Jumat, 03 Mei 2019

Sayidan

Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita
tempat biasa ku berbagi rasa
suka duka tinggi bersama
di … di balik ramainya Yogya
* mari sini berkumpul kawan
dansa dansa sambil tertawa
bila kau datang dari selatan
langsung saja menuju Gondomanan
belok kanan sebelum perempatan
teman-teman riang menunggu di sayidan
** di sayidan, di jalanan
oh angkat sekali lagi gelasmu kawan
di sayidan, di jalanan
tuangkan air kedamaian
jangan kau takut pada gelap malam
bulan dan bintang semuanya teman
tembok tua, tikus-tikus liar
iringi langkah kita menembus malam

cerita ini datang bukan dari Shaggydog melainkan dari kawasan dimana band ini kerap meluangkan waktu santainya di sana. Sayidanlah nama tempat itu, sebuah kampung kecil yang terletak di pinggir Kali Code, Djogja. Kalau kamu pengin kesana dan belum tau letak kampung ini, dengarkan saja lirik lagu “Sayidan” dari Shaggydog dijamin anda tak bakal nyasar saat menuju kesana.
Sayidan adalah sebuah kampung kecil yang eksotis. Disana terangkum beragam manusia. Dari mulai Pak ketua RT yang religius tapi juga memiliki sebuah tato di lengannya. Kemudian Mas Dois yang merupakan seorang Doggies (sebutan penggemar Shaggydog) yang kerap menuangkan air kedamaian yg has walau tingkahny kerap kali kocak namun asik . Rumahnya penuh dihiasi oleh atribut keagamaan dan birokrasi negara, dari mulai kitab Torah injil zjabur Alquran dan gambar presiden RI yang pertama sampai dengan sekarang  terpampang rapih di dinding rumahnya.
Sayidan adalah sebuah kawasan yang rukun, meski bisa jadi punya benih-benih untuk munculnya sebuah kerusuhan. Saya percaya bahwa suasana seperti ini sangat sulit terwujud di kota besar, sebut saja Jakarta. Di Sayidan orang-orang bisa kumpul dan nongkrong di pos ronda depan masjid sambil menuangkan “air perdamaian”, coba bayangkan kalau itu terjadi di Jakarta? Mungkin sudah terjadi keributan massal antara yang pakai sorban dan yang bau anggur merah.
Sayidan menjadi spesial bukan karena kerukunan ataupun tetek bengeknya. Yang jadi perhatian adalah karena di kampung ini ada sesuatu yang eksotis tepatnya keadaan yang akan membuat anda bergumam, dan geleng-geleng kepala Enga habis pikir ada ye tempat kaya gini!”. Sebuah ungkapan yang biasanya diikuti dengan garis batas jarak antara anda dan objek tersebut.

Kamis, 02 Mei 2019

Nafsu

Ego Nafsu Nafs, apakah sama dengan kata Nefesh ???

Untuk mengetahuinya tentu harus diselidiki lebih lanjut, tapi kelihatannya sangat berdekatan, karena satu rumpun bahasa Ibrani - Aram dan Kedar (Arab).
Harus dipelajari ETYMOLOGY-nya baru bisa memahami hubungan maknanya secara lebih akurat, tapi sayangnya, bahasa arab adalah bahasa yg paling buruk etymologi-nya jadi agak susah untuk menyelidiki nya.
Mari kita lihat bagaimana pembahasanya:

>Mozza : disitu ada kata 'Soul'.

>Danz Suchamda : Ya, Nefesh HaBehamit kan diterjemahkan jadi : Animal Soul.
Saya juga pernah bahas soal itu dalam kaitannya bagaimana kita keluar dari sisi bawaan hewani kita menjadi seutuhnya Anak Manusia (RUACH).

Lha di Islam dijelaskan secara gamblang dan definitif atau tidak hubungan antara Nafs dan Ruh??? Atau cuman samar2 berbagai macam pendapat saling silang yg membingungkan (itu sejauh pembelajaran saya dulu)??

Lalu muncul istilah Roh Idhlofi....nah apalagi tuh? Dimana letaknya dalam bangunan filosofinya yg utuh?
(beberapa ahli malah menolak sama sekali konsep itu). Lak kacau tow?

Trus penafsiran2 yang mumet itu tidak andil tah dalam konflik2 yg terjadi??? Bisa jelaskan bang??

>Andre Toelle : Sebetulnya dlm kitab Ihya Ulum al-Din, Al Ghazali pernah menjabarkan pengertian nafsu. Tapi pendekatannya cenderung theologis dan tdk banyak memberi wawasan soal management nafsu itu sendiri.

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/at-turas/article/view/188

>Danz Suchamda : Al Ghozali kan pernah diancam dibunuh Khalifah bila tidak mengubah traktat pertamanya?? Tul kan?
Maka dari itu ia mencairkan menyamarkan tulisannya.

Sama seperti Theresa de Avilla dan John the Cross yg diancam Inquisisi Gereja waktu itu. Sama2 menulis (bahkan pengalaman rohani langsung) ttg kondisi No-self.

