Rabu, 07 Februari 2018

Sembahyang


اَللهُ اَ كْبَرُ
Bacaan Do'a Iftitah

اَللهُ اَكْبَرْكَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَشِيْرًا وَسُبْحَانَ للهِ بُكْرَةً وَاَ صِيْلَ

اِنِّيْ وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِيْ فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ حَنِيْفًامٌسْلِمًاوَمَ اَنَامِنَ اْلمُشْرِكِيْنَ

اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ لَاشَرِيْكَ لَهُ وَبِذَ لِكَ اُمِرْ تُ وَاَنَامِنَ 

                                                                                                اْلمُسْلِمِيْنَ
"Allah Maha Besar lagi Sempurna Kebesaran-Nya, segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan sore. Kuhadapkan muka hatiku kepada Dzat yang menciptakan langit dan bumi dengan keadaan lurus dan menyerahkan diri dan aku bukanlah dari golongan kaum musyirikin. Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku semata hanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya dan dengan itu aku diperintahkan untuk tidak menyekutukan-Nya. Dan aku dari golongan orang muslimin."

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اَللَّهُمَّ نَقِّنِيْ مِنَ الْخَطَايَا 

             كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
"Ya Allah, jauhkanlah aku daripada kesalahan dan dosa sejauh antara jarak timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari segala kesalahan dan dosa bagaikan bersihnya kain putih dari kotoran. Ya Allah, sucikanlah kesalahanku dengan air, dan air salju yang sejuk."

                                                                              بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ

الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, الرَّحْمَـنِ الرَّحِيْمِ, مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ, إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ, اِهْدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيْمَ, صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيهِمْ, غَيْرِ المَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ. آمِيْنَ
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam
Yang Pengasih dan Penyayang
Yang menguasai hari kemudian
Pada-Mulah aku mengabdi dan kepada-Mulah aku meminta pertolongan
Tunjukilah kami ke jalan yang lurus
Bagaikan jalan mereka yang telah Engkau beri nikmat
Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ 

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ, مَلِكِ النَّاسِ, إِلهِ النَّاسِ, مِنْ شَرِّ الْوَسْواسِ الْخَنَّاسِ, الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ, مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. "Katakanlah (hai Muhammad)! Aku mohon perlindungan pada Tuhannya manusia. Yang menguasai manusia (yang menjadi) Tuhan manusia.

Mohon Perlindungan daripada kejahatan was-was (pengganggu hati) yang menggoda. Ialah hati yang menggoncangkan hati manusia. Baik dari jenis jin dan manusia.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قُلْ هُوَ ٱللهُ أَحَدٌ, ٱللهُ ٱلصَّمَدُ, لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ, وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
"Katakanlah (hai Muhammad)! Allah itu Esa.
Allah tempat meminta.
Tiada Ia beranak dan tiada pula Ia dilahirkan.
Dan tak ada bagi-Nya seorang pun yang menyerupai-Nya."
Dan tak ada bagi-Nya seorang pun yang menyerupai-Nya."
سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Tuhan Yang Maha Agung serta memujilah aku kepada-Nya."
سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ
"Allah mendengar orang yang memuji-Nya."

رَبَّنَا لَكَ اْلحَمْدُ مِلْءُالسَّمَوَاتِ وَمِلْءُاْلاَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِعْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ
"Ya Allah tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang Kau kehendaki sesudah itu."

سُبْحَانَ رَبِّيَ اْلاَعْلَى وَبِحَمْدِهِ
"Maha Suci Tuhan Yang Maha Tinggi serta memujilah aku kepada-Nya."

رَبِّ اغْفِرْلِى وَارْحَمْنِىْ وَاجْبُرْنِىْ وَارْفَعْنِى وَارْزُقْنِىْ وَاهْدِ نِىْ وَعَا فِنِىْ وَاعْفُ عَنِّىْ
"Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan angkatlah derajatku dan berilah rezeki kepadaku, dan berilah aku petunjuk da berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku."

آلتَّحِيَّاتُ اْلمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُالطَّيِّبَاتُ لِلَّهِ اَلسَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًارَسُوْلُ اللَّهِ اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَ سَيِّدِ نَامُحَمَّدٍ
"Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah.
Salam, rahmat dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad).
Salam (keselamatan) semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.
Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ya Allah! Limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

وَعَلَى آلِ سَيِّدِ نَامُحَمَّدٍ
"Ya Allah! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad."

كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيِدِ نَآ إبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَّيِدِ نَآ إِبْرَاهِيْمَ وَ بَارِِكْ عَلَى سيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيِّدِ نَا إبْرَاهِيَْمَ وَ عَلَى آلِ سَيِّدِ نَاإِبْرَاهِيْمَ فى اْلعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
"Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya.

Di seluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.

