang Anda ketahui yang bisa membantu komunitas. Buatlah koneksi dimana menghasilkan hubungan yang baik.
Kekompakan dalam sebuah Komunitas tentunya sangatlah penting , agar komunitas tersebut tetap terjaga keutuhannya. Ada beberapa Tips yang bisa kita terapkan dalam Sebuah Komunitas untuk Menjalin, Menjaga dan Mempertahankan Kekompakan terutama untuk komunitas kita :
1. Pengertian
Dalam sebuah komunitas diperlukan pengertian. Tanpa adanya pengertian antar anggota maka komunitas itu tidak akan solid dan yang ada hanya ada pertikaian di dalamnya. Di dalam komunitas kita harus tahu apa watak/Karakter tiap anggota jadi kita harus menghormati mereka.
2. Jika Kamu Seorang Leader (Pemimpin)
Maka, kamu harus bijak terhadap anggota dan jangan egois. jika masukan dari anggota positif, harus dipertimbangkan dan dijalankan. Seorang leader juga harus mengetahui baik dan buruknya dalam suatu komunitas, mengetahui karakter anggota, berpikiran satu langkah lebih cepat dari yang lain, tanggung jawab komunitas harus sepenuhnya di jalankan. Demikian juga jika kalian bukan leader harus menghormati keputusan dari leader.
3. Ketahui kelemahan dan kelebihan antar anggota.
Hal ini penting guna menentukan penugasan dan pembagian komunitas. Idealnya masing-masing anggota saling melengkapi satu dengan yang lain sehingga terbentuk keharmonisan.
4. Alokasikan waktu berkumpul bersama komunitas atau grup Anda.
Inti dari sebuah komunitas adalah kebersamaan. Maka, seringlah berkumpul bersama anggota komunitas, bukan sekedar untuk brainstorming masalah pekerjaan, mendiskusikan rencana serta rencana ke depan atau hal formal lainnya, melainkan hal-hal yang bersifat personal. komunitas Anda harus tahu dengan siapa mereka bekerja, tujuannya untuk menciptakan chemistry, membangun kepercayaan, serta mengenal kepribadian masing-masing individu. Semakin saling mengenal, semakin tercipta sebuah ikatan yang erat antara anggota.
5. Ciptakan suasana keterbukaan dan bangun komunikasi yang efektif.
Kesalahpahaman sering menjadi penyebab ketidakkompakan sebuah komunitas. Keluhan, ketidakpuasan, serta ide-ide yang tidak tersampaikan merupakan bom waktu yang setiap saat bisa meruntuhkan sebuah komunitas. Maka, buatlah kesepakatan dengan komunitas Anda untuk selalu membicarakan masalah apapun di dalam komunitas. Sediakan diri Anda untuk menjadi penengah dan pendengar saat mereka membutuhkan Anda sebagai teman ‘curhat’. Be approachable, sebab terkadang anak buah merasa segan bercerita pada Anda dan memilih pemimpin komunitas lain yang lebih simpatik untuk menumpahkan keluh kesah.
6. Buatlah peraturan bersama yang mengikat semua anggota komunitas.
Untuk meminimalisir gesekan, buatlah kesepakatan tertulis untuk selalu menjaga konduktivitas dalam komunitas. Misalnya, jika ada anggota yang saling berselisih harus langsung diselesaikan secara internal, dilarang saling membicarakan di belakang, atau dilarang bercerita masalah internal. Peraturan ini penting agar masing-masing anggota berkomitmen dan bertanggung jawab dalam menjaga keutuhan komunitasnya.
7. Lakukan aktivitas yang dapat memotivasi dan meningkatkan kerjasama grup.
Salah satu caranya adalah melakukan outbond/outing yang bertujuan untuk melatih kekompakan. Hal ini merupakan stimulus yang bagus, sebab dalam game tersebut terdapat latihan problem solving, kepercayaan, kekompakan, kemandirian, dan tanggung jawab yang sangat berguna untuk diterapkan dalam dunia kerja.
8. Ingat-Ingat awal terbentuknya Komunitas.
Mencari komunitas yang cocok dengan kita tidaklah mudah, harus adaptasi yang tidak memerlukan waktu yang sebentar , merintis dari awal yang tentunya sungguh-sungguh menguras tenaga dan otak. maka ingat2lah ketika awal kamu membuat sebuah komunitas.
9. Jangan Egois dan Sombong
Inilah yang paling sering terjadi dalam komunitas yaitu Egois!!! Merasa dirinya paling hebat, paling pandai, punya segalanya maka bertindak semena-mena dalam komunitas, padahal belum tentu orang yang begini lebih baik dari anggota yang lain, koreksi diri mungkin langkah yang lebih baik, tetep rendah hati dan bersahaja.
10. Konflik
Sayur tanpa garam kurang enak,demikian dalam komunitas kalo sudah ada masalah dengan anggota lain baru kita mengetahui sifat karakter masing-masing anggota. Intinya jika ada masalah kita cari solusinya, hal tersebut malah menjadi pelajaran yang baik dalam komunitas. Langkah selanjutnya yaitu harus berdamai, kemudian kita saling menghargai satu sama lain, dan bangun komunitas menjadi lebih baik.
Ini lah beberapa Tips yang bisa kita terapkan dalam Menjalin, Menjaga serta Mempertahankan Kekompakan dalam Sebuah Komunitas menurut Bakul getuk. Semoga Tips ini bermanfaat Buat kita semua.
Dan jika ada yang mau menambahkan Tips yang baik dan membangun, silahkan tinggalkan pesannya di komentar ya sobat.....<script async src="//pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-7007461453436580",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>
<script>
  (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({
    google_ad_client: "ca-pub-7007461453436580",
    enable_page_level_ads: true
  });
</script>

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...