>Andre Toelle : disitu saya curiga ada kesan pseudo-ulama spt Bukhori yg (disinyalir) dibayar buat bikin kitab Hadits shohih. Saya msh mencari bukti tambahan utk hal ini.

>Danz Suchamda : Jadi coba tanyakan dan renungkan :
Penafsiran rohani itu siapa yang menentukan? Para waskita (mereka yg melihat menembus) atau penguasa????

Apa gak lucu : ideologinya menentang penguasa2 zhalim tapi memeluk ideologi yg diendorse penguasa masa lalu yg zhalim?? Eh???

>Andre Toelle : Btw sarung tangannya Theresa de Avilla itu yg dijadikan model utk infinity stones gauntlet yg dipake Thanos. Itu barusan saya baca. Kebetulan? 🤔

>Danz Suchamda : sederhana kang : suatu yg orisinal itu sulit (kalo tidak dibilang musykil) ditemukan di dalam kondisi antar golongan yg sedang saling berperang mencari legitimasi kekuasaan.

Dan karena tidak mau disadari dan dikoreksi pada masa kini maka imbasnya akan terus berkelanjutan. Simple.

>Andre Toelle : Intermezo:
//Pengantar

Mengapa muncul kecendrungan fatwa yang otoriter? Inilah tren fatwa keagamaan yang sangat mengkhawatirkan dan menyedihkan. Otoritarianisme dalam diskursus hukum Islam kontemporer tersebut bisa berwujud fatwa, pandangan, peraturan atau hukum yang mengatasnamakan syariat Islam; tapi hakikatnya berasal dari “fikih otoriter”.

Tulisan di bawah ini berikhtiar melakukan pembongkaran-pembongkaran terhadap otoritarianisme dalam hukum Islam dengan menggunakan pandangan-pandangan Khaled Abou el Fadl sebagai model-analis. Fokusnya adalah perlu batasan dan pembedaan yang tegas antara “yang otoritatif” dan “yang otoriter”; antara “kewewenangan” yang memang ada dalam hukum Islam namun berbeda dari “kesewenang-wenangan” yang acap kali mengatasnamakan syariat Islam. Untuk anda, selamat membaca.//

https://www.facebook.com/notes/mohamad-guntur-romli/membongkar-otoritarianisme-dalam-hukum-islam/199877905389/

>Danz Suchamda :Dalam makna spiritualnya : manakala makna sejati yg adalah domain Illahi dikalahkan oleh kepentingan ambisi manusia maka hasilnya = ....azab Allah! Hayoo sopo mungkir?
Itulah yg terjadi, dan sedang terjadi.
Piye olehmu : nyekseni po ingkar?

>Yusuf Al Esvaram : Mengingat Al Ghozali, jadi ingat slentingan yang populer dikalangan kaum Sufi awal,

"Hampir saja, Ghazali bernasib sama seperti pendahulunya, Al Hallaj, yg dihukum mati gegara pernyataan-pernyataannya dalam kitab kecil karyanya Kimiya Assa'adah (Alkimia Kebahagiaan) lewat narasi criptik-mitis mengenai "Persaksian-Penembusan / Syahadah," serta "idea bidaat"-nya dalam "Misykatul Anwar" (Enlight Mind) tentang penyejajaran Ghazali atas makna kata "misykah" dalam ayat 35 surah Nur sebagai imbangan diri batin manusia / mind, berlawanan dengan jumhur ulama tafsir (ortodoksi) yg memaknainya sebagai "lubang tak tembus". Itu jugalah alasan, beberapa waktu setelahnya, Ghazali mengarang kitab Ihya' Ulumuddin sebagai rekonsili-apologetika."

NB: Justru di page ini saya pribadi mendapat bukti bahwa "nafs hayawan", -term dari "ulama sufi", adalah saduran lepas bin charlatan-term dari terma Nefes Habehamit milik Torah. Alasan lainnya adalah, istilah nafs baru populer semenjak zaman Makruf Kahrqi Al Naynawi (yg berasal dari Niniveh), kaum sufi generasi awal, kitab2 tawarikh hanya menyebutnya sebagai "muslim muallaf dari Ahli Kitab Syam" (cornversi dari kaum Yahudi Babli).

>Danz Suchamda : Latar belakang ini perlu dicamkan. Itulah mengapa ada beberapa kesamaan mencolok dalam persoalan :
- diakuinya Maria (Maryam ibunya Tuhan yg menjelma jadi manusia, dll yg tidak ada di Taurat bahkan bertentangan sama sekali dengan konsep Adonai Echad)
- iman diutamakan (pembalikan esensi Taurat oleh Paulus)
- konsep surga-neraka (yg tiada di Judaism)
- penghilangan konsep reinkarnasi (yg ada di Judaism)

Bisa disaksikan tangan-tangan Romawi merambah kemana-mana.
Coba dipijat2kan di kepala, supaya banyak buihnya sebelum diguyur dengan air bersih. :v

https://www.facebook.com/suchamda/photos/a.379551695549166/1262458827258444/

Rahayu!