اَلسَّلَا مُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُ

Selasa, 06 Februari 2018

APA ITU SHOLAT

Beberapa kata dan tindakan yang dimulai dengan takbir, diakhiri dengan salam dan dengan demikian kita menyembah Tuhan, sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. " 
Definisi doa dari pandangan Ariffbillah adalah "doa adalah hubungan penghubung antara hati dengan Tuhan. Tujuannya untuk MENYATAKANTuhan. " 
Ada tiga kata penting yang perlu diperhatikan: 
1. Hubungan
2. hati
3. Tuhan 
Uraian interpretasi solat dari pandangan Ariffbillah: 
solat itu suatu PERHUBUNGAN. 
Apa yang harus disambung?
Menghubungkan Hati dengan Tuhan. 
Apa yang Anda maksud dengan hati?
Jantungnya adalah Qalbu / Roh. Jadi apa yang harus dihubungkan adalah Roh dengan Tuhannya. 
Siapa yang terhubung?
Tuhan sendiri melalui Roh. Tuhan memanifestasikan diriNya melalui Roh. Roh memanifestasikan dirinya melalui makhluk (manusia). Manusia mengekspresikan diri melalui tubuh. Tubuh menyatakan dirinya melalui sel. Sel menyatakan dirinya melalui nukleus. Inti mengekspresikan dirinya melalui atom dan atom lagi mengungkapkan dirinya kepada Tuhan. (Tujuh Dignity: Mulailah dengan Tuhan dan akhiri dengan Tuhan)
Hubungan itu bisa berarti menonton, bertemu, berkomunikasi atau berinteraksi. Komunikasi yang baik adalah komunikasi dua arah. Apa arti komunikasi jika hanya satu pihak yang berkomunikasi? Apa arti pertemuan jika tidak bertemu? Apa arti interaksi jika hanya satu pihak yang bereaksi? Apakah saksi, jika bukan saksi dan tidak pernah menyaksikan saksi? 
Ketika sampai pada komunikasi, saat berinteraksi, ketika harus bertemu dengan Roh dengan Tuhan, maka Kesaksian akan menjadi nyata. Kesaksian yang realistis berarti bahwa Tuhan itu nyata. Jika Tuhan itu nyata, maka tidak ada apa-apa selain Dia. 
Apa tugas seorang manusia?
Menyembah Tuhan 
Apa itu ibadah
Menghina, menumbangkan dan melenyapkan makhluk itu sehingga tidak tampak seperti apa pun, tidak lain kecuali Tuhan. 
Bagaimana merendahkan diri?
Hapus semua itu makhluk. Saat kematian makhluk itu, maka sifat Tuhan. Bila Tuhan itu nyata, maka berhubunganlah. 
Bagaimana cara menghubungi?
Lakukan sholat. 
Apa itu doa
Sebuah hubungan yang menghubungkan antara hati dan tuhan. Tujuannya adalah untuk menyatakan Tuhan. 
Bagaimana berdoa (dalam hubungan)?
Bunuh diri dari segalanya Hapus semua makhluk. Hapus nama yang diberi nama. Hapus ciri-ciri yang bersifat karakteristik, Hapus tindakan yang berhasil. Hapus zat bergizi. Bila semuanya telah dibuang, kembalikan properti itu kembali ke pemiliknya (Tuhan). Tuhan adalah Nama (Asma ') untuk semua yang diberi nama. Tuhan adalah sifat dari segala sesuatu yang ada di alam. Tuhanlah yang melakukan segala hal (Af'al). Tuhan adalah substansi segala sesuatu yang memiliki substansi. Itulah mengapa ketika sampai pada "haiya alaasolah" kita menjawab "laa hau lawala quwwata illa billah ..." Hubungan 
makna doa syarak dan doa makrifat
Dalam pengertian syarak, ini menggambarkan lebih banyak tentang metode atau metode sholat dari pikiran ke pikiran, sedangkan perasaan ariffbillah lebih terfokus pada hubungan batin dengan pribadi batin, namun keduanya mengarah pada tujuan yang sama yaitu Allah.
Bahwa syariah atau syariah berarti peraturan, undang-undang atau undang-undang. Aturannya adalah untuk manusia yang berada di alam ini. Oleh karena itu penafsiran syariat lebih menyentuh tentang hakikat kemanusiaan. Sesuatu yang tidak terlihat tidak dapat direalisasikan kecuali ada pikiran batin. Hal-hal batin tidak dapat dijelaskan oleh berbagai hal. Hanya pikiran yang bisa menggambarkan masalah batin. Oleh karena itu istilah syari'ah mengandung banyak kias dan perumpamaan yang membutuhkan pengetahuan untuk dipahami. Doa dalam definisi Islam ada sedikit kia. 
Intinya adalah soal zahir (beberapa ucapan dan beberapa tindakan yang dimulai dengan takbir, berakhir dengan salam) bisa bersama dengan hal-hal dalam (menyembah tuhan)?
Hanya masalah batin yang bisa dengan materi batin. Hanya batin pikiran.
Bagaimana Anda tahu orang dalam?
Hal-hal yang terlihat. Hal-hal batin tak terlihat. Bagaimana Anda melihat hal-hal yang tidak Anda lihat? 
Misalnya: 
Dengan kesadaran dan perawatan, coba bayangkan buah manggis matang. Sekarang, ayo kita coba tangan kita dan coba ambil buah manggis imajiner dengan tangan. Bisa kamu Nescaya tidak bisa! Tangan adalah masalah yang mana, mungkin untuk mendapatkan manggis yang hanya ada dalam bayang-bayang atau mantra.
Sekarang, mari kita mencoba menempatkan diri di gelombang Alpha atau Theta (fantasi atau mimpi). Di jerami, cobalah untuk mengambil manggis, lalu kita mengupas kulitnya, kita makan isinya dan kita merasa enak. Jika kita memiliki mimpi atau mimpi, maka kita bisa merasakan bahwa kita benar-benar mengambil, mengupas dan memakan buah manggis. Padahal, rasa manggisnya, seakan rasanya terasa di tenggorokan. 
Contoh ini menyatakan bahwa, dalam hal ini masalah batin dapat dirasakan oleh masalah ini. Hanya batin yang bisa tahu. Buah manggis di jerami atau mimpi hanya bisa dirasakan oleh orang yang sedang trance atau bermimpi. Dimana orang yang sadar bisa menemukan manggis yang ada di hay atau mimpi?
Jika dibawa ke soal solat, definisi ariffbillah (makrifat), lebih mirip dengan materi dalam dan definisi syarak (syariat), lebih mirip dengan masalah. Tapi keduanya menuju tujuan yang sama, yaitu untuk Tuhan! Tapi satu-satunya cara berbeda. 
Ingatlah, meski tujuan jalan Syariah dan jalan kebenarannya sama, namun banyak pengikut syariah dan massa pengikut juga "tragis" di jalan setapak. Mengapa? karena mereka, kurang pengetahuan, hanya penuh dengan informasi!
Bagaimana kita tahu kita tersesat? Kita tahu kita tersesat, saat kita berpikir kita masih belum tahu dan tidak dapat menemukan apa yang kita cari. Kita tahu kita tersesat saat kita berpikir kita tidak pergi ke tempat tujuan. Bila kita masih belum tahu apa yang tulus. Jika kita tidak pernah merasa dan masih mencari tahu apa itu tweaking. Jika kita masih mengakuinya, ini milik saya, itulah yang saya lakukan. Kita tahu kita tersesat saat kita berpikir bahwa kita "mampu" untuk bersyukur kepada Tuhan! 
Jadi, ketika kita tahu bahwa kita telah tersesat di ujung jalan, maka, mari kita kembali ke markas. Kembali ke dasar jalan, kembali ke rumah, dimana perjalanan kita dimulai ...
Bagaimana kita bisa tersesat? Kita tersesat karena kita tidak tahu jalannya. Tidak tahu jalannya karena kita tidak tahu jalannya. Tidak tahu mencari jalan karena kita tidak mengerti sepengetahuan. Sebagian besar dari kita menganggap informasi sebagai pengetahuan. Informasi tidak akan bisa dikenali dan tidak akan mencapai tujuan (Allah). Agar informasi menjadi pengetahuan, kita perlu mengetahui teknologi pengolahan sains. Bila kita memahami ilmu teknologinya, maka kita bisa mengolah informasi menjadi pengetahuan. Ketika sampai pada mengetahui bagaimana mengolah informasi, maka makna atau tujuan dihasilkan. Bila maknanya dihasilkan, maka kita mendapatkannya. Ketika sampai pada pemahaman, baru mengenal jalannya. Bila Anda tahu jalannya, itu tidak hilang sama sekali. Jika Anda tidak tersesat, maka sampai ke tempat tujuan. Jadi mempelajarinya! Carilah pengetahuan bahkan sampai ke China.
Apakah Doa Itu Sasaran? 
Doa bukanlah tujuan. Tujuannya adalah Tuhan, tapi sholatnya adalah COMPULSORY dan tidak mungkin berangkat karena sholat adalah "hubungan" yang harus dilakukan untuk menyatakan Tuhan. Tuhan memanifestasikan dirinya melalui roh dan roh memanifestasikan dirinya melalui mediasi tubuh tubuh manusia. Tubuh tubuh manusia hanyalah refleksi (refleksi) roh dan roh juga berasal dari Tuhan. Jadi jika kita tidak berdoa, bagaimana kita bisa menyatakan Tuhan? Kemudian berdoa. Jangan tinggalkan shalat. Berdoa baik dalam doa atau doa di luar. Berdoalah baik shalat dalam definisi shari'ah atau sholat dalam definisi ariffbillah (makrifat).
Jika Tuhan itu nyata, maka bunuh diri, rendahlah harga diri, hancurkan dirimu sendiri. Yang Tinggi dan Satu-satunya Tuhan. Ini adalah ibadah! Ini adalah doa. Doa yang tidak pernah putus. Inilah Solusi Daim (Hubungan Tak Terputus). Ini adalah doa tak berujung dari fajar, fajar, istirahat ke zohor, zohor, rekonsiliasi, reses, maghrib, rekonsiliasi, dan jam istirahat fajar, namun tidak terbatas!
Hanya dengan keinginan untuk menyatakan Tuhan, kita perlu tahu bagaimana berkomunikasi. Perlu memahami setiap definisi syariah. Perlu diketahui dan paham juga definisi alam dan alam. Itu sebabnya kita membutuhkan banyak guru. Itu sebabnya kami membutuhkan banyak buku. Guru mengenal Tuhan, belum tentu guru agama. Buku untuk mengetahui Tuhan juga bukan buku religius. Guru mengenal Tuhan tidak lantas fasih berbahasa Arab.
Solat secara bahasa (etimologi) bererti doa, manakala dari segi istilah / Syari 'ah (Terminologi), solat adalah ibadat yang terdiri daripada perkataan dan perbuatan tertentu / khusus yang dibuka / dimulai dengan takbir Allahu Akbar (takbiratul ihram) diakhiri / ditutup dengan salam (Assalamualaikum).
Makna Shalawat
SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah.
2. Dalam bahasa mudah, maksud solat itu boleh wujud dalam segala bentuk penyesuaian ayat dan hanya khusus untuk ibadah umat Islam.
3. Kita ambil contoh;
Allah SWT berfirman :
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)
Shalawat yang jamaknya dari perkataan salla/salat/solat boleh bermaksud memuliakan, meraikan, memartabatkan dan mustahil bermaksud doa sepertimana maksud solat itu sendiri.
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat (memuliakan/memartabatkan/memuji) untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah (muliakanlah/martabtkanlah/memujilah) kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)
Jika dalam konteks ayat tersebut, shalawat bermaksud doa, maka mustahil Allah S.W.T mendoakan Nabi S.A.W kerana Allah S.W.T sendirinya adalah tuhan yang esa dan tidak sepatutnya ada doa kepada sesuatu yang lain.
Contoh yang lain;
Sebagaimana firman Allah :
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (at-Taubah : 103).[1]
Dalam Firman Allah S.W.T di atas memberikan maksud Solat sebagai doa oleh kerana perintah Allah S.W.T supaya Nabi S.A.W berdoa kepadaNya berkaitan hal orang-orang yang berzakat. Nabi S.A.W adalah hamba dan boleh melakukan perbuatan berdoa kepada Allah S.W.T.
4. Banyak contoh-contoh lain yang boleh disandarkan tentang maksud solat dan bergantung kepada kesesuaian ayat dalam berbahasa.
5. Bagi saya maksud solat adalah solat dan maksud doa adalah doa. 
Solat yang saya fahami adalah 'segala perbuatan yang ditetapkan oleh Allah S.W.T kepada kita menggunakan bahasa Allah S.W.T di dalam Al-Quran, sepertimana aturan atau rukun dalam solat'. Kita tidak boleh menambah atau mengurangi segala aturan semasa melakukan solat (masih ada khilaf berkaitan doa iftitah, doa qunut). Namun perbuatan membaca Al-Fatihah, surah Al-Quran, pujian kepada Allah dalam penukaran rukun solat masih berlandaskan Al-Quran. 
Doa pula adalah perbuatan 'meminta sesuatu' kepada Allah S.W.T atas dasar percaya, yakin dan beriman, makanya diharapkan doa itu termakbul. Kita tidak boleh berdoa kepada selain Allah S.W.T.
Jika ada sebarang pencanggahan pendapat dengan saya, saya raikan sebagai perbezaan pandangan dan tidak perlu didebatkan.
Wallahu Aklam Bissawaf