Senin, 11 Maret 2019

Mahalnya biyaya Pasport TKI


Paspor adalah salah satu dokumen yang sangat penting untuk bepergian ke luar negeri, maka sangat diwajibkan bagi warga negara untuk memiliki paspor sebelum pergi ke luar negeri. Namun untuk membuat sebuah paspor memang harus berkorban waktu dan uang. 
Betapa kagetnya saat ngobrol sesama BMI katanya betapa ribet dan Mahalnya biyaya pembuatan pasport, sampai jutaan gitu. . . 
Ada yg  2,5jt ada yg 1,5jt bahkan ada yang 3jt itu semua mereka trima beres dan segala sesuatunya di lakukan sama calo' bahasa kerennya biro jasa . Mendengar itu terasa miris deh. . . 
Calon TKI/BMI kan kebanyakan orang susah yaa. . . kasihan kan
Padahal pemerintah sudah mewacanakan selogan pelayanan publik satu pintu. 

Buat sobat bakul getuk rekan BMI yang mau buat pasport ini ada  list masa berlaku dan biaya pembuatan terbaru  menurut informasi yang kami dapatkan 

Masa Berlaku :
1. Masa berlaku sebuah Paspor paling lama yaitu dari 3 sampai 5 (lima) dari tahun sejak tanggal diterbitkan.
 2. Masa berlaku Paspor biasa yang diterbitkan bagi anak berkewarganegaraan ganda tidak boleh melebihi batas usia anak tersebut untuk menyatakan memilih kewarganegaraannnya. 
3. Batas usia anak sebagaimana dimaksud pada point 2 ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Apalagi sekarang untuk pendafatarannya pun sudah dapat dilakukan secara online, ini bertujuan untuk menghindari para calo.
Paspor hanya bisa diperpanjang apabila waktunya kurang menyisakan kurang dari 6 bulan sebelum masa berlakunya habis.
Persiapkan biaya untuk paspor baru. 
Untuk e-paspor biayanya Rp. 655.000,- sementara untuk paspor biasa Rp. 355.000,-Untuk dokumen tambahan pembuatannya adalah Akta Asli beserta fotokopinya, KTP asli beserta fotokopinya, kartu keluarga asli beserta fotokopinya, paspor lama aslinya dan fotokopi halaman depan dan belakang dan yang terakhir jangan lupa bawa pulpen hitam.
Untuk semua fotokopi diatas harus tetap berukuran A4 tidak boleh dipotong sesuai bentuk. Apabila Akta lahir ada yang hilang ataupun sebagainya bisa digantikan ijazah baik itu SD/SMP/SMA. Ini hanya berlaku pada ijazah SD/SMP/SMA saja sedangkan untuk ijazah kuliah tidak dapat digunakan karena tidak mencantumkan nama orang tua.
Sekarang tinggal memilih membuat paspor secara online atau manual?

Untuk Ditjen Imigrasi diharapkan mampu melakukan pembinaan SDM dan memberikan sanksi tegas terhadap pejabat dan petugas yang melakukan tindakan penyimpangan pelayanan publik sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 
Untuk pelayanan yang lebih baik lagi. 
Semoga bermanfaat
Trimakasih 

Rabu, 06 Maret 2019

Pertimbangan keluar dari komunitas



Ketika memutuskan bergabung dengan sebuah komunitas, tentu kita sudah menyadari bahwa akan berada ditengah-tengah berbagai karakter manusia. Ada yang karakternya cocok dengan kita, tidak sedikit yang bertolak belakang.
Bertahan dalam sebuah komunitas, tentu ada alasan tertentu bagi setiap orang. Ada yang merasa bahwa dalam komunitas tersebut sesuai dengan yang diinginkan, bisa saling berbagi ilmu, rasa empati yang tinggi antar sesama anggota, bahkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Hal ini bisa terjadi dalam sebuah komunitas secara
offline maupun online .
Komunitas yang dibuat secara offline memungkinkan bagi semua anggota untuk mengadakan pertemuan secara rutin dan bisa bertemu muka, sedangkan komunitas yang dibuat secara online , meskipun kecil kemungkinan, bisa saja terjadi pertemuan secara nyata. Semua tergantung dari kesepakatan antar anggota bila ingin mengadakan perjumpaan, atau istilah yang biasa digunakan yaitu kopi darat (kopdar).
Banyak media yang bisa digunakan saat membentuk sebuah komunitas secara online, misalnya melalui whatsapp, line, ataupun telegram. Melalui obrolan-obrolan secara online (chat) melalui media tersebut, maka akan terjadi interaksi antar anggota. Ditengah perjalanan selama menjadi bagian dari komunitas, tidak jarang ada beberapa hal yang membuat ketidaknyamanan, sehingga membuat salah satu atau beberapa anggota memutuskan untuk keluar dari komunitas atau grup.
Ada beberapa alasan bagi seseorang saat memutuskan untuk tidak lagi bergabung dalam suatu komunitas, misalnya :

• Tidak bisa membagi waktu dengan baik
Bergabung dalam suatu komunitas atau grup secara online, tentu membuat kita berurusan dengan segala hal didalamnya. Terkadang urusan di dunia maya ini, banyak menyita waktu, bahkan mengganggu urusan di dunia nyata. Bila ada tanda-tanda bahwa kita tidak bisa membagi waktu dengan baik, sebaiknya memang keluar saja dari grup atau komunitas.

• Obrolan kurang bermanfaat
Terkadang obrolan dalam grup secara online membuat kita merasa tidak nyaman, karena bahan yang diobrolkan sudah ‘keluar’ dari jalur dan tujuan grup diadakan. Istilahnya, terlalu banyak out of topic (oot) yang terjadi bahkan tidak ada topik yang dibahas /di diskusikan.

• Kurang komunikatif
Sebuah grup atau komunitas yang baik, tentu ada interaksi yang baik antar sesama anggota. Namun bila komunikasi berjalan tidak lancar, hanya beberapa orang saja yang aktif, sedangkan yang lain hanya sebagai silent reader , tentu saja hal ini akan membosankan untuk berbagai pihak.

• Kurang adanya toleransi
Toleransi tidak hanya diperlukan di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Obrolan yang tidak perlu, hingga terjadi hampir 24 jam penuh, yang isinya hanya itu - itu saja.
Jadi kurang ngeeh.....

Berkomunitas memang hak bagi setiap orang. Namun bila keberadaannya sudah tidak sesuai dengan tujuan awal dan membuat seseorang tidak lagi merasa nyaman, tidak lagi merasa mendapat ilmu dan manfaat, maka bila ada anggota yang memilih untuk mundur dan keluar, hal ini juga tidak bisa disalahkan.
Sebaiknya kita bisa bersikap lebih bijak dalam memilih sebuah komunitas, yang bertujuan untuk memperoleh kebaikan, sehingga segala hal yang didapat didalamnya bisa bermanfaat.
Sekian thanks

Jumat, 22 Februari 2019

Suka duka menjadi BMI


Sebagai buruh migran indonesia yang berada di luar negeri, saya ingin mengulas kisah suka duka bekerja di luar negeri. Kalau ditanya, banyak sukanya atau dukanya, saya akan jawab banyak sukanya.
Istilah Buruh Migran Indonesia (BMI) lebih dulu dikenal dengan nama TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Pak Presiden Jokowi mengubahnya menjadi istilah BMI.
BMI tersebar di seluruh dunia. Mulai dari tetangga terdekat kita Brunei darussalam, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, China, Jepang, Middle East (hampir di semua negara membentang dari Irak hingga Maroko), Nigeria, Eropa, dan Amerika. Profesinya pun bermacam-macam, ada yang menjadi pembantu rumah tangga, pekerja professional di oil company , FMCG company ,
trader export-import , dll.
Mejadi BMI bukan perkara mudah. Selalu ada suka duka selama tinggal di luar negeri. Diantaranya:
A. Jauh dari keluarga. Bagi yang sudah memiliki anak dan istri, tinggal jauh dari mereka tentu saja sebuah siksaan kuat  menahan rindu. Kalau tinggal di kota, kita masih bisa berkomunikasi via Skype, WhatsApp, Line, atau Voip, dengan keluarga. Namun kalau lokasi kerjanya di tengah lautan, atau di tengah padang pasir, tentu saja harus menunggu sekian hari supaya bisa kembali ke daerah yang terjangkau sinyal kemudian menghubungi mereka. Dan inilah yang sering jadi alasan utama orang selingkuh. Jauh dari keluarga, kebutuhan biologis tidak tersalurkan, akhirnya selingkuh. Saya akan membahasnya di tulisan yang lain mengenai hal ini.
B. Kesulitan komunikasi dengan rekan kerja atau penduduk setempat. Perbedaan bahasa tentu saja memberikan peluang terjadinya kesalahan atau miskomunikasi. Masalah sepele namun karena kita tidak bisa menjelaskannya secara gamblang, maka seringkali membuat hubungan antar rekan kerja menjadi buruk.
C. Ngiler masakan Indonesia. Tentu saja ini yang sulit terobati. Kadang kita kangen pecel, gudeg, rendang, soto namun tidak tersedia. Sebenarnya hal ini kita bisa akali dengan cara membawa bumbu instant dari Indonesia ketika pulang kampong.
Tinggal di luar negeri memberikan para BMI peluang untuk mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik dan tangguh.
1. Peluang belajar Bahasa tertentu seperti di Taiwan belajar Bahasa Mandarin, yang di Jepang belajar Bahasa Jepang, dan sebagainya. Selain bahasa setempat sangat dianjurkan untuk belajar bahasa internasional. Mengapa perlu? Begitu kita tinggal di luar negeri biasanya cakrawala akan sebuah peluang kerja di tingkat internasional akan terbuka lebar dan mampu melihat peluang-peluang kerja apa saja yang ada di sekitarnya.
2. Peluang usaha. Dengan menjadi BMI otak kita akan berputar bagaimana supaya uang yang kita peroleh ini utuh, dan kalau bisa bertambah. Buat apa kerja jauh-jauh kalau tidak ada nilai lebih yang bisa kita berikan untuk keluarga di rumah. Sebagai contoh, teman-teman saya di sini ada yang membuka usaha jualan gorengan, jualan bakso, jualan rokok, jualan tempe, dsb,  ada juga yang jualan produk fashion loh...
3. Peluang mencari jodoh. Tidak sedikit kenalan saya yang akhirnya menemukan jodohnya di tanah rantau. Kebanyakan mereka saling jatuh cinta sesama BMI
4. Peluang menjalin relasi. Peluang yang  ini masih jarang gali. Saya memiliki banyak teman dari Maroko, Egypt, Serbia, India, Saudi Arabia, dll. Saya masih sering mengontak mereka minimal sebulan sekali, via Facebook, WhatsApp, atau email, just say
Hello dan tanya kabar keluarga mereka. Ada satu dua orang yang menjawab dan rajin menjaga kontak, namun ada juga yang tidak menjawab. Saya anggap ini adalah sebuah investasi untuk sebuah bisnis online dan sekaligu memperkenalkan produk indonesia kepada mereka. Just make a friend . Because I believe, Allah will give us rizqi if we keep silaturahimi. Iya kan Brow....