Senin, 05 Februari 2018

Do'a dan terkabulnya keinginan

    
Salammungalaikum ..... selamat pagi selamat menunaikan rutinitas pagi penuh berkah. Yuuppp... Langsung aja kita bahas apa sih.. Hak manusia terhadap Tuhannya.
“Ketika menciptakan Adam as, Allah swt berfirman, ‘Aku memiliki hak, kamu memiliki hak, dan antara Aku dan kamu ada hak. Adapun yang menjadi hak-Ku adalah engkau menyembah-Ku dan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu pun. Adapun yang menjadi hakmu adalah amalan yang engkau lakukan akan Aku balas dan Aku ampuni karena Aku adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Adapun hak antara Aku dan kamu adalah kamu berhak meminta dan berdoa, sedangkan Aku mengabulkan dan memberi.” (Imam Ahmad bin Hanbal, Kitab al-Zuhd, hal. 79)
Riwayat di atas menunjukkan tiga jenis hak, yakni hak Tuhan terhadap hamba, hak hamba terhadap Tuhan, dan hak antara Tuhan dan hamba.
Pertama, Hak Tuhan terhadap hamba adalah disembah dan tidak dipersekutukan. Hak ini terdapat dalam ayat yang selalu kita ulang-ulang, “Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” (Q.S. al-Fatihah : 5). Begitu pula dalam Q.S. al-Anbiya : 25 Allah berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah aku.” Pengesaan dan penyembahan adalah hal yang sangat prinsip di dalam ajaran Islam, sehingga adakalanya kalimat tauhid laa ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah) berarti laa ma’bud illa Allah, tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Bahkan, hal ini merupakan ajaran seluruh agama-agama, “Katakanlah, ‘Hai ahli kitab, marilah kepada suatu kalimat yang tidak ada perselisihan antara kami dan kalian, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah, dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu apa pun…” (Q.S. Ali Imran: 64).
Karena itulah, penyembahan adalah tujuan penciptaan manusia sebagaimana disebutkan Alquran, “Dan tidaklah diciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” (Q.S. al-Dzariyat: 56). Karena merupakan tujuan penciptan, maka tentu saja penyembahan itu merupakan suatu hal yang selaras dengan fitrah manusia. Maksudnya, penyembahan merupakan satu-satunya jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah swt dan meraih kesempurnaan insani. Karena itu, Penyembahan kepada selain Allah adalah pelanggaran atas fitrah manusia, kehinaan, serta merupakan dosa dan kezaliman yang besar.
Kedua, Hak hamba terhadap Tuhan adalah mendapatkan ganjaran dan pegampunan.Tentu saja, istilah hak di sini tidak bisa disamakan dengan poin pertama. Sebab, tentu saja istilah “hak” di sini tidak bisa dilawankan dengan kewajiban syar’i, yag berarti Tuhan “berdosa” jika tidak melaksanakannya. Tetapi hal ini lebih pada prinsip keadilan, yang mana Allah swt dengan keadilan-Nya akan memberikan ganjaran kepada  siapa yang beramal saleh dan menghukum siapa yang berbuat maksiat.
Begitu pula, secara hakiki kita tak memiliki hak di hadapan Tuhan. Sebab pada dasarnya ibadah yang diperintahkan Allah swt tak lain merupakan sarana untuk menyempurnakan manusia. Secara fitrah setiap manusia menginginkan kesempurnaan bagi dirinya, dan mengejar kesempurnaan itu sesuai dengan potensi dan kemampuannya masing-masing. Dalam Islam, kesempurnaan manusia terletak pada kedekatanya di sisi Allah swt, yakni ketakwaan, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa”. Untuk meraih itu tentu harus dengan melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi larangan-Nya. Di sinilah, Allah dengan keadilan dan kebijaksanaan-Nya mengirim para Nabi untuk mengajarkan kepada manusia cara beribadah dan melaksanakan hukum-hukum ilahi. Jadi, peribadatan dan hukum-hukum agama adalah pertologan ilahi kepada manusia untuk mengantarkan manusia pada kesempurnaannya secara benar. Lalu, layakkah kita menuntut lagi balasan atas ibadah-ibadah kita, padahal seluruh ibadah itu semuanya adalah bantuan Tuhan kepada kita?
Ketiga, hak antara Tuhan dan hambaadalah doa dan pegabulannya.Hak jenis ketiga ini adalah hak timbal balik. Manusia berdoa, Tuhan mengabulkan. Namun, adakalanya manusia kecewa karena menganggap doanya tidak dikabulkan Tuhan. Apakah ini berarti Tuhan ingkar janji? Tentu tidak! Mustahil Tuhan mengingkari janji yang dibuat-Nya. Tetapi yag terjadilah adalah, setiap pengabulan doa memiliki syarat dan ketentuan atau prosedurnya sendiri. Seseorang bertanya kepada Sayidina Ali bin Abi Thalib, bukankah  Allah berfirman ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (Q.S. al-Mukmin: 60), lalu mengapa ketika kami berdoa, tetapi tidak dikabulkan? Sayidina Ali menjawab, “Sebab hati kamu keliru dalam delapan hal: (1). Engkau mengenal Allah, tetapi tidak memenuhi hak-Nya; (2). Engkau beriman kepada Rasul-Nya, tetapi menentang sunnahnya; (3). Engkau membaca kitab-Nya, tetapi tidak beramal dengannya; (4). Engkau takut kepada neraka, tetapi selalu berbuat dosa yang mendekatkanmu kepadanya; (5). Engkau ingin masuk surga, tetapi banyak berbuat maksiat yang menjauhkanmu darinya; (6). Engkau makan rezeki-Nya, tetapi tidak mensyukurinya; (7). Engkau menyatakan memusuhi setan, tetapi menjadi temannya; (8). Engkau melihat kesalahan orang lain, dan melupakan dosamu sendiri. Maka bagaimana mungkin Allah mengabulkan doamu, sementara engkau sendiri menutup pintu pegabulannya. Karenanya, berkatakwalah kepada Allah dan tingkatkan amal ibadah, sucikan niat dan laksanakan amar ma’ruf nahi munkar, barulah Allah mengabulkan doa-doa kita.
Jadi, kalau mau doa kita dikabulkan, perhatikanlah kedelapan hal tersbut.
Sekian dan terima kasih

Hilafah

Anda kenal Sistem Khilafah?
Mulai dari mereka yang benar-benar melakukan gerakan nyata mewujudkannya seperti DI/TII, JI, NII, Hizbut Tahrir atau yang secara tidak langsung mendukungnya seperti FPI, FUI, MUI dan PKS.

Bagi mereka, hukum Islam yang datang dari Allah dan ditegakkan dalam negara Khilafah adalah superior diatas semua hukum manusia. Jadi bila Indonesia menerapkan sistem khilafah, pasti semua permasalahan di negeri ini akan teratasi. Detilnya bagaimana? tidak jelas..

Sudahlah, saya tidak membahas lebih lanjut tentang detil negara khilafah dan bagaimana bisa diterapkan di Indonesia. Saya akan menuliskan bagaimana Negara Khilafah dalam catatan sejarah dunia.

Khilafah di Masa Rasulullah

Negara Islam secara efektif berdiri setelah Nabi berhijrah dan membentuk pemerintahan di kota Madinah.

Bagaimana struktur pemerintahannya?

Nabi tinggal di samping masjid, salah satu kegiatan rutin beliau adalah memberi pengajian di masjid dengan audience-nya adalah jamaah muslim yang ada. Bila ada masalah kenegaraan, Nabi dan para sahabat membahasnya ditempat itu juga dengan audience yang sama. Nabi menerima laporan dan memberikan perintah negara di masjid beliau.

Menjadi kepala negara sepertinya adalah pekerjaan sambilan Nabi. Nabi tidak memusatkan perhatiannya untuk membangun institusi kenegaraan yang mengurus negara. Tidak ada pos-pos kementrian, tidak ada organisasi militer, tidak ada tentara dan aparat yang digaji negara.

Pengurusan negara dilakukan seperti sebuah kepanitiaan. Jika ada suatu proyek negara, misalnya perang, pengumpulan zakat dan lain-lain, nabi menunjuk seorang sahabat untuk memimpinnya, sedangkan sahabat yang lain akan membantunya dalam struktur yang lepas. Semuanya dilakukan secara sukarela, tidak ada gaji, tetapi bila ada keuntungan (misalnya pampasan perang) mereka akan mendapat bagiannya.

Pusat pemerintahan adalah Nabi, beliau memegang kekuasaan eksekutif, yudikatif dan legislatif. Jika Nabi telah memutuskan, maka “sami’na wa ato’na” – dengarkan dan laksanakan. Tidak ada lembaga kontrol. Jika Nabi salah, Allah sendiri yang akan menegur melalui wahyunya atau malaikat. Kontrol dari Allah.

Sebelum mengambil keputusan, beliau kadang meminta pendapat para sahabat. Akan tetapi keputusan terakhir mutlak ditangan Nabi, beliau tidak terikat dengan masukan dari sahabat. Bisa jadi keputusan Nabi berbeda dengan masukan sahabat, tetapi setelah nabi menetapkan, wajib bagi umat Islam untuk taat kepada keputusan Nabi.

Pemerintahan yang berpusat pada Nabi ini kacau saat Nabi wafat. Terjadi kebingungan, kepanikan diantara para sahabat. Nabi tidak pernah menentukan siapa penggantinya, dengan cara bagaimana penggantinya dipilih dan apa saja wewenang penggantinya.

Akibat kebingungan ini, jenazah nabi baru dikuburkan tiga hari setelah Nabi wafat.

Suatu ironi, mengingat semasa hidupnya Nabi selalu memerintahkan penguburan sesegera mungkin umatnya yang meninggal.

Khilafah di Masa Khulafaur Rasyidin (631M – 661M)

Khalifah pertama setelah Nabi adalah Abu Bakar, beliau dipilih dari hasil musyawarah para sahabat.

Suksesi pertama ini adalah terobosan besar umat Islam dalam berpolitik yang belum ada contohnya di berbagai kebudayaan lainnya. Ketika dunia masih memilih seorang Raja/Kaisar karena ia adalah anak dari Raja/Kaisar sebelumnya, umat Islam memilih pemimpin karena kualitas dan kapasitas pribadi pemimpin tersebut.

Prinsip suksesi ini terulang dalam periode Khulafaur Rasyidin ini, walau dengan metode yang berbeda-beda. Berikut ini daftar Khalifah dalam periode ini beserta metode pemilihannya:

Abu Bakar, dipilih dalam musyawarah para sahabat.Umar Bin Khatab, ditunjuk Abu Bakar sebelum beliau meninggal.Usman Bin Affan, dipilih oleh tim formatur yang dibentuk Umar.Ali bin Abi Thalib, dipilih dalam musyawarah para sahabat.

Dalam organisasi pemerintahan, para sahabat mulai membangun struktur pemerintah secara profesional. Mulai dibentuk tentara profesional dan aparat negara yang digaji negara, dibentuk semacam kementrian untuk lebih fokus mengurusi kepentingan negara.