Mau... menjadi  BMI agar kehidupan sosial ekonomi kamu lebih baik lagi?
Jangan lupa pahami kenali permasalahan BMI yang sangat kompleks. Tak hanya terjadi di negara penempatan, banyak sumber masalah justru berasal dari dalam negeri. Dalam aspek perlindungan, peran negara atau pemerintah adalah pihak yang mempunyai kewajiban untuk melindungi warga negaranya, tak terkecuali buruh migran. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan jika praktik masih sangat jauh dari harapan ideal.
Selama ini, kurangnya koordinasi yang baik antar kementerian/lembaga pemerintah adalah salah satu sebab perlindungan komprehensif terhadap buruh migran sulit diwujudkan. Dugaan sementara ialah ego sektoral dan terjadinya overlapping kewenangan. Situasi tersebut mengakibatkan praktik saling lempar tanggung jawab antar kementerian/lembaga pada saat buruh migran tertimpa masalah. Praktik tersebut merupakan sebuah kebodohan yang harus segera dihentikan.
Dalam hal kebijakan, tidak sejalannya eksekutif dan legislatif dalam penyusunan sebuah undang-undang tentang buruh migran adalah bukti tidak adanya niat baik dari para pemangku kebijakan untuk memperbaiki tata kelola penempatan dan perlindungan TKI. Kerjasama semua pihak tentu sangat diperlukan agar permasalahan dapat terselesaikan. Setidaknya ada upaya maksimal agar permasalahan buruh migran dapat berkurang.
Selain pemerintah sebagai regulator dan pihak swasta yang selama ini diberikan mandat oleh UU dalam hal penempatan, keberadaan organisasi buruh migran mempunyai peran cukup signifikan dalam aspek perlindungan, baik itu di dalam negeri maupun di luar negeri. Dalam situasi seperti ini, keberadaan organisasi buruh migran mempunyai andil yang sangat penting. Tak hanya sekedar advokasi yang bersifat kasuistik, tetapi organisasi diharapkan mampu menjadi pengontrol kebijakan pemerintah dalam penempatan dan perlindungan terhadap buruh migran.
Berbagai upaya telah dilakukan organisasi buruh migran, termasuk dengan memaksimalkan media baik
offline maupun online . Upaya tersebut merupakan salah satu bagian penting untuk mewujudkan perlindungan sebagaimana yang diharapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, kerjasama antara organisasi Buruh Migran yang berada di dalam dan di luar negeri diperlukan oleh semua pihak.
Organisasi Buruh Migran di dalam negeri harus berkoordinasi dan bersinergi dengan organisasi Buruh Migran di luar negeri agar isu yang diperjuangkan sesuai dengan kondisi buruh migran di negara penempatan. Tanpa adanya kerjasama yang baik, organisasi buruh migran di dalam negeri tidak akan pernah tahu keadaan dan permasalahan yang sebenarnya dialami oleh buruh migran di negara penempatan.
Jika organisasi buruh migran di dalam negeri asyik memainkan isu yang hanya untuk kepentingan tertentu, apalagi untuk kepentingan politik yang menjijikkan, maka perjuangan mengentas kaum buruh migran yang tertindas hanya sebuah fatamorgana. Alih-alih ingin menjadikan buruh migran sebagai kelompok cerdas, hal itu hanya akan ada di dalam angan dan cita-cita tak lebih hanya sebuah jargon semata.
Sebaliknya, organisasi buruh migran di luar negeri, termasuk komunitas-komunitas sosial yang telah dikenal oleh buruh migran dan perwakilan pemerintah di negara penempatan, juga harus menjalin komunikasi dengan organisasi buruh migran di dalam negeri. Tanpa adanya jalinan komunikasi dan jaringan yang baik, organisasi buruh migran di luar negeri tidak akan mampu berbuat apa-apa jika ternyata permasalahan yang dialami buruh migran merupakan bagian dari rangkaian proses di dalam Negeri sekian semoga bermanfaat