Dalam pengambilan keputusan, mereka meniru apa yang dijalankan Nabi yaitu pemusatan semua kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif ditangan pemimpin tertinggi, yaitu Khalifah.

Tidak ada lembaga kontrol. Jika Khalifah dianggap salah, para sahabat senior akan menegur Khalifah, akan tetapi hal itu tidak mengikat Khalifah. Kekuasaan Khalifah adalah mutlak.

Perbedaan pendapat akan selalu ada di sistem manapun. Dan dimana tidak ada mekanisme kontrol untuk kepala negara, perbedaan pendapat bisa menjadi suatu hal yang berbahaya.

Dari 4 orang Khalifah, 3 orang meninggal dibunuh oleh lawan politiknya. Hanya Abu Bakar yang meninggal wajar. Suatu sistem yang berbahaya atau bisa dikatakan kacau, dimana 75% kepala negaranya dibunuh karena konflik kepentingan.

Pada akhir masa Khulafaur Rasyidin, Negara Islam telah menjelma menjadi imperium raksasa, menelan imperium Romawi dan Persia yang ada sebelumnya.

Kekuatan militer menjadi unsur penentu untuk penguasaan wilayah yang luas tersebut.

Muawiyah yang secara de-facto menguasai sebagian besar militer negara dan berseberangan secara politik dengan Ali, mengambil kesempatan saat Ali tewas dibunuh.

Ia mengangkat diri menjadi Khalifah. Ia mengakhiri tradisi suksesi pada periode Khulafaur Rasyidin, yaitu pemimpin dipilih berdasarkan kapasitas pribadinya.

Ia memulai periode dimana jabatan Khalifah direbut oleh kekuatan militer dan diwariskan secara turun-menurun.

Khilafah di Masa Dinasti Keluarga (661 M – 1924 M)

Pada periode ini negara Islam berkembang pesat dalam penguasaan wilayah dan penguasaan ilmu dan teknologi. Dari banyak wilayah barunya, Islam banyak menyerap banyak pengetahuan yang ada di sana. Tradisi intelektual Yunani, teknologi dan birokrasi Persia dan Romawi diserap dan dikembangkan lebih lanjut dalam bendera Islam.

Dalam masa ini berbagai macam ilmu berkembang pesat. Kemakmuran meningkat. Islam tumbuh menjadi superpower dunia, pusat peradaban dunia. Banyak kitab-kitab hukum, ilmu pengetahuan, kedokteran dan filsafat disusun dan menjadi rujukan utama sepanjang masa bagi umat Islam.

Wilayah Khilafah Islam pada tahun 1683

Dalam sistem pemerintahan, Islam mengadopsi sistem yang terbukti stabil, yaitu sistem kerajaan.

Khalifah adalah Raja/Kaisar versi Islam, ia menjadi Khalifah karena mewarisi jabatan ini dari ayahnya yang Khalifah. Para bangsawan ditempatkan dalam posisi-posisi strategis untuk melanggengkan kepentingan keluarga.

Dalam pemerintahan, Khalifah adalah memegang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ia mungkin mengangkat beberapa ulama terkemuka sebagai penasehatnya, akan tetapi kekuasaan mutlak ada di tangan Khalifah, is tidak bisa dikontrol oleh apapun.

Dalam sejarah tercatat beberapa Dinasti berkuasa. Ceritanya sama, para pendiri dinasti adalah tokoh kuat yang merebut kekuasaan dari penguasa sebelumnya dan kemudian mewariskan kekuasaan itu ke keturunannya.

Berakhirnya Era Para  Raja, Berakhirnya Khilafah Islam

Api pengetahuan filsafat dan pengetahuan yang dinyalakan Islam, pada saatnya sampai pula di dataran Eropa. Renaissance timbul di Eropa, Eropa yang Kristen mengejar ketertinggalan mereka dari dunia Islam. Berbagai ilmu berkembang pesat.

Armada kapal perang Khilafah Islam saat Perang Dunia I

Salah satu hal penting yang bangkit di Eropa adalah kesadaran bahwa tidak ada hak istimewa kaum bangsawan dalam menguasai negara, bahwa dengan pendidikan, semua orang bisa mempunyai kapasitas yang diperlukan untuk memimpin. Bahwa negara berdiri berdiri untuk mewakili kepentingan warganya dan bukan hanya kepentingan raja dan kelompok bangsawan.

Negara bangsa muncul, revolusi Perancis memulai disingkirkannya hak-hak istimewa Raja dan bangsawan. Berbagai negara bangsa muncul menggantikan kerajaan.

Kerajaan yang tertinggal mulai membatasi hak-hak Raja dengan beralih menjadi Monarki-Konstitusional.

Kekhalifahan Ottoman adalah satu dari segelintir imperium yang bertahan dengan Monarki–Absolut, dimana kekuasaan Raja/Khalifah adalah absolut. Khilafah Islam adalah salah satu benteng terakhir era negara para Raja.

Perang Dunia I mengoyak Eropa, menghancurkan dan menuliskan ulang batas-batas negara.

Perang ini begitu hebat, belum ada skalanya dalam sejarah. 40 juta orang mati, 4 imperium yang mempunyai akar hingga perang salib terhapus: Kekhalifahan Ottoman (Islam), Kekaisaran Jerman (Kristen), Tsar Rusia (Kristen), dan Imperium Austro-Hongarian (Kristen). Belasan negara bangsa baru muncul di bekas imperium tersebut. Tak ada lagi Monarki-Absolut di Eropa yang ada yang tersisa adalah Monarki-Konstitusional.

Khalifah terakhir saat meninggalkan Istana

Benang Merah Sistem Khilafah

Dari tiga era Khilafah Islam ada benang merah yang bisa ditarik sebagai berikut:

Khalifah adalah Muslim dan memerintah berdasarkan hukum yang ditafsirkan dari Qur’an & Hadits. Penafsiran dilakukan oleh ulama yang dianggap menguasai ilmu agama. Kondisi dan aspirasi rakyat dianggap dapat diwakilkan dengan pertimbangan ulama.Warga non muslim diakomodasi dalam negara, akan tetapi tidak mempunyai hak untuk dipilih sebagai pimpinan lembaga yang strategis.Khalifah memegang kekuasaan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.Khalifah berkuasa seumur hidup dan tidak ada lembaga yang bisa menurunkan Khalifah ditengah masa jabatannya.Tidak ada manusia atau lembaga yang bisa mengontrol Khalifah. Khalifah mungkin membentuk lembaga penasehat atau meminta masukan ulama, akan tetapi keputusan terakhir ada ditangan Khalifah. Diantara para Khalifah, hanya Nabi yang mempunyai kontrol, yaitu Allah yang bisa menegur dan memerintahakan Nabi untuk memperbaiki kesalahannya.Pendapat atau kepentingan rakyat dan siapapun tidak penting, karena sifatnya adalah masukan dan tidak mengikat Khalifah. Rakyat hanya boleh berharap kemurahan hati sang Khalifah.

         Jadi
Apakah layak mengganti sistem demokrasi di Indonesia dengan sistem otoriter yang bernama Khilafah? Anda pilih sendiri jawabannya
Terimakasih wasalam.....

Quran & Taurat

Jika demikian, apakah boleh menjadi seorang Muslim dan bukan orang Kristen?

Apakah Islam di dalam Alkitab?

Agama akhir zaman dalam nubuat Alkitab

Agama akhir zaman akan menjadi salah satu di mana nabi palsu akan menipu seluruh dunia dan menyebabkan dunia menyembah Antikristus dengan melakukan mukjizat seperti menarik api dari langit. Agama ini sudah ada tapi akan dibuat universal oleh kuasa yang diberikan Antikristus dan nabi palsu oleh setan. Alkitab tidak secara khusus mengatakan kepada kita apa agama itu akan dipanggil, tapi kita dapat menentukan apa yang akan terjadi dengan melihat fakta-fakta. Dunia ini cukup banyak didominasi oleh agama Kristen dan Islam (lebih dari separuh populasi dunia digabungkan). Sementara Hinduisme, Ateisme dan Komunisme membentuk sebagian besar sisanya, tidak tampak bahwa mereka akan memainkan banyak peran pada akhirnya.

Christianity today is full of churches proclaiming that all religions worship the same God and therefore we should embrace them. The Catholic church promotes that idea with Interfaith doctrine and goes as far as to state in the Catechism that the Muslims worship the same God as Christianity and therefore will enjoy the same salvation equally. This means that they think it doesn't matter if you're a Christian or a Muslim and that you can find salvation through either religion.

The Muslims, on the other hand, have no such belief. In fact, Muslim doctrine teaches that Jesus is just a prophet, not the manifestation of God in the flesh, and that He will return at the end time to teach Christians the Muslim way and convert them. The prophecies of the Bible and the Muslim prophecies concerning the Antichrist (the Muslim Mahdi) and the false prophet (the Muslim Jesus) mirror each other but the good guys of Islam are the bad guys of the Bible. This is a very good indication that the Antichrist will rise as the Mahdi of Islam and will unite the Christian world with him via the false prophet and create a global Islamic religion. The Bible tells us that this end time religion will be forced upon people or they will be killed if they refuse. The Muslim prophecies tell us that the Muslims will kill any who won't convert to Islam.

The Bible tells us that the world will be fooled by the false prophet performing miracles in the sight of men, like pulling fire from the sky. The false prophet will seem to everyone to have Godly power and will fool everyone into worshiping the Antichrist.

Is Islam really a true religion worshiping the same God as Christianity?

I had to ask myself this question:  who is the God of Islam?  Is it really the same God that Abraham worshiped as they want us to believe?

It is asserted by Muslims that the Meccan Arabs are descendents of Ishmael, the son of Abraham. They also claim that Ishmael settled in Mecca where he, along with Abraham, built the Kabah and passed on the religion of the true God to his offspring. It is believed that throughout time the Ishmaelites perverted the worship of the true God, not by abandoning their belief in him, but by adding other gods in their worship, thus perverting the religion of the God of their father Ishmael.  It is actually provable that this is not true, as I will show you.

The pagan moon god

The Baal of the Old Testament

Moon worship

In the Old Testament, near Israel's beginnings, worship of a false God called Baal began, and consisted of worshiping the heavenly bodies, of which the moon is the largest in the sky.  The Biblical and historical evidence shows that the Moabites worshiped Baal. The pre-Islamic and Muslim sources show (a) that the Meccans took over the idol Hubal from the Moabites and (b) that Allah and Hubal are actually identical.  Thus, whether the Meccans are Ishmaelites or not, the evidence is still strong and sufficient to conclude that Muhammad's Allah is actually Hubal, i.e., the Baal of the Moabites and thus not the God of the Bible. Muhammad incorporated the characteristics and names of various other gods into his new monotheistic message about Allah, but he apparently started the construction of Allah with Hubal, the chief god of the Meccans.

The pagan moon god

Hubal Baal Moon worship

Moon worship

The pre-Islam pagan Arabs worshipped the Moon-god Allah by praying toward Mecca several times a day; making a pilgrimage to Mecca; running around the temple of the Moon-god called the Kabah; kissing the black stone; killing an animal in sacrifice to the Moon-god; throwing stones at the devil; fasting for the month which begins and ends with the crescent moon; giving alms to the poor, etc.

If you have read the news in recent months, you know that modern day Muslims practice these very rituals.

Notice the crescent moon in all the old imagery? Just like the symbol of Islam today...

The Kaaba

The modern Islamic Crescent Moon

Hubal Baal Moon worship

The Muslims are worshiping the same false god that people have been worshiping since early times as far back as Israel's beginnings.

Most importantly, Muslims say you don’t need to believe in Jesus Christ to be saved!  Muslims will admit that Jesus Christ was a true prophet, but deny that He was the Messiah (although some Western Muslims will say He was anointed), they will deny that He was God manifested in the flesh as of the Son of God (John 1:14), and they will deny that He died on the cross and rose again.  Does that make sense?  Absolutely not! That belief cannot be truth because Jesus Christ Himself said He was the Messiah, and said He was the Son of God!

John 4:26 Jesus saith unto her, I that speak unto thee am he.

John 9:35 Jesus heard that they had cast him out; and when he had found him, he said unto him, Dost thou believe on the Son of God? 36 He answered and said, Who is he, Lord, that I might believe on him? 37 And Jesus said unto him, Thou hast both seen him, and it is he that talketh with thee.

That would make Him a false prophet according to the Muslim beliefs!  How twisted is that?  But it’s a lie believed by one and a half billion people.  We absolutely must believe that Jesus Christ is God manifest in the flesh, was crucified for our sins and rose again.  This is the gospel!

John 8:24 I said therefore unto you, that ye shall die in your sins: for if ye believe not that I am he, ye shall die in your sins.

John 3:18 He that believeth on him is not condemned: but he that believeth not is condemned already, because he hath not believed in the name of the only begotten Son of God.

Acts 4:12 Neither is there salvation in any other: for there is none other name under heaven given among men, whereby we must be saved.

There is no salvation in any other name but Jesus!  Not Mohammed, not Buddha; no other name…

Islam goes even further than simple disbelief, and says that the name of Jesus is "the most awful name".

Hadith Sahih Bukhari, Volume 8, Book 73, Number 224: Narrated by Abu Huraira

Allah's Apostle said, "The most awful name in Allah's sight on the Day of Resurrection, will be (that of) a man calling himself Malik Al-Amlak (the king of kings)."

Now, according to the Word of God: 1 Tim 6:15, Rev 17:14 and Rev 19:16, Jesus Christ is the King of Kings and Lord of Lords.

This means that Muslims are instructed to hate the Jesus of the Bible.

The word Islam means "submission".  Not only in the sense of submission to Allah, but in the sense of making everyone submit to the rule of Islam.  Islam is about subduing the world and making it submit.  The Muslims believe that Mohammed is the exemplar of right conduct.  They aspire to be like him in the same manner that Christians aspire to be like Jesus.  Mohammed said to spread, through warfare, the rules of Islam.  Mohammed became increasingly violent during his career and spent 10 years in Medina creating an army to overthrow his homeland, Mecca, after he was ran off by the pagans in 622 AD.  He killed thousands of people and subdued Arabia through war.  Muslims are encouraged to commit acts of heroism in combat.  They are promised that those who kill and are killed will be rewarded with paradise.  This is the basis for suicide bombers.  They believe that since they are killing while they are killed that the sin of suicide is covered by the martyrdom of their action and, as such, they will be rewarded in heaven.  Islam is a religion of political rule, a system of government.  It is not about a personal relationship with Allah, it is about bringing the world under submission to its rule.

The Quran (Koran) was written over time during the life of Mohammed (conveyed or recited by him).  He started as a peaceful man, but as time went on he changed many of his values.  As he became increasingly violent, his writings matched his attitude.  The correct interpretation of the Quran is to take any conflict in doctrine, of which there is a whole lot, and replace an older verse with the latest one, supplanting it's meaning with the more recent version in a process called abrogation.  The problem is that the Quran is compiled from the longest Sura to the shortest, so it's nearly impossible to know which conflicting verse to believe or obey.  The Muslims have a whole committee of scholars to interpret the Quran and decide which verses were written first and the succession of them to the last.

If you think Islam is a religion of peace, as they claim, just look at all the wars they are involved in today, in Europe, China, Africa, etc., and the mindset of Muslims as a whole as they chant "Death to Israel, Death to America", while they are working toward their goal of subduing the world.  Islam is a religion of peace only when they have conquered the world and subjected it to the rule of Islam. Also, if the son of the ruler of Hamas says that Islam has no moderates, then I believe him.

Death to Israel and America

Domination

Jihad

Now, on a side note, Mosab Hassan Yousef (the son of the ruler of Hamas) made the point that there is no moderate Islam in those that truly adhere to their faith, but this does not include the phony Muslims.

The three types of moderate Muslims:

By phony, I mean those who do not truly believe but identify as Muslim for cultural reasons, maybe out of fear for their life, because their family is Muslim. Does this mean they are "moderate"? No, they will do whatever it takes to continue making their relatives believe that they believe, mostly out of self-preservation. These are they that will encourage their devout brother to commit the atrocities that they themselves do not want to do. Don't expect these so called "moderates" to stop their devout brother, or do anything to save you.The second type are those who do not truly understand their own religion. I have seen and heard many testimonies of ex-Muslims who did not understand their own religion. And, I recently saw a video of a man talking about how he, as a Muslim, thought his religion was a peaceful religion, but as he grew to understand Islam and read the Quran, he came to understand that it is not a peaceful religion and that he was actually instructed to kill for Allah.  This is a great example of how many Muslims, like Christians who never read their Bible, do not understand their own religion, and how the Imams (preachers of Islam) use the practice of Taqiyya (lying to assist the ascendency of Islam) on their own people and lure them in with promises of peace and love while they hope to bring them in deeper and turn them into devout Muslims who will die for them.The third type are those who are purposefully and deceitfully practicing Taqiyya (deceit to assist in the ascendency of Islam).  This is used by Muslims to placate those who would be a threat until they can either over-power them or defeat them from within by infiltrating their society.  The leaders of Islam even use this on new Muslim converts to lure them in, and then slowly lead them to stronger and stronger doctrine as they become devout Muslims.

See this page to read more: Is Islam a violent religion?

Do they really expect us to believe they worship the same God that Christians do?

The religion of the end time in Islamic prophecy vs the Bible

There is ample evidence that the Islamic religion will be the false religion of the End Time used the by biblical Antichrist. Here's why I think so:

The Islamic/Muslim prophecies are a parallel but opposite mirror of biblical prophecy concerning the End Time. The Muslim good guys are the Bible's bad guys.

The Muslim prophecies listed here are found in the Quran and the Sunnah. Some believe Mohammed was possessed by a demon who gave him these parallel prophecies (Mohammed actually said that he feared he was possessed), but it could simply be that he had a copy of the book of Revelation and patterned this all after the Bible so as to look authentic. Personally, I believe he was either possessed or given this information and guided to build the Islamic religion by a demon or the devil himself.

Take a look at the following list:

Much of the teaching in Islam comes from the Hadith and Sunnah. It's not like the Bible where I can just give you a verse to read. As such, the Islamic prophecies listed are from multiple sources. They all come from the Q'uran, Hadith, Sunnah and other Muslim sources - see references below

Please remember that these Islamic prophecies are not biblical but they show how very deeply the Muslims of the world will be fooled because they mirror so closely what will actually happen, and it will seem as if their prophecies are coming true even though they are supporting the devil and his Antichrist.

Bible: The Antichrist is an unparalleled political, military, and religious leader that will emerge in the last days. - Dan 8:24-25, Dan 11:40, Rev 13:7-8

Islam: The Mahdi is an unparalleled political, military, and religious leader that will emerge in the last days.

Bible: the False Prophet is a secondary prominent figure that will emerge in the last days who will support the Antichrist.- Rev 13:11-15, Rev 19:20, Rev 20:10

Islam: the Muslim Jesus is a secondary prominent figure that will emerge in the last days to support the Mahdi.

Bible: The Antichrist and the False Prophet together will have a powerful army that will do great damage to the earth in an effort to subdue every nation and dominate the world. - Rev 13, Dan 7:7, Dan 7:23

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus will have a powerful army that will attempt to control every nation of the earth and dominate the world.

Bible: The False Prophet is described essentially as a dragon in lamb's clothing. - Rev 13:11

Islam: The Muslim Jesus comes bearing the name of the one that the world knows as 'The Lamb of God, Jesus Christ." Yet the Muslim Jesus comes to murder all those who do not submit to Islam.