Minggu, 20 Januari 2019

Mendidik Anak





Apabila dilihat lebih dalam, sebenarnya perilaku anak sangat bergantung pada perkembangan fisik, emosional, usia, dan juga kepribadiannya. Tetapi yang sering terjadi justru perilaku anak dianggap bermasalah ketika tidak sesuai dengan harapan orangtua.
Hampir 90 persen orangtua mengaku pernah memberikan hukuman fisik pada anaknya, padahal hukuman fisik ini akan memiliki dampak membahayakan ketika anak tumbuh dewasa nanti. Tahukah anda, bahwa kekerasan fisik pada anak dapat menyebabkan keseimbangan emosi anak terganggu?
Mungkin ada orangtua yang berpikir, dengan memberikan hukuman fisik yang cukup keras akan dapat menghentikan kenakalan anaknya. Tetapi celakanya cara itu justru dapat menimbulkan masalah lain lagi. Sebab meskipun anak hanya sesekali dipukul, hal itu tetap dapat menyebabkan anak menjadi tidak percaya diri dan mudah stres.
Pertanyaannya, bisakah kita mencetak anak-anak hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut dalam diri mereka? Mungkin kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman, seperti gesper, rotan pemukul, dan seterusnya. Tetapi bukan berarti cara seperti itu perlu kita wariskan kepada anak cucu kita. Jaman telah berubah!
Hukuman untuk anak kerap menjadi pertanyaan bagi banyak orangtua. Beberapa memilih untuk memberi hukuman, sedangkan yang lain memilih untuk membiarkan kesalahan anak. Seringkali hukuman yang bersifat mengancam atau menimbulkan rasa takut tidak mempan pada anak. Mereka justru akan bereaksi negatif dan tidak memperbaiki perilaku.
Dalam banyak kasus, biasanya orangtua memberikan hukuman sebagai reaksi atas perbuatan yang dilakukan oleh anak. Bentuk hukuman ini seringkali adalah apa yang terlintas di benak orangtua saat itu. Setelah memberi hukuman, orangtua beranggapan bahwa hal itu akan membuat anak mereka jera, dan tidak akan mengulanginya lagi. Apakah cara memberikan hukuman seperti ini efektif?
Saat anak melakukan kesalahan, janganlah bereaksi secara berlebihan. Setiap kali anda hendak menghukum anak, cobalah untuk memahami dulu masalah yang dibuatnya, dan kemudian jelaskan dampak dari perbuatannya itu.
Apa yang sebenarnya kita harapkan saat memberi hukuman kepada anak? Pernahkah kita berpikir sejenak, apabila hukuman yang kita berikan itu bisa mencapai tujuan yang kita harapkan? Apakah kita hanya ingin menghukum agar mereka menyesal, atau ada makna lain yang ingin kita sampaikan melalui hukuman tersebut?
Apabila anda berada dalam situasi yang harus memberikan hukuman, sebaiknya lakukanlah dengan cinta, bukan dengan kekerasan atau hukuman fisik.
Ada tiga cara yang lebih efektif untuk menghukum anak, tanpa harus menyakiti anak, yaitu:
1. Berikan anak waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya, tahap ini disebut refleksi diri, kemudian ajaklah anak mengobrol dan tanyakan mengapa dia berulah.
2. Berikan anak tugas atau pekerjaan tambahan di rumah, agar mereka belajar untuk memenuhi tanggung jawab yang telah mereka sanggupi sebelumnya.
3. Larang anak melakukan kegiatan kesukaannya untuk sementara waktu, seperti dilarang bermain video game atau menonton televisi selama satu minggu. Dan jangan lupa untuk membahas mengapa ia melanggar aturan dan bagaimana seharusnya ia bersikap.
Meskipun demikian, tidak berarti semua cara diatas dapat diterapkan pada anak di segala usia. Ketika anak berbeda usia, maka akan berbeda pula cara menghukumnya, dan berbeda pula efektivitas serta dampaknya.
Bentuk hukuman sebaiknya disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, untuk anak yang masih berusia dibawah 5 tahun sebaiknya diberikan hukuman dengan cara memberi waktu sendiri. Sedangkan untuk anak yang berusia diatas 5 tahun sebaiknya diberikan hukuman berupa tambahan tugas rumah, atau mencabut haknya untuk melakukan aktifitas kesukaannya sementara waktu.
Metode hukuman yang paling tepat adalah metode yang membantu anak untuk mempelajari aturan-aturan yang ada di sekitarnya. Aturan ini akan membantu anak untuk memahami apa yang seharusnya mereka lakukan dan apa yang tidak boleh mereka lakukan.
Sebelum menerapkan aturan ini, sebaiknya diskusikan terlebih dahulu dengan anak. Buat negosiasi yang baik tentang pengaturan kegiatan sehari-hari anak, seperti waktu bermain, pekerjaan rumah yang harus dilakukan, dan sebagainya. Dengan dibuatnya aturan bersama ini anak diharapkan bisa memperbaiki perilaku salahnya di kemudian hari.
Satu lagi yang perlu kita ingat adalah, jangan memberi hukuman anak pada saat kita marah. Karena tujuan dari hukuman itu untuk mengajari anak agar berperilaku lebih baik lagi di kemudian hari, bukan untuk impas. Memang terkadang perilaku anak dapat membuat kita hilang kesabaran, namun itu bukanlah alasan yang tepat untuk menjatuhkan hukuman.
Karena tujuan dari memberikan hukuman itu adalah mengajarkan anak untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan mengubah perilaku buruknya. Hukuman akan bermanfaat dan sangat efektif jika ditetapkan atau disepakati bersama sebelumnya. Hukuman ini tidak akan berjalan dengan baik jika berupa reaksi yang impulsif.
Komunikasi yang empati, penuh kasih sayang, dan tetap tegas dapat membantu anak memahami kesalahan yang ia lakukan. Biarkan anak mendapatkan pengalaman dari kesalahannya, agar berikutnya mereka bisa lebih bertanggung jawab.
Semoga bermanfaat.