Bible: The Antichrist and the False Prophet establish a new world order. - Rev 13:16-17

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus establish a new world order.

Bible: The Antichrist and the False Prophet institute new laws for the whole earth. - Dan 7:25, Rev 13

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus institute Islamic law all over the earth.

Bible: The Antichrist is said to "change the times." - Dan 7:25

Islam: It is quite certain that if the Mahdi established Islam all over the earth, he would discontinue the use of Saturday and Sunday as the weekend for days of rest but rather Friday, the holy day of Islam. Also, he would most certainly eliminate the Gregorian calendar and replace it with the Islamic calendar used in every Islamic country.

Bible: The Antichrist and the False Prophet will both be powerful religious leaders who will attempt to institute a universal world religion. - Rev 13:12

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus will institute Islam as the only religion on the earth.

Bible: The Antichrist and the False Prophet will execute anyone who does not submit to their world religion. - Rev 13:15

Islam: Likewise, the Mahdi and the Muslim Jesus will execute anyone who does not submit to Islam.

Bible: The Antichrist and the False Prophet will specifically use beheading as the primary means of execution for non-conformists. - Rev 20:4

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus will use the Islamic practice of beheading for executions.

Bible: The Antichrist and the False Prophet will have a specific agenda to kill as many Jews and Christians as possible. - Rev 13:7, Dan 7:21, Dan 11:30

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus hate Jews and Christians and will kill as many as possible until only a few are left hiding behind rocks and trees.

Bible: The Antichrist and the False Prophet will attack to conquer and seize Jerusalem (the battle of Armageddon). - Rev 16:14, Rev 18:19, Ez 38:16

Islam: The Mahdi and the Muslim Jesus will attack to reconquer and seize Jerusalem for Islam.

Bible: The Antichrist will set himself up in the Jewish Temple as his seat of authority (the abomination of desolation). - 2 Thess 2:4, Dan 11:45, Dan 9:26-27, Dan 11:31, Dan 12:11, Matt 24:15

Islam: The Mahdi will establish the Islamic caliphate from Jerusalem.

Bible: The False Prophet is said to do many miracles to deceive as many as possible into supporting the Antichrist. - Rev 13:13-14

Islam: The Mahdi himself is said to control the weather and the crops. His face is said to glow. We can also assume that since Jesus is viewed as having been empowered by Allah to work miracles when He was here on earth the first time, He will most likely be expected to continue to do so when He returns.

Bible: The belief at the time of Muhammad (and still believed by some people today) was that the Antichrist is described as riding on a white horse in the Book of Revelation. - Rev 6:2

Islam: The Mahdi is described as riding on a white horse (ironically in the same verse in Revelation).

Bible: The Antichrist is said to make a peace treaty (with many) with Israel for seven years (the Confirmation of the Covenant). - Dan 9:27

Islam: The Mahdi is said to make a peace treaty through a Jew (specifically a Levite) for exactly seven years.

Bible: Jesus the Jewish Messiah will return to defend the Jews in Israel from a military attack from a vast coalition of nations led by the Antichrist and the False Prophet (the battle of Armageddon). - Rev 19:11-16, Dan 7:9-13 and 22, Dan 2:34, Dan 2:44-45

Islam: The Dajjal, the Islamic Antichrist, will gain a great Jewish following and claim to be Jesus Christ and fight against the Mahdi and the Muslim Jesus.

Bible: The antichrist spirit specifically denies the most unique and central doctrines of Christianity, namely the divinity of Jesus, the incarnation of God in the flesh, and the substitutionary death of Jesus on the Cross. - Dan 11:30 - Makes war with the saints as shown in above scriptures - The world today is trying to make Jesus unimportant and deny that He is God Himself

Islam: Islam doctrinally and spiritually specifically denies the most unique and central doctrines of Christianity, namely the divinity of Jesus, the incarnation of God in the flesh, and the substitutionary death of Jesus on the Cross.

Bible: The primary warning of Jesus and the Apostle Paul was to warn Christians of the abundance of deceit and deception in the last days. - Matt 24:24, Matt 24:11, Col 2:8, 2 Cor 11:3, 2 Thessalonians 2:10, 1 Tim 4:1-2, Titus 1:16

Islam: Islam is perhaps the only religion on earth that practices deceit as one of its tools to assist its own ascendancy. It actually has a specific doctrine which allows and even calls for deception to be used to achieve its desired end.

Bible: From the Bible and history we learn that the final Antichrist empire will be a revived version of the empire that succeeds the Roman Empire (the iron mingled with clay of Daniel 2). - Dan 2:31-45

Islam: The empire that succeeded the Roman Empire was the combined Holy Roman Empire in parallel with the Islamic Ottoman Empire.

Bible: When the Antichrist emerges, a system will already exist poised to receive him as a savior and to give allegiance to him. - From Rev 13 and 17, Dan 11 and events that we know will happen, like the 6th trumpet war, we can see how the Bible shows us this is all being orchestrated right now with the "New World Order" and many other things.

Islam is already the second largest religion and combined with Christianity constitutes over half of the worlds population. Islam awaits the coming of the Mahdi with universal anticipation. The Catholic church and many Christian churches believe that the Muslims will be saved just like Christianity will be, and believe that they worship the same God as Christianity. It's a very short step to convert to Islam if that is believed to be the truth.

Now, this is the kicker... the cement that holds it all together... this shows us how it will all happen...

Understanding how the Muslims of the world will be fooled so badly by the False Prophet and the Antichrist becomes even more mind blowing when we understand how the Catholics of the world will also fall into this same trap:

It is incredibly eye-opening to learn that Catholic prophecy bears a very similar mirror of Biblical prophecy, where the Antichrist will be the "Great Monarch" and will be promoted by an "Angelic Pope" and they will fight the real Jesus (believing He is their antichrist) much the same as with Islamic prophecy. Thus, Catholics will be prone to the same exact deception as Muslims and will think it's their prophecy coming to pass when in fact it's the Bible's Antichrist and False Prophet causing the world to worship the Beast which is essentially Satan.

There are thousands of "prophecies" that have come from Catholics over the last 1700 years, and many conflict with each other, but there is a central theme of belief in The Great Monarch (which some believe is the second coming of Apollo), and the last Pope (St Malachy's prophecy of the 112th Pope, who just happens to be the current Pope Francis), and that this last Pope will work with the final emperor (The Great Monarch) to drive apostates out of Islam, Judaism and Christianity to combine all religions into one global religion.

As we've seen with Islamic prophecy, the devil engineered it so closely with Biblical prophecy that it will fool the world into believing it is their prophecy coming to pass when in fact it will be the opposite and will be the Antichrist and False Prophet as told to us in the Bible.

Catholic prophecy mirrors Islamic prophecy of the Muslim Jesus (the final Pope) and the Mahdi (the final emperor) and the Dajjal (the real Jesus) when He returns to destroy the enemies of God.

So, it's a mind blowing revelation to learn how all these things will work together to fool the entire world!

Common belief is that this final emperor will appear on the scene at the same time as the final Pope.

Democracy will be seen as a failed system and the world will be ready to accept a socialist monarchy (already happening among the Western World's youth).

A "just war" will take place to drive out the "apostates", which will end up being WW3, the 6th Trumpet War of the Bible, and will kill over 2 billion people.

It is very likely that this war is that which causes the world to feel enough fear to put themselves in the hands of the Antichrist, whom the Bible tells us will obtain his kingdom and power by flatteries, and his brilliance with "a mouth speaking great things", and "by peace" will destroy many.

In the name of peace he will be fighting wars and subduing the world that did not already give him their allegiance. The Bible shows us the Lion, Bear and Leopard (most likely Britain, Russia and Germany) will align with the kingdom of the Antichrist (10 Islamic kings who give him their power), and these combined powers will subdue the remaining nations of the world.

Rome, and the Great Whore (the Vatican) will ride upon this union and the False Prophet will cause the world to worship the Antichrist through miracles done in the sight of men by the power of Satan.

We know from Biblical prophecy that the last ruling "broken, divided" co-empire was and is the Holy Roman / Islamic Ottoman empire, and that it will be the last kingdom ruling when Jesus returns. It is very likely that the Pope will crown the Antichrist (The Great Monarch) as King of the Holy Roman Empire.

Pope Francis has called the world to "get ready for the end time" and appears to believe these Catholic prophecies and may even see himself as the earths savior and believes himself to be this prophesied Pope.

He is the greatest promoter of Interfaithism and is working very hard to bring the world under a One World Religion, and the New World Order.

He has had Islamic prayer in the Vatican, has been to prayer in Islamic Mosques, and has met with the top Islamic Imam stating the "the meeting itself is the message".

Pope Francis is the "Evangelical Pope" and many Christian churches are following him and going back to their mother (the Great Falling Away). The new Christian church of today is becoming Chrislam and fulfilling prophecy by going back to their "mother of harlots".

We are well into, and well on the way to further Biblical fulfillment...

Jesus will be coming soon!

We can see that the whole world will be fooled by the false prophet and the Antichrist, including the Muslims and the Catholics! The Muslims will believe it is their Mahdi, while the rest of the world will follow the interfaith movement into believing that being a Muslim is the same as Christianity in that we all worship the same God and therefore will enjoy the same salvation. As stated, the Catholic church has already included Islam as part of God's people and many Christian churches are following this belief. This means that everyone who is fooled by this will think it's perfectly ok to convert to Islam.

Now, should we hate Muslims because they worship a false god and hate the lord Jesus?

Absolutely not.

It is our job to try to help those Muslims who think it's a peaceful religion to understand the truth of it. This does not mean we should be ok with a false religion by any means, but that we should talk to any who are willing to listen and help them to understand, if at all possible.