Jumat, 04 Januari 2019

Teman yang sukses inspirasi mu

     Halo... apa kabar sobat bakul getuk?
Selamat tahun baru 2019 semoga di tahun ini menjadi lebih baik amiin...
  Memasuki tahun baru tentunya akan banyak teman-teman baru, betul kan... Ngomongin teman atau kawan jadi ingat pepatah : karakter dan pola fikir seseorang bisa kita lihat dari siapa temannya. Betul enga siiihh....
  Bila kita berteman (misal) dengan pemabuk, pemalas, pengangguran tukang palak, geng motor dan orang-orang yang memiliki karakter buruk lainnya, tentu cara dan pola fikir mereka akan ikut mempengaruhi kita.
Karena saya sendiri pada saat masih remaja (tahun 90-an) juga pernah bergaul dan berteman dengan berbagai macam karakter.
Termasuk bergaul dengan anak-anak geng dengan kegiatan meminum minuman keras, memalak serta memeras orang lain itu sudah menjadi hal biasa.
Dulu istilahnya, ngompass atau malak mencegat anak sekolah di suatu tempat tertentu dan meminta uangnya secara paksa. Biasanya alat gertaknya adalah bau mulut dengan aroma has Alkohol yang sangat menyeruak.
Pergaulan kurang baik itu terus berlanjut hingga ditahun 1998. kebandelan saya makin menjadi-jadi. Ketika itu 'ritual' rutin bareng teman-teman (anak geng dan tongkrongan) adalah minum-minuman ginseng oplosan kopyah mereng kapteeeeen hehehe.....
Masa-masa 'tersesat' itu terus berlangsung hingga akhir saya mulai berfikir,,,,,,,, :
"Sampai kapan gw mesti terus kayak begini nih?
"Kayaknya gw harus berani mengambil sikap dan memutuskan meninggalkan semuanya".
"Bapak ibu gw bukan orang kaya, adik-adik gue banyak dan masih kecil-kecil!
"Sedangkan gw anak tertua dan pastinya jadi tumpuan mereka."
"Gw harus mulai berhijrah!"
Maka sejak saat itulah saya mulai pergi merantau
Ketika di awal-awal memulai usaha di kota S ini bisa dikatakan saya masih 'katrok' banget. hehe....
Kenapa saya katakan katrok ?
Karena ketika baru tiba di sana itu, saya ibarat seperti orang rumahan yang baru turun ke lapangan. Tidak pintar ngomong, tidak bisa spekulasi, apalagi buat main intrik, wuiih jauh!
Sedangkan disitu itu banyak sekali intrik-intrik yang terjadi diantara perantauan Main 'sikut sikutan' dan 'menggeser' lapak orang lain, itu sudah menjadi hal biasa.
Kalau kita tidak cerdik dan tidak bisa bermain intrik, maka siap-siap saja 'dimakan.
Nah, dari sanalah saya mulai belajar dan memikirkan bagaimana cara beradaptasi.
Akhirnya saya temukan cara yang paling jitu, yaitu berusaha mendekati orang yang dianggap paling berpengaruh. Nah.... jika orang paling berpengaruh di suatu wilayah telah dekat dengan kita, tentu segala urusan cenderung menjadi lebih mudah bukan?
Selain mendapat perlindungan, saya juga banyak belajar teknik berdagang. Dialah salah satu guru saya di awal merintis karir, katanya"Jika kita ingin maju, maka prioritaskanlah mencari teman dekat yang lebih sukses dan lebih berilmu daripada kita.
Kenapa kita harus memprioritaskan mencari teman yang telah lebih sukses dari kita?
Ya logikanya kalau kita mencari teman dekat yang keilmuannya tidak lebih baik dari kita, lantas kira-kira ilmu apakah yang akan kita dapatkan darinya?