Much of the teaching in Islam comes from the Hadith and Sunnah. It's not like the Bible where I can just give you a verse to read. So here are the references for finding this information.Islamic References:

The Quran (Koran)

Sahih Al-Bukhari translated by M. Muhsin Khan

Sahih Muslim translated by Abdul Hamid Siddiqui

Sunan Abu-Dawud translated by Prof. Ahmad Hasan

Sunnah al Fiiliyyah

Sunnah Qawliyyah

Sunnah Taqririyyah

Books:

Malik's Muwatta translated by Aisha Abdarahman at-Tarjumana and Yaqub Johnson

Hadhrat Esa (Alaihis Salaam) - The Truth Revealed

Signs of Qiyamah by Mohammed Ali Ibn Zubair Ali

Major Signs of Qiyamat by Mufti Afzal Hoosen Elias

Ali Akbar - Israel and Prophecies of the Holy Quran

Gharm-Allah El-Ghamdy - Signs of the Last Hour

Dr Suhaib Hasan - "50 Signs of the Day of Judgment from the Words of Allah & His Messenger"

Veliankode - Doomsday Portents and Prophecies

Al-Sadr and Mutahhari - The Awaited Savior

Kabbini - Approach of Armageddon

Yahya - Jesus Will Return

Al-Misri - Reliance of the Traveller

What will the world of the end time look like?

The nations of the end time

The empires of the world from Babylon to today were foretold and since we live in a time where history proves what those prophecies were, we have the unique pleasure of seeing prophecy unfold.

The book of Daniel gives us two symbolic pictures of the end time governments.

In one perspective we see that there will be 4 kingdoms in existence at the end time and they will exist when Jesus returns, conquers them, and sets up His kingdom on the earth. These kingdoms mentioned specifically are Britain, Russia, Germany, and the final government of the New World Order that the Antichrist will rule.

In the other perspective we see that the Medes and the Persians rule after Babylon, then the Greek empire, then the Roman, and finally the Holy Roman / Islamic Ottoman co-empires. Both of these final empires together comprised the total area controlled by the Roman Empire. From the Bible and history we learn that the final Antichrist empire will be a revived version of the empire that succeeds the Roman Empire.

The Bible tells us that this final (divided, co-empire) will be used as the world government of the Antichrist and his false prophet. The Antichrist will bring the Muslim world together, reviving the Ottoman empire, while the false prophet will bring in Europe, reviving the Holy Roman empire, and the two will unite them as one. The Bible tells us that the Antichrist will rule the whole world, but it also says that during this last 3.5 years he will be fighting wars as he conquers more and more nations. Not all nations will fall under his rule in so short a time (the area which is now Jordan is one that is specifically mentioned to “escape out of his hand”, among others), but he will rule the last world dominating empire.

The Bible tells us that some of the nations that exist today will exist when Jesus returns and that the Holy Roman / Ottoman Empires will be revived and be united in the New World Order that the Antichrist will use to rule the world.

Islam is predicted in the Fourth Seal of Revelation.

In Revelation 6:1-8 and Zechariah 6:1-8, we're given a warning of the spirits that will be controlling the world in the last days. The pale/green horse of Revelation and the grisled and bay horses of Zechariah tell us about the spirit of Islam.

Islam's color is green

The green horse of Hell

The green horse of Death

The pale horse went south and Death sat on him and Hell followed him and he was given power to kill with the sword and hunger and the beasts of the world.  The southern hemisphere contains most of the poverty stricken nations.  War, crime, revolution, hunger and beasts of the earth are more prominent in the more backward nations of the third world.  But the word "beast" here is the same word used to describe a "king" in other areas of the Bible, so it very likely refers to the fact that many of the "kings" of the Middle East are killing their own people.  The last 100 years have seen more death than the entire history of man (wars, abortions, etc.)  The passage in Zechariah splits the pale/green horse in two; into the grisled and bay horses.  That makes this prophecy easier to understand in that it has two components: Islam and Death.  A very interesting thing about this horse is that the meaning of the original Greek word is interpreted as “pale” in the King James Bible, but the word chloros (khlo-ros'); also means greenish, or pale green.  This word (chloros) is also used in 3 other places in the Bible: Mark 6:39, Revelation 8:7 and Revelation 9:4.  In all three of these other places it was interpreted correctly as green.  This horse was also given power over the fourth part of the earth.  Since we know these horses are spirits, it is very, very interesting that the color of Islam is green (their flags, etc.), and that there are 1.8 billion Muslims (Islam followers) in the world today.  That’s almost exactly one fourth of the world population.  This horse went south; and 96.5% of the world’s Muslims are in the southern hemisphere, in Africa and Southern Asia.

Islam is south

Hunger is south

Percent of religions world wide

Can Islam be defined as “Death”?  I’ve seen arguments that the terrorists are only the “radicals” and poor Muslims being recruited, but if you look at the history of the men that hijacked the planes on 9/11, they came from middle class and wealthy families.  The attacks that are happening everywhere, the suicide bombings, the masses of Muslims chanting, “Death to Israel, death to America”, are not only the poor and radical, it is the mindset of Islam as a whole.  Look at what happened recently in Palestine.  They knowingly elected a terrorist organization into their government! And, given what we know about Islam and how it will be used by the Antichrist, the term “death” here may be referring to the “second death” of Revelation where those that are not saved come before God on judgment day.  And, given what we know about Islam and how it will be used by the Antichrist, the term "death" here may be referring to the "second death" of Revelation where those that are not saved come before God on judgment day.

For more information on the Green horse (the Four Horsemen of Revelation), see the Four Horsemen of Revelation

What we're waiting for in the near future

The event we're looking for right now, that could happen very soon, is the Confirmation of the Covenant. T he confirmation of the covenant is this: there will be an international agreement to confirm the status of Jerusalem and the permanent borders of Israel. These things are being fought over right now with the Palestinians. The Bible says that the Antichrist will confirm the covenant along with many others for 7 years. This event will be the beginning of the last 7 years of Daniels 490 years. It may be hard to identify the Antichrist at that time because he will be just one of many.

Approximately 8 months (.7 years) after the Confirmation of the Covenant, the Antichrist will begin to take over the world.

The Antichrist and the false prophet will team up around this time.

The Jewish temple will be rebuilt and animal sacrifices will be resumed by the Jews.

Jerusalem will be “surrounded by armies”, which is likely a picture of it being policed by UN and/or other forces to force peace in the Middle East.

In the midst of this last 7 years (three and one half years in), the Antichrist will cause the animal sacrifices being performed in the rebuilt temple to cease, and will cause the “abomination of desolation” by either claiming to be God or acting in the place of God. That is when we will definitely know who he is.

The false prophet will cause the world to worship the Antichrist. This will be made possible by the power given him by the devil himself. He will perform miracles before the world, like pulling fire from the sky.

God's two witnesses will begin their prophecy at this time. They will not be able to be killed for the whole 3.5 years but will be killed at the very end.

The Bible tells us that they (the world) shall say, “peace and safety”. This is the call of the New World Order. The Antichrist will come in the name of peace to take over the world, and the Bible says that the people of the world will be thinking they've finally made it, reveling and partying, proclaiming that mankind has finally done it and brought peace to the world!

The Antichrist will implement what's called the mark of the beast. It will very likely be a RFID type of system. They can put a chip under your skin today and they even have a tattoo ink that is RFID capable, so maybe that will be utilized. What's certain is that this will be forced upon all people and you won't be able to get a job, buy food, go to the doctor, have a bank account, or pretty much have any way to “buy or sell” unless you submit. This will undoubtedly come with some sort of oath or pledge of allegiance to the Antichrist and his government. It may even mean conversion to Islam. This will also be a superhighway straight to hell. Any person who takes the mark of the beast is condemned by God. It will be a horrible time for the people who worship the one true God, Jesus Christ. This is what is termed as the Great Tribulation.

The Antichrist will “cause craft to prosper”. He will “understand dark sentences”. There will very likely be many people who will start to use dark and evil power to perform sorcery and witchcraft.

So, will Islam rule the world?

According to the prophecies of the Bible, I believe it will. If you want more detailed and in-depth information, please go to Prophecy and the Present Day and read about the final Empire that God told us about.

Minggu, 04 Februari 2018

Kepemimpinan berkemajuan


Berbicara tentang kepemimpinan di Indonesia, biasanya kita lantas terjebak pada pembicaraan ‘siapa yang tepat menduduki posisi orang nomor satu”. Berbagai analisis digunakan untuk mencari pribadi-pribadi yang dinilai layak untuk duduk disana. Tatkala nihil tak ada satupun yang dinilai memenuhi syarat seperti yang dikonsepsikan, beralihlah optimisme (jika ada) menjadi pesimisme. Seolah-olah pemimpin harus menghadirkan dirinya dari ‘dunia sana’. Sementara kita tinggal lagi mengidentifikasi orang yang terberkati itu. Bila ternyata yang terberkati itu tidak ditemukan, maka kita akan sabar menunggu sampai ia datang.
   Niteni’, 
demikian istilah orang jawa untuk menyebutkan proses menunggu pemimpin yang dinantikan. Bahkan nama calon pemimpin yang entah siapa dan entah kapan datangnya itu telah pula yakni tentang ‘satrio piningit’, Imam Mahdi, Ratu Erucakra,  dan sebagainya. Keadaan demikian menggambarkan dengan jelas adanya suatu kebutuhan akan pemimpin yang dipercaya bisa membawa masyarakat ke kemakmuran yang diidam-idamkan. Dalam konsepsi kosmologi jawa, kemakmuran itu terkait dengan kesejahteraan batin dimana segala sesuatunya selaras dan harmonis (Magnis-Suseno, 2001). Dalam bahasa populer, kemakmuran diterjemahkan sebagai kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dimana orang tidak kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya dan tidak pula kesusahan untuk meningkatkan taraf hidupnya . Fakta ini sekaligus juga menyiratkan kepada kita bahwa masyarakat sangatlah cerdas untuk merasakan bahwa kondisi buruk yang terjadi tidak lain karena ulah para pemimpin mereka juga. Para pemimpin yang gagal mengemban kewajiban sebagai pemimpin.
B. Herry Priyono dalam tulisannya yang berjudul ‘ Kepemimpinan Republik’menjelaskan dengan lugas beberapa hal yang membuat masyarakat begitu rindu akan seorang pemimpin.
Pertama,kita belum beranjak dari masa kanak-kanak ketika apa yang memikat adalah dongeng tentang orang-orang hebat, mistik ataupun riil. Moralitas kita disangga oleh rasa terpesona pada kegagahan tokoh-tokoh besar. Meminjam bahasa Jung, ini merupakan ketidaksadaran kolektif kita manusia Indonesia.
Kedua, kegemaran itu adalah bagian dari pemujaan pahlawan. Saat kesesakan, kesusahan, dan kerusakan datang, kita telah terkontruksi untuk menunggu adanya seorang pahlawan yang datang untuk membebaskan, persis seperti cerita dalam dongeng-dongeng. Makin akut kesesakan yang terjadi semakin rindu akan hadirnya pemimpin yang menyelamatkan.
Ketiga,gejala itu merupakan cara kita untuk membebankan solusi masalah pada pemimpin. Istilah jawa “pasrah bongkokan’ cukup relevan untuk menggambarkan hal ini.
Keempat, pembicaraan mengenai pemimpin berakar pada truisme bahwa masalah yang kita alami merupakan hasil relasi timbal balik antara tindakan manusia dan struktur sosial. Tidak ada struktur sosial yang tidak melibatkan pelaku/tindakan, sebagaimana juga tidak ada tindakan yang dilakukan di luar struktur tertentu. Kita memang bisa menunjuk tegas siapa yang berkorupsi, akan tetapi mereka semua bertindak dalam struktur sosial dimana semua orang terlibat dalam mekanisme yang korup itu. Artinya tindakan korupsi terstruktur dalam suatu tatanan sosial yang disetujui bersama secara diam-diam, tapi menjadi rahasia umum. Karena masalah masyarakat diakibatkan oleh orang-orang yang nyata ada atau konkret, pemecahannya juga menyangkut koordinasi tindakan. Koordinasi memerlukan koordinator, dan koordinator ini adalah nama lain bagi ‘pemimpin’. Ketika kita menjadi begitu tak berdaya atas budaya korup yang menggila, maka kerinduan akan seorang pemimpin yang mampu mengkoordinasi tindakan dalam pemberantasan korupor sangatlah dirindukan.
Kelima, kontoversi tentang kepemimpinan adalah kombinasi keempat pokok diatas. Apa yang harus dilakukan seorang pemimpin di Indonesia?
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan (Fiedler, 1967). Dalam pengertian Fiedler diatas, terang kepada kita bahwa pemimpin yang berhasil mestilah seseorang yang mampu membangun pola hubungan yang baik dengan followernya, mampu menggunakan wewenang dan pengaruhnya dalam proporsi dan situasi yang tepat untuk membawa followernya bersama-sama bergerak dalam irama langkah teratur menuju tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk Indonesia, para founding fathers telah membuat rumusan yang begitu jelas dan tegas sebagaimana tertuang dalam pembukaan dasar UUD 45 mengenai tujuan dan arah kemana bangsa ini dibawa. Tujuan dan arah itu tidak usang karena tujuan dan arah itu merupakan tujuan universal kemanusiaan. Oleh karena itu sebenarnya sekarang tinggal lagi bagaimana mewujudkannya. Ironisnya, setelah lebih dari setengah abad Indonesia merdeka seolah-olah arah jalan Indonesia semakin menjauh dari koridor yang telah ditetapkan semula, yakni koridor yang menjadi tujuan suatu Indonesia yang merdeka.
Persoalan mendasar bagi Indonesia saat ini adalah perbenturan antara dua sistem ekonomi. Liberalisasi ekonomi atau ekonomi sosialis? Kemenangan tampaknya sedang berpihak pada liberalisasi ekonomi. Akibatnya, segala sesuatu dikomoditaskan. Kebijakan-kebijakan pemerintah menjadi tidak populer di mata rakyat, kalau tidak bisa dibilang kejam. Pencabutan berbagai subsidi dan kenaikan harga berbagai kebutuhan mendasar dilakukan terus menerus. Petani yang merupakan mayoritas di negeri ini terpinggirkan. Bukan terpinggirkan karena mereka tidak memiliki keunggulan, tapi karena secara struktural mereka memang sengaja dipinggirkan demi kepentingan dunia industri yang diyakini lebih cepat membantu kepulihan ekonomi Indonesia. Tidaklah mengherankan bila dari tahun ke tahun kehidupan petani semakin merosot. Tidak pula mengherankan bila tidak akan ada seorang anakpun yang menjawab ‘petani’ jika ditanya cita-citanya kelak. Intinya, kebijakan ekonomi tidak berpihak pada umumnya rakyat. Oleh karena itu, seorang pemimpin Indonesia harus mengarahkan kebijakannya demi rakyat. Ekonomi sosialis harus menjadi pertimbangan. Kita bisa mencontoh Malaysia atau Thailand dalam hal ini.
Persoalan penting lainnya adalah persoalan moralitas yang dianggap paling bertanggung jawab terhadap kondisi Indonesia saat ini. Korupsi, suap, nepotisme telah sampai pada taraf sangat dimaklumi. Masyarakat justru akan mengernyitkan dahi bila diberitakan ada pejabat yang benar-benar bersih. Sembari tentu saja sesudahnya akan bersyukur “syukurlah, masih ada orang yang lurus di negeri ini”. Seorang pemimpin Indonesia haruslah melakukan upaya konkret melakukan perbaikan moralitas.
Permasalahan yang menghadang selanjutnya adalah persoalan ketidakstabilan masyarakat. Masyarakat mudah sekali bergejolak. Mereka sangat rentan tehadap perubahan. Indonesia menyimpan potensi konflik sangat besar. Perbedaan-perbedaan yang seharusnya bisa memperkaya kehidupan berbangsa seringkali justru dimanfaatkan para pemimpin sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan. Akibatnya perbedaan melahirkan pertikaian yang tidak usai-usai. Memanajemen konflik antar anak bangsa, itulah yang harus dilakukan seorang pemimpin Indonesia. Bukan saja setelah terjadinya, tapi terpenting untuk mencegahnya.
Persoalan terakhir menurut saya adalah rendahnya kualitas manusia Indonesia. Hal ini tidak lain disebabkan karena diabaikannya sektor pendidikan selama puluhan tahun. Sekarang Indonesia memakan buah dari kealpaannya. Padahal dalam sejarahnya tidak pernah suatu bangsa akan maju dan berkembang bila mengabaikan pendidikan rakyat. Aristoteles telah menuliskan hal ini ribuan tahun lalu. Tapi tampaknya pemerintah Indonesia melupakan ajaran bijak yang telah terbukti khasiatnya itu. Di masa mendatang, pemimpin yang memperhatikan, perduli dan memprioritaskan pendidikanlah yang akan bisa membawa Indonesia kembali ke jalur yang benar sebagai bangsa yang besar.
Konsep dan Praksis Sosial Pemimpin Indonesi
Sebenarnya terlalu klise membicarakan ciri-ciri pemimpin Indonesia seperti apakah yang bisa membawa bangsa ini ke perubahan yang positif. Akan tetapi tampaknya pemimpin yang transformasional adalah kepemimpinan yang tepat di Indonesia untuk saat ini. Indonesia memerlukan pemimpin yang memiliki intelektualitas dalam arti luas. Tidak hanya mampu memahami semua persoalan dengan baik tetapi juga mampu menangkap berbagai esensi dari persoalan itu dan membuat kebijakan yang tepat. Ia akan berpihak pada intelektualitas yang murni yakni demi kepentingan seluruh rakyat ketimbang demi kemakmuran segolongan orang tertentu saja. Lebih dari itu, ia juga mampu menstimulasi intelektualitas seluruh rakyat untuk menjadi kritis. Dalam terma ini, seorang pemimpin demikian pastilah sangat menekankan pentingnya pendidikan bagi keseluruhan rakyat.
Mengikuti pendapat Bass (1985) seorang pemimpin yang transformasional mestilah juga kharismatik. Ia memiliki integritas kepribadian dan moral yang baik. Pemimpin yang demikian pastilah akan mementingkan upaya penegakan moralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pemberantasan korupsi, suap, dan nepotisme, serta berbagai indisipliner akan mendapatkan perhatian sangat serius.
Seorang pemimpin transformasional adalah yang memiliki individiual consideration yang tinggi. Hal ini merupakan bahasa lain dari kemampuan memanajemen perbedaan. Indonesia sangat memerlukan tipe pemimpin seperti ini karena indonesia sangat plural. Kemampuan memanajemen konflik sangatlah vital. Menurut Chemers dan Ayman (1993) setidaknya ada empat karakter penting dalam kepemimpinan organisasi multikultural, seperti halnya Indonesia, atau institusi dan lembaga yang bekerja di Indonesia, yaitu:
1. Pribadi yang memiliki visi yang luas, yang mengakui dan mendukung perbedaan dalam
komunitas organisasi. Pemimpin seharusnya memiliki rencana jangka panjang termasuk
memperkerjakan karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang budaya pada semua
level organisasi.
2. Memiliki pengetahuan yang luas mengenai dimensi –dimensi diversitas dan memiliki
kesadaran mengenai permasalahan multikultural.
3. Terbuka untuk melakukan perubahan di dalam dirinya
4. Membimbing dan mengarahkan pegawai yang berbeda-beda latar belakang budayanya.
Trimakasih salam dua periode
http://primordialnature.blogspot.co.id/2016/06/kepalsuan-dunia-kita.html?view=mosaic

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...