Oh iya,,,,
Ada satu hal penting : mohon teman-teman jangan salah kaprah ya, dalam hal ini bukan berarti saya melarang kita bergaul.
Kita boleh berteman dengan siapa saja asalkan dia baik dan dapat bermanfaat.
Nah yang saya maksud dalam artikel ini adalah mencari teman yang lebih di prioritaskan (teman dekat).
Yaitu teman-teman yang telah sukses dan mempunyai keilmuan yang mumpuni di bidangnya. Sehingga kita bisa belajar, berguru dan menimba ilmu dari mereka.
Sepanjang karir, saya telah belasan kali berganti bidang usaha dan pekerjaan
Dan teman sekaligus guru saya cukup banyak.
Diantara guru saya adalah :
- Ayah saya sendiri : yang mengajarkan saya ilmu bertani
- Ibu saya sendiri : yang mengajarkan saya kelembutan
- Agus alam Jaya di pudakpagung : ini mentor sekaligus 'beking' saya mengajari ku nyupir Buus.
- Triono :Ini sahabat karib saya  berdagang dipasar malam, Peterongan dia pula yang mengajarkan saya teknik berdagang selama dipasar malam.
- Pak Untung dan Saam keduanya guru saya yang mengajarkan cara menjadi temerr di Banyumanik
- Pak Basuki sungai pulai : ini yang mengajarkan saya ilmu bengkel ban sampai bongkar pasang segala jenis mesin kendaraan besar maupun kecil
Sampai sekarang ilmu yang saya dapatkan itu tidak pernah hilang. Kalau ada diantara teman-teman yang bermasalah dengan ban kendaraan ana masih bisa koo di hubungi
Itulah beberapa guru/mentor saya.
Oh iya hampir lupa, Kurniawan Agus nozomi Tamanwinangun : ini sahabat karib sekaligus guru /mentor saya yang sangat rajin dan baik hati mengajari ku ilmu Retail dan cara sukses berbisnis dengan modal kecil  yang sukses dan alhamdulillah sekarang sedang berjalan menuju sukses
Saya tidak bergurau lho teman-teman,,, saya serius.
Nah, bagaimana dengan sekarang?
Apakah saya masih terus mencari teman-teman yang berilmu lainnya?
Sehingga saya bisa berguru pada mereka? Oh tentunya sudah pasti!
Beberapa teman sekaligus guru saya berikutnya yang selalu menginspirasi saya yaitu om Faisal adlan, owner dari sebuah toko online. Om ical ini termasuk expert dibidangnya, telah mengelola toko onlinenya kurang lebih selama 10 tahun.
Yang membuat saya tertarik dengan dia adalah sistem kerjanya yang sangat rapi dan terorganisir. Dia cerdas memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mendukung oprasional usahanya.
Saya juga tidak pernah memilih-milih teman atau guru.
Biarpun dia lebih muda tapi jika punya keahlian khusus yang bisa saya pelajari darinya, maka saya tidak segan-segan untuk belajar kepadanya
Dan sejak awal tahun 2017, saya mulai belajar dunia blogging!
Dan selama nafas masih berhembus, pencarian ilmu-ilmu baru tidak akan pernah berhenti!
Saya terus menggali ilmu di bidang blogging ini kepada teman-teman yang sudah senior di dunia publisher seperti mas sugeng, mas gani, om maxmanroe, mbak indri juragan cipir, om dharmawan panduanIM, om nino artikel, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari merekalah saya banyak belajar dan menimba ilmu.
Walaupun masih baru di dunia blogging ini akan saya tekuni lho teman-teman.
Karena blogging ini bisa menjadi investasi yang bagus dimasa depan.
Walaupun artikelnya pas-pasan bahkan terlihat dipaksakan dan hasilnya kadang berantakan tetap semangat untuk terus belajar, suatu saat nanti kalau mood sudah bagus dan ide-ide brilian telah datang maka jari jemari saya mulai menari lagi diatas tuts-tuts keyboard.
Dan jangan pernah berhenti mencari ilmu hingga ajal menjemput kita. Orang yang paling bermanfaat adalah orang-orang yang berilmu, dan ilmunya itu bisa berguna bagi orang lain.
Jika ada orang yang lebih berilmu dari kita, maka jangan segan belajar kepadanya. Dan jika ada orang lain yang lebih awam dari kita, janganlah pelit memberikan dan mengajarkan ilmu kepadanya
Memiliki teman yang sukses dan berilmu itu akan cenderung membawa kita ke arah kemajuan!
Percayalah!
Kenapa?
Karena mereka pasti akan membawa aura yang positif, yaitu membuat kita selalu terinspirasi dan ingin mengikuti jejak mereka! Betul apa betul?? hehe...
Simple kan?
Semoga sukses selalu untuk teman-teman semuanya.
Salam.

PREPEGAN

– Apa yang ada dibenak anda ketika mendengar kata Prepegan ? Masyarakat Desa kebumen tentu tidak asing lagi mendengar kata Prepe...